Thursday, November 5, 2020

Sejarah dan Konsep Aliran Tasawuf Amali

 Zuhratul Yani

                                                         BAB II

                                                   PEMBAHASAN

 

 

A .Pengertian Tasawuf Amali

  Tasawuf Amali adalah Tasawuf yang menekankan pada Amaliah berupa wirid dan Amaliah lainnya, Tasawuf Amali/haddah, menghapuskan sifat-sifat yang tercela, melintasi semua hambatan itu, dan menghadapi total dari segenap esensi diri hanya kepada Allah SWT.

 

B.Istilah Tasawuf Amali

   Istilah Tasawuf dalam Islam sebenarnya pada masa nabi Muhammad saw belum ada.Tidak mengherankan apabila kata sufi dan Tasawuf diartikan dengan kata-kata Arab sebagai berikut:!

1.safa dalam arti suci dari sufi adalah orang yang disucikan.sebab kaum sufi banyak berusaha menyucikan diri mereka melalui banyak melaksanakan ibadah, terutama shalat dan puasa.

2.saff (baris). Yang dimaksud saff disini adalah baris pertama dalam shalat di masjid.saff pertama ditempati oleh orang-orang yang cepat datang ke masjid dan banyak membaca ayat suci Al-Qur'an dan berakhir sebelum waktu shalat datang

 

3.Ahl al-shuffah, yaitu para sahabat yang hijrah bersama nabi ke Madinah dengan meninggalkan harta kekayaannya di Makkah,tinggal di masjid Nabi dan tidur di atas bangku batu dengan memakai suffah(pelana) sebagai bantal.sungguhpun tidak memiliki apa-apa, mereka berhati baik dan tidak mementingkan dunia.

4.shopos (bahasa Yunani yang masuk ke dalam filsafat Islam), yang berarti hikmah atau kebijaksanaan.

 

5.suf(kain wol). Dalam dunia Tasawuf kalau seseorang ingin memasuki jalan Tasawuf,ia meninggalkan barang mewah yang bisa dipakainya dan diganti dengan kain wol kasar yang ditenun secara sederhana dari bulu domba.pakaian ini melambangkan kesederhanaan serta kemiskinan dan kajauhan dari dunia.

  Di antara semua pendapat itu, pendapat terakhir inilah yang banyak diterima sebagai kata asal sufi.jadi,sufi adalah orang yang memakai wol kasar untuk menjauhkan diri dari dunia materi dan memusatkan perhatian pada alam rohani.Orang pertama yang memakai kata sufi adalah Abu Hasyim Al-kufi di Irak (w.150 H).

 

   Adapun pengertian Tasawuf secara istilah, banyak para ahli yang berbeda pendapat sesuai seleranya masing-masing.Menurut al-Jurairi,"Tasawuf adalah masuk ke dalam segala Budi (Akhlak) yang mulia dan keluar dari Budi pekerti yang rendah."Menurut ma'ruf al-khurqi,"Tasawuf adalah mengambil hakikat dan tidak berharap terhadap apa yang ada di tangan makhluk."sedangkan menurut al-junaidi,"Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa saja yang menggangu perkasa makhluk, berjuang meninggalkan pengaruh Budi yang asal(insting)kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan hawa nafsu, mendekati sifat-sifat kesucian rohani, bergantung pada ilmu-ilmu hakikat,menabur nasihat kepada semua orang, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal hakikat, dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal Syariat".

 

  Adapun Tasawuf Amali sendiri,maka dapat dipahami sebagai ajaran tasawuf yang lebih menekankan kepada perilaku yang baik, dalam kaitannya dengan amalan ibadah kepada Allah, Di dalamnya ditekankan tentang bagaimana melakukan hubungan dengan Allah melalui dzikir atau wirid yang terstruktur dengan harapan memperoleh Ridha Allah SWT.tasawuf Amali merupakan Tasawuf yang mengedepankan mujahadah, dengan menghapus sifat-sifat yang tercela, melintasi semua hambatan itu,dan menghadap total dengan segenap esensi diri hanya kepada Allah SWT.

 

 C.Sejarah Tasawuf Amali

 

     Pada mulanya, Tasawuf merupakan perkembangan dari pemahaman tentang makna institusi-institusi Islam.Sejak zaman sahabat dan tabiin, kecenderungan pandangan orang terhadap ajaran Islam secara lebih analitis mulai muncul.Ajaran Islam mereka dapat dipandang dari dua aspek, yaitu lahiriyah (seremonial) dan aspek batiniah (spiritual),atau aspek luar dan dalam.Pendalanan dan pengamalan aspek"dalamnya"mulai terlihat sebagai hal yang paling utama, tentunya tanpa mengabaikan aspek"Luarnya"yang dimotivasi kan untuk membersihkan jiwa.Tanggapan perenungan mereka lebih berorientasi pada aspek dalam, yaitu cara hidup yang lebih mengutamakan rasa, lebih mementingkan keagungan Tuhan dan bebas dari egoisme.

   Sejarah perkembangan tasawuf mengalami beberapa fase sebagai berikut:

1.Abad kesatu dan kedua hijriah

   Benih-benih Tasawuf sudah ada sejak zaman kehidupan Nabi Saw.Hal ini dapat dilihat dalam perilaku dan peristiwa dalam hidup, ibadah dan pribadi Nabi Muhammad saw.sebelum diangkat menjadi Rasul, berhari-hari ia berkhalwat di gua Hira'terutama pada bulan Ramadhan.Di sana nabi banyak berdzikir dan bertafakur untuk mendekatkan diri kepada Allah.Pengasingan Nabi di gua Hira merupakan acuan utama para sufi dalam berkhalwat.Sumber lain yang diacu oleh para sufi adalah kehidupan para sahabat nabi yang berkaitan dengan keteguhan iman, ketakwaan,kezuhudan, dan Budi pekerti luhur.Oleh sebab itu, setiap org yg meneliti kehidupan kerohanian dalam Islam tidak dapat mengabaikan kehidupan kerohanian para sahabat yang menumbuhkan kehidupan sufi di abad-abad sesudahnya.

    Setelah periode Sahabat berlalu, muncul pula periode tabiin (sekitar abad I dan ISI H). pada masa itu kondisi sosial-politik sudah mulai berubah dari masa sebelumnya.konflik-konflik sosial politik yang bermula dari masa Utsman bin Affan berkepanjangan sampai masa-masa sesudahnya.Konflik politik tersebut ternyata mempunyai dampak terhadap kehidupan beragama, yakni munculnya kelompok-kelompok Bani Umayyah,Shiah, khawarij, dan Murijah.

   Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, kehidupan politik berubah total.Dengan sistem pemerintahan monarki, Khalifah-khalifah Bani Umayyah secara bebas berbuat kezaliman-kezaliman, terutama terhadap kelompok Syiah, yakni kelompok Lawan politiknya yang paling gencar menentangnya.Puncak kekejaman mereka terlihat jelas pada peristiwa terbunuhnya Husein bin Ali bin Abi Thalib di Karbala.Kasus pembunuhan itu ternyata mempunyai pengaruh yang besar dalam masyarakat Islam ketika itu.Kekejaman Bani Umayyah yang tak henti-hentinya itu membuat sekelompok penduduk Kufah merasa menyesal karena mereka telah mengkhianati Husein dan memberikan dukungan kepada pihak yang melawan Husein.Mereka menyebut kelompoknya itu dengan Tawwabin (orang-orang yang bertaubat). Untuk membersihkan diri dari apa yang telah dilakukan, mereka mengisi kehidupan sepenuhnya dengan beribadah.Gerakan kaum Tawwabin itu dipimpin oleh Mukhtar bin Ubaid al-saqafi yang terbunuh di Kufah pada tahun 68 H.

   Di samping gejolak politik yang berkepanjangan, perubahan kondisi sosial pun terjadi.Hal ini mempunyai pengaruh yang besar dalam pertumbuhan kehidupan beragama masyarakat Islam.Pada masa Rasulullah Saw dan para sahabat, secara umum kaum muslimin hidup dalam keadaan sederhana.ketika Bani Umayyah memegang tampuk kekuasaan, hidup mewah mulai meracuni masyarakat, terutama terjadi di kalangan istana.Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai Khalifah tampak semakin jauh dari tradisi kehidupan raja-raja Romawi.Dalam situasi demikian kaum muslimin yang saleh Merasa berkewajiban menyerukan kepada masyarakat untuk hidup Zuhud, sederhana, saleh, dan tidak tenggelam dalam buaian hawa nafsu.Di antara para penyeru tersebut ialah Abu Dzar Al-Ghifari.Dia melancarkan kritik tajam kepada Bani Umayyah yang sedang tenggelam dalam kemewahan dan menyerukan agar diterapkan keadilan sosial dalam Islam.

   Dari perubahan-perubahan kondisi sosial Tersebut sebagian masyarakat mulai melihat kembali pada kesederhanaan kehidupan nabi Saw dan para sahabatnya.Mereka mulai merenggangkan diri dari kehidupan mewah.Sejak saat itu kehidupan Zuhud menyebar luas di kalangan masyarakat.para paku Zuhud itu disebut Zahid, atau karena ketekunan mereka beribadah, maka disebut Abid atau Nasik.

 2.Abad ketiga Hijriah.

   Sejak abad ketiga Hijriah, para sufi mulai menaruh perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan jiwa dan tingkah laku.Perkembangan doktrin-doktrin dan tingkah laku sufi ditandai dengan upaya menegakkan moral di tengah terjadinya dekadensi yang berkembang ketika itu, sehingga di tangan mereka, Tasawuf pun berkembang menjadi ilmu moral keagamaan atau ilmu akhlak keagamaan.Kajian yang berkenaan dengan Akhlak ini menjadikan Tasawuf terlihat sebagai amalan yang sangat sederhana dan mudah dipraktikkan semua orang.kesederhanaannya dapat dilihat dari kemudahan landasan-landasan atau alur berpikirnya.perhatian mereka lebih tertuju pada realitas pengamalan Islam dalam praktik yang lebih menekankan keterpujian Akhlak manusia.Mereka melaksanakan amalan-amalan Tasawuf dengan menampilkan akhlah-akhlak atau moral yang terpuji, dengan maksud memahami kandungan batiniah ajaran Islam yang mereka nilai banyak mengandung muatan anjuran untuk berakhlak terpuji.Kondisi ini mulai berkembang di tengah kehidupan lahiriyah yang sangat formal dan cenderung kurang diterima oleh mereka yang mendambakan konsistensi pengamalan ajaran Islam sampai pada aspek mendalam.Oleh karena itu, ketika menyaksikan ketidak beresan perilaku (Akhlak) di sekitarnya, mereka menanamkan kembali Akhlak mulia Pada abad ketiga terlihat perkembangan tasawuf yang pesat, ditandai dengan adanya segolongan ahli tasawuf yang mencoba menyelidiki ajaran tasawuf yang berkembang masa itu.Mereka membaginya menjadi tiga macam yaitu:

a.Tasawuf yang berintikan ilmu jiwa, yaitu Tasawuf yang berisi suatu metode yang lengkap tentang pengobatan jiwa, yang mengonsentrasikan kejiwaan manusia kepada khaliq-nya, sehingga ketegangan kejiwaan akibat pengaruh keduniaan dapat teratasi dengan baik.

b.Tasawuf yang berintikan ilmu akhlak: yaitu di dalamnya terkandung petunjuk-petunjuk tentang cara berbuat baik serta cara menghindarkan keburukan, yang dilengkapi dengan riwayat dari kasus yang pernah dialami oleh para sahabat nabi.

c.Tasawuf yang berintikan metafisika: yaitu di dalamnya terkandung ajaran yang melukiskan hakikat ilahi, yang merupakan satu-satunya yang ada dalam pengertian yang mutlak serta melukiskan sifat-sifat Tuhan, yang menjadi alamat bagi orang-orang yang tajalli kepadanya.

3.Abad keempat hijriah

Abad ini ditandai dengan kemajuan ilmu tasawuf yang lebih pesat dibandingkan dengan abad ketiga Hijriah, karena usaha maksimal para ulama Tasawuf untuk mengembangkan ajaran tasawuf nya masing-masing.Akibatnya kota Baghdad yang hanya satu-satunya kota yang terkenal sebagai pusat kegiatan Tasawuf yang paling besar sebelum masa itu, tersaingi oleh kota-kota besar lainnya.

Upaya untuk mengembangkan ajaran tasawuf di luar kota Baghdad, dipelopori oleh beberapa ulama Tasawuf yang terkenal kelimanya antara lain:

a.Musa Al Anshari: mengajarkan Tasawuf di Khurasan(Persia atau Iran),ia wafat di sana tahun 320 H.

b.Abu Hamid bin Muhammad Al rubazy: mengajarkan di salah satu kota Mesir,ia wafat di sana tahun 322 H.

c.Abu Zaid al-Adamy: mengajarkan nya di semenanjung Arabiyah,ia wafat di sana tahun 314 H.

d.Abu Ali Muhammad bin Abdul Wahhab Al saqafi: mengajarkan di naisabur dan kota sharaz,hingga ia wafat tahun 328 H.

 

  Dalam pengajaran Tasawuf di berbagai negeri dan kota,para ulama tersebut menggunakan sistem tarekat (tariqah), sebagaimana yang dirintis oleh ulama Tasawuf pendahulunya.sistem tersebut berupa pengajaran dari seorang guru terhadap murid-muridnya yang bersifat teoritis serta bimbingan langsung mengenai cara pelaksanaannya yang disebut"suluk"dalam ajaran tasawuf.Sistem pengajaran Tasawuf yang sering disebut tarekat,diberi nama yang sering dinisbatkan kepada nama penciptanya (gurunya), atau sering pula dinisbatkan kepada lahirnya kegiatan tarekat tersebut.ciri-ciri lain yang terdapat pada abad ini, ditandai dengan semakin kuatnya unsur filsafat yang memengaruhi corak Tasawuf, karena banyaknya buku filsafat yang tersebar di kalangan umat Islam dari hasil terjemahan orang-orang Muslim sejak zaman permulaan dinasti abbasiyah.pada abad ini pula mulai dijelaskan nya perbedaan ilmu Zahir dan ilmu batin, yang dapat dibagi oleh ahli tasawuf menjadi empat macam, yaitu:

a.Ilmu syari'ah

b.Ilmu tariqah

c.Ilmu haqiqah

d.Ilmu ma'rifah

 Syari'ah adalah segala ketentuan agama yang sudah ditetapkan oleh Allah untuk hambanya.bagi orang-orang sufi,shariah adalah kualitas amal lahir formal yang ditetapkan dalam ajaran agama melalui Al-Qur'an dan Sunnah.sebab itu, dapat dikatakan bahwa ajaran agama melalui Al-Qur'an dan Sunnah.sebab itu, dapat dikatakan bahwa shariah adalah ilmu ibadah yang cenderung hanya menyentuh aspek lahir manusia dan tidak menyentuh aspek batin manusia.

 

   Tariqah Menurut istilah Tasawuf adalah jalan yang harus ditempuh oleh seorang sufi dalam mencapai tujuan, berada sedekat mungkin dengan Tuhan.Tariqah adalah jalan yang ditempuh para sufi dan digambarkan sebagai jalan y terpangkal dari syariat,sebab jalan utama disebut shar, sedangkan anak jalan disebut dengan Tariq.Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa tariqah adalah cabang dari shariah yang merupakan pangkal dari suatu ibadah.

  Haqiqah adalah kebenaran yang bersifat esensial.makna hakikat menunjukkan kebenaran esoteris yang merupakan batas-batas dari transendasi manusia dan teologis Haqiqah merupakan unsur ketiga setelah shariah (hukum) yang merupakan kenyataan eksoteris,Tariqah (jalan) sebagai tahapan esoterisme, dan yang ketiga adalah haqiqah,yakni kebenaran yang esensial.

    Ma'rifah adalah pengetahuan yang sangat jelas dan pasti tentang Tuhan yang diperoleh melalui sanubari.al-ghazali secara terperinci mengemukakan pengertian ma'rifah ke dalam hal-hal berikut:

1.makrifat adalah mengenal rahasia-rahasia allah dan aturan-aturan nya yang melingkupi seluruh yang ada.

2.seseorang yang sudah sampai pada ma'rifah berada dekat dengan Allah, bahkan ia dapat memandang wajahnya.

 

4.Abad kelima Hijriyah

   Pada abad kelima ini muncullah Imam Al Ghazali, yang sepenuhnya hanya menerima Tasawuf yang mendasar Al Qur'an dan Sunnah serta bertujuan askatisme, kehidupan sederhana, pelurusan jiwa, dan pembinaan moral.Pengetahuan tentang Tasawuf dikajikan dengan begitu mendalam..Di sisi lain,ia melancarkan kritikan tajam terhadap para filosof, kaum mu'tazilah dan batiniah.al-ghazali lah yang berhasil memancangkan prinsip-prinsip Tasawuf yang moderat, yang seiring dengan aliran ahl Al Sunnah wa Al jamaah, dan bertentangan dengan Tasawuf Al hallaj dan abu Yazid Al Bustami.

Tasawuf pada abad kelima Hijriyah cenderung mengadakan pembaharuan,yakni dengan mengembalikannya kepada landasan Al Qur'an dan Sunnah.al-qushairi dan al-harawi dipandang sebagai tokoh sufi yang paling menonjol pada abad ini, yang memberi bentuk Tasawuf Sunni.Kitab Al risalah Al qushairiah memperlihatkan dengan jelas bagaimana Al qushairi mengembalikan Tasawuf ke atas landasan doktrin ahl Al Sunnah.Dalam penilaiannya ia menegaskan bahwa para tokoh sufi aliran ini membina prinsip-prinsip Tasawuf di atas landasan-landasan tauhid yang benar, sehingga doktrin mereka terpelihara dari berbagai bentuk penyimpangan.

Tokoh lainnya yang seirama dengan Al qushairi adalah abu Ismail Al Anshari, yang sering disebut Al harawi.ia mendasarkan Tasawuf nya pada doktrin ahl Sunnah,ia bahkan dipandang sebagai penggagas aliran pembaharuan dalam tasawuf dan penentang para sufi yang terkenal dengan keganjilan ungkapan-ungkapannya (shatahat), seperti Al hallaj dan abu Yazid Al Bustami.

Dengan demikian,abad kelima Hijriyah merupakan tonggak yang menentukan bagi kejayaan Tasawuf Amali (Sunni).pada abad tersebut, Tasawuf ini tersebar luas di kalangan dunia Islam.Pondasinya begitu dalam terpancang untuk jangka waktu lama pada berbagai lapisan masyarakat Islam.

5.Abad keenam hijriah

Sejak abad keenam hijriah, sebagai akibat pengaruh kepribadian Al-Ghazali yang begitu besar, pengaruh Tasawuf Amali semakin meluas ke seluruh pelosok dunia islam.keadaan ini memberi peluang bagi munculnya para tokoh sufi yang mengembang kan tarekat-tarekat dalam rangka mendidik para muridnya, seperti Sayid Ahmad Al Rifa'i (w.570 H) dan Sayid abd Al Qadir Al Jailani (w.651 H). sesudah Abad ini tidak ada lgi tokoh-tokoh besar yang membawa ide tersendiri dalam hal pengetahuan Tasawuf,kalau memang ada hal itu hanyalah sebagai seorang pengembang ide para tokoh pendahulunya.

Tasawuf Amali, sebagaimana dituturkan al-qushairi dalam Al risalah nya, diwakili para tokoh sufi dari abad ketiga dan keempat hijriah,imam Al-Ghazali dan para pemimpin tarekat yang mengikutinya.al-ghazali dipandang sebagai pembela tersebar Tasawuf Amali, yang seiring dengan Al qushairi dan Al harawi.namun dari segi kepribadian,keluasan pengetahuan dan kedalaman Tasawuf Al-Ghazali lebih besar di banding semua tokoh-tokoh Tasawuf yang ada.Ia sering diklaim sebagai seorang sufi terbesar dan terkuat pengaruhnya dalam khasanah ketasawufan di dunia Islam.

 

D.Konsep Aliran Tasawuf Amali

 

a.Aliran Madinah

Sejak masa yang dini,di Madinah telah muncul para Zahid, mereka kuat berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah, dan mereka menetapkan Rasulullah sebagai panutan kezuhudannya.di antara mereka dari kalangan sahabat adalah abu Ubaidah Al jarrah (w.18 H),Abu dhar Al Ghifari (w.22H), Salman Al farisi (w.32H),Abd Allah IBN Mas'ud (w33H),hudzaifah bin Yaman(w.36.H). sementara itu dari kalangan tabi'in di antaranya adalah said ibn Al musayyad (w.91H) dan Salim ibn abd Allah (w.106H). Aliran Madinah ini lebih cenderung pada pemikiran angkatan pertama kaum muslimin (salaf),dan berpegang teguh pada Zuhud serta kerendahan hati nabi.selain itu aliran ini tidak begitu terpengaruh perubahan-perubahan sosial yang berlangsung pada masa dinasti Umayyah, dan prinsip-prinsip nya tidak berubah walaupun mendapat tekanan dari Bani Umayyah.dengan begitu, Zuhud aliran ini tetap bercorak murni Islam dan konsisten pada ajaran-ajaran Islam.

 

b. Aliran Basrah

Louis Massignon mengemukakan dalam artikelnya"Tasawuf"dalam ensiklopedi de Islam, bahwa pada abad pertama dan kedua hijriah terdapat dua aliran Zuhud yang menonjol,salah satunya di Basra yang lainya di Kufah.menurut Massignon orang-orang Arab yang tinggal di Basrah berasal dari Bani Tamim.Mereka terkenal dengan sikapnya yang kritis dan tidak percaya kecuali pada hal-hal yang riil.Merekapun terkenal menyukai hal-hal logis dalam nahwu, hal-hal nyata dalam puisi dan kritis dalam hal hadits.mereka adalah penganut aliran ahl Al Sunnah,tpi cenderung pada aliran-aliran mu'tazilah dan qadariyah.tokoh mereka dalam Zuhud adalah Hasan al-basri,Malik ibn Dinar,Fadl al-Raqqashi,Rabbah ibn'amru al-qhisi,shalih Al murni atau abd Al Wahid ibn Zaid, seorang pendiri kelompok asketis di abadan.corak yang menonjol dari pada Zahid bashrah ialah Zuhud dan rasa takut yang berlebih lebihan.

 

c.Aliran Kufah

Aliran Kufah Menurut Louis Massignon, berasal dari kata Yaman.Aliran ini bercorak idealistis, menyukai hal-hal aneh dalam nahwu, imajinasi dalam puisi, dan harfiah dalam hal hadith.Dalam akidah mereka cenderung pada aliran Syi'ah,sebab aliran Syi'ah pertama kali muncul di Kufah.Para tokoh Zahid Kufah pada abad pertama hijriah ialah al-Rabi'ibn khathim (w.67 H), sedangkan pada masa pemerintahan Muawiyah,said ibn Jubair (w 95H),Thawus ibn Kisan(w.106 H). Sufyan al-Thauri(w.161 H).

 

D.Aliran Mesir

Pada abad-abad pertama dan kedua hijriah terdapat suatu aliran Zuhud lain yaitu aliran Mesir.sebahgaimana diketahui, sejak penaklukan Islam terhadap Mesir, sejumlah para sahabat telah memasuki kawasan itu, misalnya Amr ibn Al as,abd Allah ibn Amr ibn Al as yang terkenal kezuhudannya,Al Zubair bin awwam dan miqdad ibn Al Aswad.tokoh-tokok Zahid Mesir pada abad pertama hijriah di antaranya adalah Salim ibn Atar Al tajibi.dia pernah menjabat sebagai hakim di Mesir, dan meninggal di dimyath tahun 75 H.Tokoh lainnya adalah abd  Al Rahman ibn hujairah(w83H). menjabat sebagai hakim agung Mesir tahun 69 H.sementara tokoh Zahid yang paling menonjol pada abad II hijriah adalah Al laits ibn Sa'ad (w.175H).jezuhudan dan kehidupannya yang sederhana sangat terkenal.Menurut ibn khalikan,dia seorang Zahid yang hartawan dan dermawan.

 

  

                                                    BAB III

                                                  PENUTUP

 

A.Kesimpulan

  Berdasarkan pembahasan tentang sejarah perkembangan tasawuf Amali pada makalah ini, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, antara lain:

1.Tasawuf Amali dipahami sebagai ajaran tasawuf yang lebih menekankan kepada perilaku yang baik dalam kaitannya dengan amalan ibadah kepada Allah.Di dalamnya ditekankan tentang bagaimana melakukan hubungan dengan Allah melalui dzikir atau wirid yang terstruktur dengan harapan memperoleh Ridha Allah SWT.Tasawuf Amali merupakan Tasawuf yang mengedepankan mujahadah dengan menghapus sifat-sifat yang tercela melintasi semua hambatan itu dan menghadap total dengan segenap esensi diri hanya kepada Allah SWT.

2.sejarah dan perkembangan tasawuf Amali mengalami beberapa fase, yaitu:

a.Abad kesatu dan kedua hijriah, Tasawuf masih berupa perilaku Zuhud yang didasari rasa khauf dan masih bersifat praktis (belum ada konsep-konsep tasawuf secara terpadu)

b.abad ketiga Hijriah,kata Tasawuf mulai digunakan.orang ahli ibadah sebelumnya disebut Abid atau Nasik,pada abad ini disebut sebagai sufi.

c.Abad keempat hijriah, perkembangan tasawuf semakin pesat dan munculnya istilah Syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat, sebagai penjelasan perbedaan ilmu lahir dan ilmu batin.

d.Abad kelima Hijriyah, adanya pemancangan ajaran tasawuf sesuai dengan prinsip-prinsip ahl Al Sunnah wa Al jamaah oleh imam Al-Ghazali.

 

e.Abad keenam hijriah, munculnya para sufi yang mengembang kan Tasawuf dalam bentuk institusi tarekat, yang kemudian berkembang pesat sampai sekarang.

 

B.Daftar Pustaka

Aqib,Khairisudin, Al-hikmah : memahami teosofi tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Surabaya:PT Bina ilmu

,2004.

Ghanimi Al,Abd al-wafa,Al taftazani.madkhal ila al-tashawuf Al islami.al-qahirah:Dar Al-thaqafah,1976.

Hakim Al,Abd,And al-ghani qasim.al madzahib Al shufiyah wa madarisuha t.t.maktabah madbuli,1989.

Sholihin M,Rosihan Anwar.Ilmu Tasawuf.Bandung CV.pustaka setia,2008.

Jumantoro totok,Munir amin samsul.kamus Ilmu Tasawuf.Wonosobo AMZAH,2005.

0 komentar:

Post a Comment