Monday, November 9, 2020

PERKEMBANGAN TASAWUF FASE MODERN

 Khairunnisa nasution

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Era Modern merupakan suatu dimensi waktu yang menunjukan segala sudut kehidupan menuju arah yang lebih instan, cepat, mudah dan praktis. Maksudnya adalah, manusia selalu mencoba melakukan transformasi di segala bentuk usaha kehidupannya baik di bidang teknologi, informasi, pengetahuan, politik, sosio-ekonomi dan lain-lain.Manusia selalu melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan, memperoleh maupun memenuhi kebutuhannya dengan cara yang mudah dan cepat.

Proses kemajuan di bidang kehidupan seperti ini menuntut manusia baik masyarakat lapisan atas, menengah maupun yang paling bawah harus ikut menyesuaikan diri dengan konstruksi sosial yang terus mengalami perubahan dari hari ke hari.

Misalnya, penulis sendiri berasal dari kota kecil yang kemudian mencoba menuntut ilmu di kota besar (metropolis).Secara tidak langsung harus menyesuaikan diri dengan gaya belajar sistem perkotaan yang menggunakan teknologi dibanding dengan sistem belajar di tempat sebelumnya yang teknologinya masih minim.

Namun, terlepas dari itu semua manusia era modern kerap kali melupakan esensi dari kemajuan itu sendiri. Pada awalnya kemajuan dibuat untuk memperoleh kemudahan, cepat dan instan. Akan tetapi semakin ke sini modernitas telah menciptakan dinding-dinding penghalang antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Contoh, dahulu manusia membuat rumah makan hanya untuk memenuhi kebutuhan perut, seandainya tidak masak di rumah maka cukup membeli di warung. Tetapi dewasa ini, dapat dijumpai rumah makan dengan berbagai fasilitas dan karakteristik. Apabila di depan rumah makan tersebut diparkir mobil mewah, dapat disimpulkan bahwasannya rumah makan tersebut khusus untuk kalangan atas (pejabat, artis, dan lain-lain). Sedangkan rumah makan kecil yang biasa terlihat di pinggiran trotoar, itulah rumah makan untuk masyarakat kecil.

Dari kenyataan tersebut dapat dilihat, fungsi adanya rumah makan yang awalnya hanya untuk mengatasi “tidak sempat masak di rumah” menjadi gaya hidup, tempat hiburan, dan gaya-gayaan yang melahirkan sifat hedonis, individualistik dan tindakan pengkastaan dalam kehidupan sosial. Inilah realitas yang tidak dapat ditolak oleh manusia modern. Berkurangnya intensitas ruh/spirit dalam hidup menyebabkan manusia kebingungan, bimbang dan gelisah.  Tidak tahu lagi mana yang benar dan salah, apa yang mesti diprioritaskan dan apa yang mesti dikesampingkan. Bagi beberapa individu, agama menjadi tempat kembali yang sehat bagi ruh setelah ia tergerus oleh kehidupan duniawi yang menyilaukan. Praktik-praktik ruhani yang ditawarkan agama bisa direguk oleh manusia bagaimanapun kondisinya. Salah satu praktiknya ialah kehidupan bertasawuf, yakni sebuah jalan yang membuka tabir yang menghalangi manusia dari hakikat hidupnya.

B. Rumusan masalah

1. apa yang dimaksud dengan tasawuf dan landasannya

2. Bagaimana yang dimaksud pada fase modern

C. Pembahasan 

1.  Pengertian Tasawuf

Tasawuf adalah suatu sistem latihan dengan kesungguhan (riyadlah-mujahadah) untuk membersihkan, mempertinggi, dan memperdalam kerohanian dalam rangka mendekatkan taqarrub kepada Allah sehingga dengan itu maka segala konsentrasi sesorang itu hanya tertuju kepadanNya. Oleh karena itu semua tindakan yang mulia adalah tasawuf.

Dengan pengertian itu, aka dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah bagian ajaran Islam, karena ia membina akhlak manusia (sebagaimana Islam diturunkan dalam rangka mem bina akhlak manusia) diatas bumi ini, agar tercapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup lahir dan batin, dunia dan akhirt. Oleh karena itu siapapun boleh menyandang predikat tasawuf sepanjang berbudi pekerti yang tinggi, sanggup menahan lapar dan dahaga, bila memperoleh rezeki tidak lekat dalam hatinya, dan begitu seterusnya, yang pada pokonya sifat-sifat mulia, dan terhindar dari sifat tercela. Hal inilah yang dikehendaki tasawuf yang sebenarnya. Kemudian Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum adalah kata itu berasal dari Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, mengenakan jubah yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh perhatian pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Yunani theosofie yaitu ilmu ketuhanan.

Yang lain menyarankan bahwa etimologi dari sufi berasal dari "Ashab al-Suffa" ("Sahabat Beranda") atau "Ahl al-Suffa" ("Orang orang beranda"), yang mana adalah sekelompok muslim pada waktu Nabi Muhammad yang menghabiskan waktu mereka di beranda masjid Nabi, memperbaiki waktunya untuk berdoa.

Namun dalam perjalananya, tasawuf diperdebatkan asal usul kehadiranya. Sebagian menyebut tasawuf berasal dari agama islam, sebagian lagi menyatakan bahwa tyasawuf bukan berasal dari islam tetapi dari sinkretisme berbagai ajaran agama samawi atau ardi. Beberpa pendapat yang menyatakan tasawuf berasal dari Islam di antaranya:

Asal-usul ajaran sufi didasari pada sunnah Nabi Muhammad. Keharusan untuk bersungguh-sungguh terhadap Allah merupakan aturan di antara para muslim awal, yang bagi mereka adalah sebuah keadaan yang tak bernama, kemudian menjadi disiplin ketika masyarakat mulai menyimpang dan berubah dari keadaan ini. (Nuh Ha Mim Keller, 1995)

Seorang penulis dari mazhab Maliki, Abd al-Wahhab al-Sha'rani mendefinisikan Sufisme sebagai berikut: "Jalan para sufi dibangun dari Qur'an dan Sunnah, dan didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang tersucikan. Tidak bisa disalahkan, kecuali pernyataan tertulis dari eksplisit dari Qur'an, sunnah, atau ijma. " [11. Sha'rani, al-Tabaqat al-Kubra (Kairo, 1374), I, 4.]

Secara etimologis pengertian tasawuf berasal dari bahasa arab

1.Shaf (baris), orang sufi selalu berada pada saf pertama dalam sholat sehingga mendapat kemuliaan dan pahala.

2.Suffah (pelana), orang yang miskin karena dilarang membawa barang saat mengikuti raasulullah hijrah dari mekah ke madinah. Lalu tidur dengan alas pelana kuda.

3.Sufi (suci),orang sufi yang mensucikan diri dari urusan duniawi melalui latian yang lama dan akhirnya mencapai kesucian.

4.Sophos (Yunani: hikmah),orang sufi hanya mengatakan sesuatu yang membawa hikmah.

5.Suf (kain wol), orang yang mengasingkan diri ke goa-goa dan mengenakan kain wol alu mengisi hari-harinya dengan berpuasa, menangis meminta ampunan dan membaca al-qur’an.

Pembinaan sikap mental rohaniah yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan serta bersikap bijaksana agar selalu dekat dengan tuhan. Secara terminologis tasawuf berarti Upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.

 

Ada yang menisbahkan tasawuf dengan kata yang berasal dari bahasa Yunani, yakni “saufi” dan disamakan dengan makna dari kata “hikmah” yang berarti kebijaksanaan. Kemudian Jurzi Zaidan dalam kitabnya “Adab Lughah Al-Arabiyah” juga menyebutkan bahwa filosofis Yunani dahulu juga telah memasukkan pemikiran atau kata-katanya yang dituliskan slaam buku-buku Filsafat yang mengandung kebijaksanaan. Pendapat ini didasarkan pada argumentasi yang mengatakan bahwa istilah sufi atau tasawuf tidak ditemukan sebelum ada penerjemahan kitab-kitab yang berbahasa Yunani kedalam bahasa Arab terjadi proses asimilasi. Misal orang arab mentransliterasikan huruf “sin” menjadi “shad”, seperti dalam kata tasawuf.

Istilah Tasawuf Dalam Al-Qur’an Dan Menurut Ulama

Istilah tasawuf secara eksplisit kebahasaan tidak pernah disebut dalam al-Qur’an. Sebagian besar ulama tasawuf sepakat bahwa masalah tasawuf tersebut secara implisit (tersirat) dan termuat dalam istilah “zuhud”. Sementara itu istilah zuhud yang berarti orang yang tidak merasa tertarik terhadap sesuatu, hanya terdapat satu kali ditulis dalam al-Qur’an yaitu dalam surat Yusuf ayat 20:

وَشَرَوْهُ بِثَمَنٍ بَخْسٍ دَرَاهِمَ مَعْدُودَةٍ وَكَانُواْ فِيهِ مِنَ الزَّاهِدِينَ

Artinya: Dan mereka menjual yusuf dengan harta yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka (anggota kafilah dagang) itu tidak merasa tertarik hati mereka terhadapnya (Yusuf).

Pengertian tasawuf berdasarkan istilah menurut Ali Al-Qassab tasawuf adalah akhlak yang mulia yang timbul pada masa mulia dari seseorang yang mulia ditengah kaum-kaum yang mulia.

Dan makna tasawuf berdasarkan yang telah disimpulkan Al-Junaedi tasawuf adalah membersihkan hati dari apa yang mengganggu perasaan kebanyakan makhluk, berjuang meninggalkan pengaruh budi yang asal (insting) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauh dari segala seruan hawa nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian, dan bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasehat kepada semua umat manusia, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal akikat dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal Syari’at

2. tasawuf pada fase modern

Dari sejarahnya, Sufisme masuk pada tahap yang lebih dalam, dan lebih dari syari’ah. Dia merupakan perjalanan lebih lanjut dari syari’ah, bukan semata lahiriyah saja, tapi juga batiniyah. Ciri khas pada sufisme adalah pada yang batiniyah itu. Artinya yang disentuh di dalam tasawuf adalah aspek-aspek hubungan batin manusia dengan Tuhan, ketimbang ritualnya. Tapi, ini bukan berarti Tasawuf meninggalkan sisi ritual. Kita sering menyebutnya dengan istilah tasawuf positif.

Tasawuf Positif atau tasawuf modern merupakan tasawuf yang bersikap positif terhadap kehidupan duniawi, yang dibuktikan dengan melibatkan diri dalam kegiatan duniawi, seperti  ; bisnis, pemerintahan, politik, pendidikan, dan lain-lain. Dengan kata lain, tasawuf positif ini menghendaki manusia taat beribadah kepada Allah tetapi aktif pula dalam berbagai kegiatan duniawi.

Kemudian tasawuf positif tidak mengabaikan syari’ah. Tasawuf dan syariah tidak saling menolak, tetapi memperkuat satu sama lain, sehingga tidak ada tasawuf tanpa syari’ah dan tidak ada syari’ah tanpa tasawuf. Dalam tasawuf positif akhlak merupakan sasaran menjalani kehidupan sufisfik, yakni orang yang mempraktikkan kehidupan sufisfik selalu mengontrol nafsunya, sehingga menjadi orang yang sabar, bebas dari dengki, iri, dendam, kemarahan yang tidak pada tempatnya, nafsu serakah, dan lain-lain.

Akhirnya, tasawuf positif mementingkan amal saleh sebagai bagian dari akhlak sosial dan bukan hanya akhlak individual. Ini berbeda dengan tasawuf selama ini yang kadang-kadang dianggap sebagai anti sosial, karena mengajarkan

Tasawuf  di era modern ini, ditempatkan sebagai cara pandang yang rasional sesuai dengan nalar normatif dan nalar humanis-sosiologis. Kepekaan sosial, lingkungan (alam) dan berbagai bidang kehidupan lainnya adalah bagian yang menjadi ukuran bahwa tasawuf di era modern itu tidak sekedar pemenuhan spiritual, akan tetapi lebih dari itu yaitu mampu membuahkan hasil bagi yang ada di bumi ini.

Menurut Bagir tasawuf itu bukan barang mati. Sebab tasawuf itu merupakan produk sejarah yang seharusnya dikondisikan sesuai dengan tuntutan  dan perubahan zaman. Penghayatan tasawuf bukan untuk diri sendiri, seperti yang kita temui di masa silam. Tasawuf di era modern adalah alternatif yang mempertemukan jurang kesenjangan antara dimensi ilahiyah dengan dimensi duniawi. Banyak orang yang secara normatif (kesalehan individu) telah menjalankan dengan sempurna, tetapi secara empiris (kesalehan sosial) kadang-kadang belum tanpak ada. Dengan demikian lahirnya tasawuf di era modern diharapkan menjadi tatanan kehidupan yang lebih baik.

Rasulullah dalam kehidupan beliau telah menggambarkan sebagai orang sufi yang sangat sederhana,  beliau menjauhkan dirinya dari kehidupan mewah, yang merupakan amalan zuhud dalam ajaran Tasawuf. Beliau sering melakukan khalwat di Jabal Nur untuk mendapatkan petunjuk dari tuhan-Nya. Berulangkali Nabi menempuh kehidupan yang seperti itu, dengan bekal yang sangat terbatas; berupa roti kering, buah-buahan dan air putih, yang menggambarkan kesederhanaan seorang sufi.

 

Di Jabal Nur, Nabi mengasingkan dirinya (‘uzlah) dan hidup sendirian (infirad) dari masyarakat Quraisy yang semakin hari semakin rusak akhlaknya. Ditempat itu, beliau ingin bertemu dengan tuhan-Nya (liqa) dan memohon petunjuk-Nya serta mencari kehidupan yang berbeda dengan kehidupan Quraisy yang setiap saat melakukan dosa. Akhirnya datanglah malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu Allah yang mengandung petunjuk dan ajaran, yang selanjutnya disampaikan kepada umat manusia, agar terhindar dari jalan yang sesat menuju jalan yang diridhai Allah SWT.

 

PENUTUP

 

Berdasarkan pernyataan pernyataan di atas, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

kesimpulan : Jadi dapat disimpulkan pengertian tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan ma’rifat menuju keabdian, saling mengingatkan antar manusia, serta berbegang teguh pada janji Allah dan mengikuti Syar’i.

Tasawuf  di era modern ini, ditempatkan sebagai cara pandang yang rasional sesuai dengan nalar normatif dan nalar humanis-sosiologis. Kepekaan sosial, lingkungan (alam) dan berbagai bidang kehidupan lainnya adalah bagian yang menjadi ukuran bahwa tasawuf di era modern itu tidak sekedar pemenuhan spiritual, akan tetapi lebih dari itu yaitu mampu membuahkan hasil bagi yang ada di bumi ini.

والاخير

السلام عليكم ورحمه الله وبركاته

 

0 komentar:

Post a Comment