Tuesday, November 17, 2020

STANDAR BAIK DAN BURUK BERDASARKAN AJARAN AKHLAK, MORAL DAN ETIKA.

 Baizatun Nafis

BAB II

 

PENJELASAN

          

1.      Pengertian akhlak, moral, dan etika

 

·         Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya suatu sifat.

 

Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.

 

Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk

 

 

·         Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Jika dibandingkan dengan moral, maka etika lebih bersifat teoritis sedangkan moral bersifat praktis. Moral bersifat lokal atau khusus dan etika bersifat umum.

 

Etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh

2

 

manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia,

terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan

 sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.

 

 

Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

 

Dengan cirri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan para filosof barat mengenai perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berfikir. Dengan demikian etika sifatnya humanistis dan antroposentris yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasulkan oleh akal manusia.

 

·         Akhlak  berasal dari kata “khuluq” yang artinya perang atau tabiat. Dan dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dapat di definisikan bahwa akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah, spontan tanpa di pikirkan dan di renungkan lagi. Dengan demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil, rendah hati, pemurah, santun dan sebagainya. Sebaliknya apabila buruk disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah. Misalnya kikir, zalim, dengki, iri hati, dusta dan sebagainya. Baik dan buruk akhlak didasarkan kepada sumber nilai, yaitu Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

 

Akhlak ada tiga pembagian yaitu akhlak kepada Allah, sesama manusia, dan.                                                                                                                                       Lingkungan.

1. Akhlak kepada Allah

a).Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk             menyembahnya, sesuai dengan perintah-perintah nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukan kepada perintah Allah.                        

 

b).Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi si dan

 

3

kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berdzikir kepada

Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.

 

c). Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan kan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.

     Kekuatan doa dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena mampu menembus kekuatan akal manusia.Oleh karena itu berusaha dan berdoa merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam aktivitas hidup setiap muslim. Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong; suatu perilaku tidak disukai Allah.

 

d). Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

e).Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati dihadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina dihadapan Allah Yang Maha kuasa, Oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

 

2.Akhlak sesama manusia

                               a). Akhlak kepada diri sendiri.

·         Sabar, yaitu perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.

·         Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan an-nu'man Allah sesuai dengan aturannya.

 

 

·         Tawadhuk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kayak, atau miskin. Sikap tawadhu melahirkan ketenangan jiwa, menjauhi diri sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak mau menyenangkan orang lain.

4

                     

                       b).Akhlak kepada ibu bapak

    Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk bentuk perbuatan antara lain: menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintahnya, meringankan beban serta menyantui mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

                       

                          c). Akhlak kepada keluarga

    akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi.

   

     komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua dan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Dengan demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang tua pada anak Oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dan komunikasi semua pihak dalam keluarga.

 

    Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin, keakraban, dan keterbukaan di antara anggota keluarga dan menghapus kesenjangan di antara mereka. dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap tetapi betul-betul menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya. melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa selanjutnya.

 

 

 

 

3.Akhlak kepada lingkungan

        Misi agama Islam adalah mengembangkan Rahmat bukan hanya pada manusia  tetapi juga kepada alam dan lingkungan hidup. Puisi tersebut tidak terlepas dari tujuan.

 

5

 

2.Perbedaan akhlak, moral, dan etika.

 

1.       Akhlak : standar perenentuan Al-Qur’an dan Al-Hadits

2.      Moral : besifat lokal/khusus

3.      Etika : lebih bersifat teoritis/umum

 

       perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan atau standar ukuran baik atau buruk yang digunakan. Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan al-quran dan Sunnah Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat istiadat atau kesepakatan yang dibuat oleh suatu masyarakat menganggap satu perbuatan itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu.

 

         Dengan demikian standar nilai moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat universal dan Abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakan nya: “ aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.” (Hadits riwayat Ahmad).

 

          secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak baik pada dasarnya adalah akumulasi dari aqiqah dan syariah yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila aqiqah telah mendorong pelaksanaan syariat yang akan lahir akhlak yang terpuji, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syariat Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqiqah.

 

 

3.Proses terbentuknya akhlak dalam Islam.

2              Reinforcement

 

Reinforcement merupakan penguatan yang diberikan terhadap perilaku manusia. Reinforcement dibedakan menjadi 2, yaitu reinforcement positif dan reinforcement negative. Ketika dalam berperilaku manusia mendapatkan reinforcement positif, maka ia akan merasakan kenikmatan, kenyamanan dalam perilakunya. Sehingga  perilaku tersebut akan selalu diulang – ulang, dan akan menjadi sebuah akhlak. Misalkan, anak yang hidup di keluarga yang sangat sayang kepada anaknya, anak tersebut ketika habis makan, piringnya dicucikan pembantu, makan diambilkan, orang tua membiarkan anaknya berperilaku seperti itu bahkan semakin disayang. Hal ini merupakan reinforcement positif, yang membuat ia merasakan kenyamanan dan kenikmatan, sehingga ia akan sering melakukan perilaku tersebut, ia menjadi

6

terkondisikan untuk dimanja, sehingga ia akan memiliki kepribadian anak yang manja. Tetapi saat ia berperilaku manja dengan tidak mencuci piring setelah makan, dan orang tuanya memarahi dia bahkan memukul. Ia akan menjadi jera dan tidak akan mengulangi perbuatannya tersebut, hal inilah yang disebut reinforcement negative.    

 

Dalam Islam, reinforcement positif ini bisa berbentuk penghargaan atau pujian, pahala, masuk surga yang membuat orang akan ketagihan untuk berperilaku baik,

sehingga membentuk kepribadian yang baik. Sebaliknya, hinaan, hukuman atau dosa, masuk neraka, merupakan reinforcement negative, yang membuat orang tidak akan mengulangi perilaku buruknya, sehingga tidak terbentuk akhlak negative.

 

3        Peran hereditas, fitrah manusia dan lingkungan dalam      terbentuknya akhlak

 

·         Pengaruh hereditas

      Rasulullah saw. Menjelaskan bahwa faktor hereditas memiliki pengaruh pada perbedaan individu. Menurut Rasulullah, Allah Ta’ala telah menciptakan Adam as.dari segumpal tanah yang berasal dari semua unsur tanah yang ada di permukaan bumi. Abu Hurairah berkata, “Ada seorang laki-laki dari Bani Fazarah datang kepada Nabi saw. Seraya berkata, ‘ Istriku telah melahirkan seorang anak berkulit hitam.’ Nabi saw. Bersabda, Apakah kamu memiliki unta ? ‘ Lelaki itu menjawab, ‘Ya.’ Rasulullah bertanya Apa warnanya?’ Lelaki itu menjawab, ‘Merah.’ Rasulullah bertanya lagi, Apakah kehitam-hitaman?’ Lelaki itu berkata, ‘Sebenarnya memang kehitam-hitaman.’ Lelaki itu kembali berkata, ‘Lantas dari mana datangnya waran hitam pada unta itu?’ Rasulullah bersabda, ‘Mungkin karena faktor keturunan.

 

·         Fitrah manusia

     Hakikat manusia adalah terdiri dari materi dan ruh, sehingga manusia memiliki sifat hewan dan malaikat. Karena materi memiliki sifat keduniawian yang cenderung ke hawa nafsu, sedangkan ruh atau jiwa merupakan sifat akhirat, dimana cenderung menuju pada kebenaran ( suara kebenaran ). Sehingga secara fitrah manusia memiliki sifat yang menuju pada kebenaran dan menuju pada keburukan. “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada firah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “.( Ar Rum 30 ). Sehingga ketika manusia dalam memutuskan sebuah perilaku, ia akan dipengaruhi oleh firah tersebut. Ketika perilaku cenderung ke suara kebenaran, maka ia akan memiliki akhlak yang baik, dan sebaliknya.

 

·         Pengaruh lingkungan

   Kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial dan budaya

7

 

 

setempat, tradisi, nilai-nilai, perilaku kedua orang tuanya, cara orang tua mendidik

dan memperlakukannya, berbagai macam media, juga dipengaruhi oleh beragam peristiwa yang dialami dalam kehidupannya. Anak akan mempelajari bahasa yang dipergunakan sebagai alat komunikasi kedua orang tua­nya, mempelajari agama yang diyakini kedua orang tuanya, dan mempelajari akhlak, kecenderungn, serta pemikiran kedua orang tuanya.

 

     Rasulullah saw. Telah mengisyaratkan peran penting keluarga dalam pertumbuhan kepribadian anak. Beliau bersabda, ” Tidak ada yang lahir melainkan

 

terlahir dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang

Yahudi, Nashrani, atau Majusi.

 Sebagaimana binatang yang melahirkan seekor annk dengan sempurna, apakah kalian rasa ada cacat pada anak binatang itu ? ” Abu Musi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan teman yang salih dan teman yang buruki tu ibarat penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi akan memberimu minyak, atau kamu akan membeli minyak, atau kamu akan mendapat aroma wa­ngi darinya. Sementara pandai besi, bias jadi ia akan membakar busanamu atau kamu akan menjumpai aroma tidak sedap darinya.” Rasulullah saw. Juga bersabda, ” Seseorang berpijak pada agama temannya. Maka, lihatlah siapa yang menjadi temannya !.

 

 

BAB III

KESIMPULAN

 

1.      Akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi. Moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Etika adalah studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya.

2.      Perbedaan Akhlak, Moral Dan Etika:

1.      Akhlak: standar perenentuan Al-Qur’an dan Al-Hadits

2.      Moral : besifat lokal/khusus

3.      Etika : lebih bersifat teoritis/umum

3.      Proses terbentuknya akhlak meliputi, reinforcement (penguatan yang diberikan terhadap perilaku manusia, dan adanya peran hereditas, fitrah manusia dan lingkungan dalam terbentuknya akhlak.

8

0 komentar:

Post a Comment