Sunday, January 29, 2017

Refleksi HAB Kementerian Agama Ke-70



Tanggal 03 Januari merupakan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama Republik Indonesia, dalam perayaan HAB yang ke 70 ini bertema : “Bersih Melayani, Stop Gratifikasi Menuju Zero Korupsi”.

Tema yang sangat mulia ini terpampang disetiap instansi Kementerian Agama, di madrasah-madrasah, di KUA-KUA, dan di kantor induk Kementerian Agama sendiri, tanpa kecuali. Ini memaknai begitu perhatiannya Kementerian Agama pada ikhlas beramal dan membumi hanguskan segala jenis bentuk gratifikasi dan korupsi.

Makna Bersih Melayani

Bersih melayani merupakan semboyan untuk mencegah kutipan-kutipan liar, sogok menyogok, korupsi, kolusi dan nepotisme. Karena dengan bersih melayani akan menjadikan pegawai-pegawai yang ikhlas beramal tanpa mengharap digaji oleh siapapun diluar gajinya, pelayanan prima  sebagai  konsep dalam membentuk hablu minannas untuk mencari keridhaan Allah, siapa pun yang membutuhkan pelayanan akan dilayani sesuai dengan amanah, karena setiap amanah itu akan dipertanyakan oleh Allah kelak yang mesti dipertanggungjawabkan.

Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabari kepada kami oleh Sufyan telah bercerita kepada kami A’masy dari Zaid bin Wahab telah bercerita kepada kami oleh Hazifah berkata ia, telah bersabda kepada kami oleh Rasulullah SAW akan dua kejadian, saya telah melihat kenyataan yang pertama, dan sedang menanti yang kedua. Pertama: Nabi SAW menceritakan ketika amanah masih kuat dalam lubuk hati manusia, kemudian turunlah al Quran, maka mereka mempelajari Quran dan Sunnah Rasul, dan sungguh patuh melaksanakan amanah yang terkandung didalamnya. Kedua: Nabi menceritakan hal terangkatnya amanah dari hati manusia. Berkata: seorang tidur maka tercabutlah amanah dari hatinya hingga tinggal bekas yang sangat sedikit. Kemudian ia tidur maka tercabutlah pula sisa bekas amanah itu, sehingga tinggal bagaikan berulang, bagaikan api yang terinjak oleh kaki mu kemudian bengkak padahal tiada berisi apa-apa. Kemudian Nabi mencontohkan dengan mengambil batu, lalu dipijak dengan kakinya. Maka setelah itu orang-orang seperti biasa berbaiat, tetapi tidak terdapat lagi orang yang jujur (amanah). Sehingga disebut-sebut : disana pada bani fulan masih ada seseorang yang amanah, lalu dipuji: alangkah tabah, sabar, peramah dan cerdiknya. Padahal dalam hati orang yang dipuji itu tidak ada sedikitpun dari iman, walau seberat biji sawi dari iman. Kemudian Hudhaifah berkata: sungguh saya telah mengalami suatu masa, dimana saya dipilih-pilih orang dalam berbaiat, bila ia seorang muslim ia patuh taat pada hukum negara. Adapun kini, masa saya tidak dapat mempercayai dalam berbaiat kecuali pada fulan, (H. R. Bukhari).

“Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”. (Q. S Al Ahzab: 72).

Ketika bersih melayani telah ditanamkan didalam hati setiap pegawai, maka amanah itu akan terjaga, tapi bila hati telah menjadi kotor sehingga kadangkala meminta pamrih pada orang yang dilayaninya maka amanah akan hilang dan bersih melayani menjadi semboyan semata yang tidak bermakna dalam aplikasi kehidupan. Padahal menyia-nyiakan amanah adalah sangat dilarang oleh Rasulullah.

“Dari Abi Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda: Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya. Salah seorang sahabat bertanya: bagaimanakah menyia-nyiakannya wahai Rasulullah? Rasul menjawab: apabila perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”. (H. R Bukhari).

Stop Gratifikasi Menuju Zero Korupsi

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia “Setop” bermakna berhenti, terhenti, menyetop: menghentikan, menyuruh berhenti. Artinya menghentikan sesuatu yang sedang berjalan atau melaju. Grafitasi merupakan uang hadiah kepada pegawai diluar gaji yang telah ditentukan. Setop grafitasi yaitu menghentikan setiap pegawai yang menerima uang diluar gajinya sebagai jerih yang lain dalam memberikan pelayanan kepada orang yang membutuhkan pelayanan untuk menuju instansi yang tidak ada korupsi.

“Dari Abi Hurairah r.a beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda: kutukan Allah menimpa atas orang yang menyuap dan orang yang menerima suap dalam hukum”. (H. R Ahmad, Abu Daud, dan Tirmizi).

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui”. (Q. S Al Baqarah: 188).

Menggunakan kata istilah ini pada dasarnya ‘seolah’ bermakna untuk menghentikan gratifikasi yang sedang berjalan, tapi pada hakikatnya kata tersebut digunakan untuk mencegah gratifikasi agar tidak terjadi dan jangan pernah terjadi, apalagi di instansi agama yang berbasis penerapan syariat Islam.

Niat mulia Kementerian Agama dalam menuju zero Korupsi membutuhkan dukungan semua pihak, baik pegawai Kementerian tersebut yang bekerja dikantor induk ataupun yang berada dikantor cabang, sehingga Kementerian Agama benar-benar mampu menuju zero korupsi.

Selain dukungan dari seluruh pegawai, sikap tegas dari kepala Kementerian Agama juga sangat dibutuhkan, karena ketika kedapatan pegawainya melakukan gratifikasi secara nyata atau laporan dari masyarakat, maka secepatnya mengevaluasinya dan menyidiknya agar tidak tercemar nama baik Kementerian Agama.

Namun, untuk membentuk semua itu dibutuhkan pegawai-pegawai yang benar-benar beriman kepada Allah, yang takut kepada azab Allah yang begitu pedih serta menjaga almamater Kementerian Agama, ini akan terbentuk dengan sifat taqwa.

Hakikat orang yang bertaqwa akan tawadhu’, yaitu merendahkan diri dan tidak sombong, sehingga ia menyadari bahwa jabatan yang emban sekarang merupakan amanah Allah yang mesti dipertanggungjawabkan dihadapan sang Khaliq. Qana’ah, yaitu merasa cukup atas pemberian Allah yang halal dan tidak pernah tergores didalam pikirannya untuk mencari yang haram dengan cara apapun atau tidak pernah beritikad menghalalkan yang haram, apalagi sampai mengerjakannya. Wara’, yaitu memelihara dirinya dari sesuatu yang syubhat apalagi yang haram, baik dalam perkataan, perbuatan dan apa yang ia makan. Yakin, yaitu meyakini segala sesuatu yang dilakukan didunia ini akan mendapatkan balasan dari Allah.

Ketika sifat tawadhu’, qana’ah, wara’, dan yakin  tertanam dalam setiap pegawai, maka dengan mudahnya tema “Bersih Melayani, Stop Gratifikasi Menuju Zero Korupsi” akan terciptakan, sehingga akan benar-benar menjadi instansi yang menjadi idaman setiap masyarakat.

Penghapusan Pelajaran TIK, Pembodohan IT



Kurikulum  K-13 yang ditinggalkan oleh Moh. Nuh selaku mantan Menteri Pendidikan masih mrnjadi polimik antara pro dan kontra sampai dengan awal 2016, padahal sudah beberapa tahun yang lalu Moh. Nuh diganti dengan Anies Baswedan, bukan saja dikalangan pendidik, tapi dikalangan siswa pun timbul bermacam asumsi.

Guru yang dulunya mengajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merasa mata pelajarannya dihilangkan dan ini akan berefek kepada tunjungan yang diambil selama ini. Sedangkan bagi siswa yang memang tidak memiliki komputer ataupun laptop dirumahnya merasa dirugikan, karena mereka tidak bisa belajar teknologi secara mendetail lagi, padahal mampu menguasai komputer adalah hampir menjadi kebutuhan wajib di era globalisasi ini.

Pergantian TIK dengan Prakarya Bukan Solusi

Dalam kurikulum 2013 nama mata pelajaran TIK tidak lagi disebutkan, bahkan telah diganti dengan mata pelajaran prakarya, dimana mata pelajaran prakarya ini masih bersifat umum, karena dalam mata pelajaran Prakarya bukan saja belajar tentang komputer, akan tetapi disana ada materi tentang kerajinan tentang bahan alam, alat penjernih air, budidaya tanaman sayuran, dan pengolahan pangan buah dan sayur. Jadi otomatis siswa tidak akan bisa lagi memegang komputer selama 2 jam penuh dalam seminggu.

Bagi anak yang ekonomi ayahnya menengah ke atas, mungkin pelaran TIK itu tidak begitu penting, karena ia telah memiliki laptop dirumahnya dan bisa belajar dengan orang tuanya, namun bagi anak yang kurang mampu, orang tuanya petani atau buruh kasar, jangankan memiliki laptop mengoperasikannya masih gagap, atau pun tidak mengenal laptop sekalipun adalah masalah yang sangat serius dan ini akan berefek kepadanya sebagai generasi yang gagap teknologi.

Di Indonesia, pertumbuhan penduduk miskin bukanlah hal yang sepele, ini dapat kita lihat dengan realita kehidupan masyarakat disamping kita, ada anak yang harus berhenti bersekolah karena orang tuanya tidak sanggup membiayai biaya pendidikannya, baik biaya transportasi ataupun jajan sehari-hari.

Menurut Kepala Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Winandi Himawan menyampaikan jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 30,02 juta orang atau mencapai 12,49 persen. "Ini setara dengan 1,5 kali banyaknya penduduk Australia," ungkapnya dalam sosialisasi pendataan program perlindungan sosial (PPLS) di Swiss Belhotel Jakarta, Selasa (5/7), (Republika, 05/07/11).

Secara sistematis, kalau yang 12,49 persen ini benar-benar sangat miskin, berarti anak-anak dari keluarga tersebut tidak akan pernah memegang komputer atau mengenal komputer lagi jika mata pelajaran TIK tersebut benar-benar dihapus di kurikulum.

Kalau berdalih pembentukan kurikulum 2013 untuk membentuk karakter dan sikap siswa, maka ini tidak perlu menciptakan kurikulum baru yang mesti ada yang dikorbankan, namun tinggal melengkapi kurikulum sebelumnya dengan metode atau strategi pembelajaran yang lebih menjurus kepada karakter dan sikap tersebut.

Kurikulum Pendidikan Nasional 2013, Harapan Baru

Perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum pendidikan nasional 2013 merupakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan ini mestinya dengan tidak ada yang dikorbankan, yaitu kembali kekurikulum sebelumnya (KTSP) dengan memasukkan metode penerapan sesuai dengan kurikulum 2013. Karena kurikulum itu penting, tapi guru lebih penting yang dituntut bukan saja mengajar di kelas, guru juga sebagai motivator dan inspirator yang akan menjadi lompatan penting dalam dunia pendidikan.

Pengembangan kurikulum yang bijak dengan melihat segala aspek, terutama aspek pendidik dan aspek anak didik agar tidak menjadi kesenjangan atau pun polimik dikemudian hari. Karena tujuan dari suatu kurikulum adalah untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia. Meningkat sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuan mengapresiasikan keindahan dan harmoni. Dan meningkatkan potensi fisik serta menanamkan spotivitas  dan kesadaran hidup sehat.

Sedangkan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkanmanusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tahun Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Melihat tujuan pengembangan kurikulum dan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan rakyat Indonesia seutuhnya, maka tidak ada dalih pemerintah untuk menghapus mata pelajaran TIK dari karikulum K-13 atau dari karikulum pendidikan nasional 2013. Karena penghapusan mata pelajaran tersebut merupakan pembodohan ilmu teknologi bagi generasi Indonesia.

Asumsi ini bukan tak berdalih, kita lihat sekarang saja berapa banyak masyarakat dewasa atau orang tua kita yang tidak mengenal komputer dan tidak tau cara mengoperasikannya, ini adalah efek dari pendidikan yang mereka peroleh dulu tanpa adanya mata pelajaran komputer. Sungguh sangat disayangkan, ketika generasi kita sudah mulai berkompeten dalam bidang teknologi atau sudah mulai mengenal komputer, malah mata pelajaran tersebut dianggap tidak penting untuk dipelajari disekolah-sekolah umum.

Semoga pemerintah secara umum dan bapak Anies Baswedan selaku pengambil kebijakan tentang kurikulum pendidikan dasar menengah dapat melihat kondisi pendidikan di daerah pedalaman yang mayoritas anak-anak ditempat itu dari keluarga yang kurang mampu, jangankan untuk membeli komputer dirumah mereka kadang membeli kebutuhan pokok pun sangat sulit. Dengan menghapus TIK disekolah mereka berarti pemerintah telah berusaha untuk membutakan teknologi kepada mereka dan ini adalah wajah kegelapan masa depan bagi mereka.

Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka



Gerakan Pramuka merupakan salah satu wadah yang melaksanakan proses pendidikan nonformal diluar lingkungan sekolah/madrasah dan diluar lingkungan keluarga yang dilakukan dialam terbuka. Bertujuan untuk membentuk setiap anggota pramuka memiliki kepribadian yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriot, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun negara, mengamalkan pancasila, melestarikan lengkingun hidup, mempersiapkan diri membangun masyarakat serta mengamalkan aturan agama Islam dengan sebenarnya.

Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka
Tri Satya Pramuka adalah kode kehormatan Pramuka yang setiap anggota pramuka itu harus berjanji kepada dirinya dan Allah SWT untuk bersungguh menjalankan dan mengamalkan Tri Satya tersebut.
Tri Satya Pramuka
Demi Kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1.      Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
2.      Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
3.      Menepati dasa darma.

Sedangkan Dasa Darma Pramuka adalah ketentuan moral yang harus kita tepati dan jalankan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi seorang Pramuka yang benar-benar seperti asa agama dan negara.

Dasa Darma Pramuka
1.      Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3.      Patriot yang sopan dan Ksatria
4.      Patuh dan suka bermusyawarah
5.      Rela menolong dan tabah
6.      Rajin, trampil dan gembira
7.      Hemat cermat dan bersahaja
8.      Disiplin, berani dan setia
9.      Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10.  Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Nilai-nilai Pendidikan Akhlak
Taat kepada Allah, Rasul, dan pemimpin adalah anjuran dalam Islam, sehingga seseorang akan benar-benar menjalankan perintah Allah dan Rasunya serta mengikuti kata pemimpinnya yang tidak menetang dengan syariat secara bersungguh-sungguh sehingga akan melahirkan keikhlasan.

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q. S An Nisa: 59).

Menolong sesama hidup merupakan praktek amaliah yang perlu ditanam dalam setiap jiwa manusia sehingga akan manjadi manusia yang bukan saja berdakwah billisan namun akan menjadi manusia yang berkwah bil af’al.

Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, ia tidak boleh menganiaya dan tidak boleh menyerahkannya (kepada musuh), dan barang siapa yang menolong kebutuhan temannya niscaya Allah akan menolong kebutuhannya, dan barang siapa yang membebaskan seorang muslim dari kesusahannya maka Allah akan membebaskan kesusahannya dihari kiamat, dan barang siapa yang menutup (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat. (H. R Imam Hafidh Al Faqih, kitab: Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, juz. 38 hal. 2).

Ketentuan moral yang perlu diamalkan seorang pramuka adalah sesuai dengan dasa darmanya, dan ini merupakan praktek langsung dalam kehidupan sehari-harinya.


Taqwa kepada Tuhan YME
Seorang pramuka harus benar-benar taqwa kepada Allah, menjunjung tinggi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah, baik itu ditempat umum atau pada saat sendiri. Dan menjadi perwujudan tingkat amal ibadah seseorang, karena akan selalu berpegang kepada Allah untuk beribadat semata, bukan lagi sebagai nilai riya yang ia tampilkan.

Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Perwujudan ketaqwaan itu akan membawa seseorang untuk mencintai alam dan kasih sayang sesama hidup, karena orang tersebut akan sadar begitu pentingnya alam dalam kehidupan mereka.

Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. (Q. S Al Baqarah: 11).

Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Q. S Al Qashash: 77).

Patriot yang sopan dan kesatria
Patriot yang sopan dan kesatria adalah ciri khas seorang muslim sejati, karena mereka akan selalu memegang kebenaran walau sepahit apapun dan adab kesopanan menjadi cerminan hidup.

“Rasulullah SAW bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut yang menyukai kelembutan. Allah akan memberikan kepada orang yang bersikap lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang bersikap keras dan kepada yang lainnya”. (H. R Muslim).

Patuh dan suka bermusawarah
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Q. S Ai Imran: 159).

Rela monolong dan tabah
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (Q. S Al Maidah: 2).

Rajin, terampil dan gembira
Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu kan hidup selamanya dan ibadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok”. H. R Ibn Asakir).

Sesungguhnya seutama-utama hasil usaha adalah hasil usahanya seorang dengan tangannya sendiri”.  (H. R Bukhari).

Hemat, cermat dan bersahaja
Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (Q. S Al An’am: 141).

Disiplin, berani dan setia
Katakanlah suatu kebenaran walau itu pahit”. (H. R Ibnu Hibban).

Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya”. (Q. S Al Maidah: 1).

Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (Q. S Al Isra: 36).

Dalam setiap perbuatan itu akan menghasilkan nilai, nilai baik ataupun nilai buruk. Namun sebaik-baik nilai adalah nilai akhlak. Maka seorang Pramuk yang sejati akan selalu taat kepada Allah dan Rasulnya untuk menjalankan syariat Islam secara Kaffah, ia akan taat kepada pemimpin serta menjadi manusia yang selalu menjadi panutan dan menolong sesama hidup.