Baizatun Nafis
BAB II
PENJELASAN
1. Pengertian
akhlak, moral, dan etika
·
Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti
adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima
umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam
menentukan baik dan buruknya suatu sifat.
Selanjutnya moral dalam
arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas
dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat
dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan
tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk
memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik
atau buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut
dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan
moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan
manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk
·
Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu
sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan
dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu
adalah akal manusia. Jika dibandingkan dengan moral, maka etika lebih bersifat
teoritis sedangkan moral bersifat praktis. Moral bersifat lokal atau khusus dan
etika bersifat umum.
Etika juga memanfaatkan
berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi,
psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya. Ketiga,
dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh
2
manusia, yaitu apakah
perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia,
terhormat, hina dan
sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan
sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku
yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem
nilai-nilai yang ada.
Keempat, dilihat dari
segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan
tuntutan zaman.
Dengan cirri-cirinya yang demikian
itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk.
Berbagai pemikiran yang dikemukakan para filosof barat mengenai perbuatan baik atau
buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil
berfikir. Dengan demikian etika sifatnya humanistis dan antroposentris yakni
bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia. Dengan kata lain
etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasulkan oleh akal manusia.
·
Akhlak berasal
dari kata “khuluq” yang artinya perang atau tabiat. Dan dalam kamus besar
bahasa Indonesia, kata akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan.
Dapat di definisikan bahwa akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan dengan mudah, spontan tanpa di pikirkan dan di renungkan lagi. Dengan
demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang
secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan
spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang
baik atau akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil, rendah
hati, pemurah, santun dan sebagainya. Sebaliknya apabila buruk disebut akhlak
yang buruk atau akhlakul mazmumah. Misalnya kikir, zalim, dengki, iri hati,
dusta dan sebagainya. Baik dan buruk akhlak didasarkan kepada sumber nilai,
yaitu Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
Akhlak ada tiga pembagian
yaitu akhlak kepada Allah, sesama manusia, dan.
Lingkungan.
1. Akhlak kepada Allah
a).Beribadah kepada
Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahnya, sesuai dengan
perintah-perintah nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukan kepada
perintah Allah.
b).Berzikir kepada Allah,
yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi si dan
3
kondisi, baik diucapkan
dengan mulut maupun dalam hati. Berdzikir kepada
Allah melahirkan
ketenangan dan ketentraman hati.
c). Berdoa kepada Allah, yaitu
memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan kan inti ibadah, karena ia
merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus
pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
Kekuatan doa dalam ajaran Islam sangat luar
biasa, karena mampu menembus kekuatan akal manusia.Oleh karena itu berusaha dan
berdoa merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam
aktivitas hidup setiap muslim. Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang
tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang
sebagai orang yang sombong; suatu perilaku tidak disukai Allah.
d). Tawakal kepada Allah,
yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau
menanti akibat dari suatu keadaan.
e).Tawaduk kepada Allah,
yaitu rendah hati dihadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina
dihadapan Allah Yang Maha kuasa, Oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan
angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan
ibadah kepada Allah.
2.Akhlak sesama manusia
a). Akhlak kepada diri sendiri.
·
Sabar, yaitu perilaku seseorang terhadap dirinya
sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang
menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan
dan ketika ditimpa musibah.
·
Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian
nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam
bentuk ucapan dan perbuatan. Sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan
menggunakan dan memanfaatkan an-nu'man Allah sesuai dengan aturannya.
·
Tawadhuk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa
saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kayak, atau miskin. Sikap tawadhu
melahirkan ketenangan jiwa, menjauhi diri sifat iri dan dengki yang menyiksa
diri sendiri dan tidak mau menyenangkan orang lain.
4
b).Akhlak kepada ibu
bapak
Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan
ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk
bentuk perbuatan antara lain: menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk
terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati
perintahnya, meringankan beban serta menyantui mereka jika sudah tua dan tidak
mampu lagi berusaha.
c). Akhlak kepada
keluarga
akhlak terhadap keluarga adalah
mengembangkan kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam
bentuk komunikasi.
komunikasi
yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh
anggota keluarga. apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua dan
anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Dengan demikian sebaliknya, akan
lahir kepercayaan orang tua pada anak Oleh karena itu kasih sayang harus
menjadi muatan utama dan komunikasi semua pihak dalam keluarga.
Dari komunikasi semacam itu akan lahir
saling keterikatan batin, keakraban, dan keterbukaan di antara anggota keluarga
dan menghapus kesenjangan di antara mereka. dengan demikian rumah bukan hanya
menjadi tempat menginap tetapi betul-betul menjadi tempat tinggal yang damai
dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya. melalui komunikasi seperti
itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai
moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima
pada masa selanjutnya.
3.Akhlak kepada lingkungan
Misi agama Islam adalah
mengembangkan Rahmat bukan hanya pada manusia tetapi juga kepada alam dan lingkungan hidup.
Puisi tersebut tidak terlepas dari tujuan.
5
2.Perbedaan akhlak,
moral, dan etika.
1. Akhlak : standar perenentuan Al-Qur’an dan Al-Hadits
2. Moral : besifat
lokal/khusus
3. Etika : lebih
bersifat teoritis/umum
perbedaan antara akhlak
dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan atau standar ukuran
baik atau buruk yang digunakan. Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan
al-quran dan Sunnah Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat istiadat
atau kesepakatan yang dibuat oleh suatu masyarakat menganggap satu perbuatan
itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu.
Dengan demikian standar
nilai moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak
bersifat universal dan Abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin
dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan
dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam
perilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul
sebagaimana disabdakan nya: “ aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak
manusia.” (Hadits riwayat Ahmad).
secara umum dapat
dikatakan bahwa akhlak baik pada dasarnya adalah akumulasi dari aqiqah dan
syariah yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila aqiqah telah
mendorong pelaksanaan syariat yang akan lahir akhlak yang terpuji, atau dengan
kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syariat Islam telah
dilaksanakan berdasarkan aqiqah.
3.Proses
terbentuknya akhlak dalam Islam.
2
Reinforcement
Reinforcement merupakan penguatan yang diberikan terhadap perilaku
manusia. Reinforcement dibedakan menjadi 2, yaitu reinforcement positif dan
reinforcement negative. Ketika dalam berperilaku manusia mendapatkan
reinforcement positif, maka ia akan merasakan kenikmatan, kenyamanan dalam
perilakunya. Sehingga perilaku tersebut
akan selalu diulang – ulang, dan akan menjadi sebuah akhlak. Misalkan, anak
yang hidup di keluarga yang sangat sayang kepada anaknya, anak tersebut ketika
habis makan, piringnya dicucikan pembantu, makan diambilkan, orang tua
membiarkan anaknya berperilaku seperti itu bahkan semakin disayang. Hal ini
merupakan reinforcement positif, yang membuat ia merasakan kenyamanan dan
kenikmatan, sehingga ia akan sering melakukan perilaku tersebut, ia menjadi
6
terkondisikan untuk dimanja, sehingga ia akan memiliki kepribadian anak
yang manja. Tetapi saat ia berperilaku manja dengan tidak mencuci piring
setelah makan, dan orang tuanya memarahi dia bahkan memukul. Ia akan menjadi
jera dan tidak akan mengulangi perbuatannya tersebut, hal inilah yang disebut
reinforcement negative.
Dalam Islam, reinforcement positif ini bisa berbentuk penghargaan atau
pujian, pahala, masuk surga yang membuat orang akan ketagihan untuk berperilaku
baik,
sehingga membentuk kepribadian yang baik. Sebaliknya, hinaan, hukuman
atau dosa, masuk neraka, merupakan reinforcement negative, yang membuat orang
tidak akan mengulangi perilaku buruknya, sehingga tidak terbentuk akhlak
negative.
3
Peran hereditas, fitrah manusia dan lingkungan
dalam terbentuknya akhlak
·
Pengaruh hereditas
Rasulullah saw. Menjelaskan
bahwa faktor hereditas memiliki pengaruh pada perbedaan individu. Menurut
Rasulullah, Allah Ta’ala telah menciptakan Adam as.dari segumpal tanah yang
berasal dari semua unsur tanah yang ada di permukaan bumi. Abu Hurairah
berkata, “Ada seorang laki-laki dari Bani Fazarah datang kepada Nabi saw.
Seraya berkata, ‘ Istriku telah melahirkan seorang anak berkulit hitam.’ Nabi
saw. Bersabda, Apakah kamu memiliki unta ? ‘ Lelaki itu menjawab, ‘Ya.’
Rasulullah bertanya Apa warnanya?’ Lelaki itu menjawab, ‘Merah.’ Rasulullah
bertanya lagi, Apakah kehitam-hitaman?’ Lelaki itu berkata, ‘Sebenarnya memang
kehitam-hitaman.’ Lelaki itu kembali berkata, ‘Lantas dari mana datangnya waran
hitam pada unta itu?’ Rasulullah bersabda, ‘Mungkin karena faktor keturunan.
·
Fitrah manusia
Hakikat manusia adalah terdiri
dari materi dan ruh, sehingga manusia memiliki sifat hewan dan malaikat. Karena
materi memiliki sifat keduniawian yang cenderung ke hawa nafsu, sedangkan ruh
atau jiwa merupakan sifat akhirat, dimana cenderung menuju pada kebenaran (
suara kebenaran ). Sehingga secara fitrah manusia memiliki sifat yang menuju
pada kebenaran dan menuju pada keburukan. “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan
lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada firah Allah. (Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “.( Ar Rum 30 ).
Sehingga ketika manusia dalam memutuskan sebuah perilaku, ia akan dipengaruhi
oleh firah tersebut. Ketika perilaku cenderung ke suara kebenaran, maka ia akan
memiliki akhlak yang baik, dan sebaliknya.
·
Pengaruh lingkungan
Kepribadian anak sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial dan budaya
7
setempat, tradisi, nilai-nilai, perilaku kedua orang tuanya, cara orang
tua mendidik
dan memperlakukannya, berbagai macam media, juga dipengaruhi oleh beragam
peristiwa yang dialami dalam kehidupannya. Anak akan mempelajari bahasa yang
dipergunakan sebagai alat komunikasi kedua orang tuanya, mempelajari agama
yang diyakini kedua orang tuanya, dan mempelajari akhlak, kecenderungn, serta
pemikiran kedua orang tuanya.
Rasulullah saw. Telah
mengisyaratkan peran penting keluarga dalam pertumbuhan kepribadian anak.
Beliau bersabda, ” Tidak ada yang lahir melainkan
terlahir dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya
seorang
Yahudi, Nashrani, atau Majusi.
Sebagaimana binatang yang
melahirkan seekor annk dengan sempurna, apakah kalian rasa ada cacat pada anak
binatang itu ? ” Abu Musi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda,
“Sesungguhnya perumpamaan teman yang salih dan teman yang buruki tu ibarat
penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi akan
memberimu minyak, atau kamu akan membeli minyak, atau kamu akan mendapat aroma
wangi darinya. Sementara pandai besi, bias jadi ia akan membakar busanamu atau
kamu akan menjumpai aroma tidak sedap darinya.” Rasulullah saw. Juga bersabda,
” Seseorang berpijak pada agama temannya. Maka, lihatlah siapa yang menjadi
temannya !.
BAB III
KESIMPULAN
1. Akhlak adalah
daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa
dipikir dan direnungkan lagi. Moral adalah istilah yang digunakan untuk
memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik
atau buruk, benar atau salah. Etika adalah studi yang sitematik mengenai sifat
dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan
sebagainya.
2. Perbedaan
Akhlak, Moral Dan Etika:
1. Akhlak: standar
perenentuan Al-Qur’an dan Al-Hadits
2. Moral : besifat
lokal/khusus
3. Etika : lebih
bersifat teoritis/umum
3. Proses
terbentuknya akhlak meliputi, reinforcement (penguatan yang diberikan terhadap
perilaku manusia, dan adanya peran hereditas, fitrah manusia dan lingkungan
dalam terbentuknya akhlak.
8
0 komentar:
Post a Comment