Hidup
berkeluarga merupakan karunia Allah yang mesti harus dijalani oleh manusia. Betapa
juga banyaknya harta dan jabatan tinggi yang dimiliki oleh seseorang, namun
kehidupan ini akan terasa kosong dan hampa jika belum mempunyai keluarga dan
anak sebagai pelipu lara.
“Berkawinlah
kamu supaya kamu berkembang biak karena aku akan merasa bangga di hari kiamat
disebabkan umat dan pengikutku banyak”, (H. R Abd Razak).
Perkawinan
bukan saja dalam membentuk suatu keluarga yang didalamnya mendapat hadiah anak,
namun perkawinan juga menjadi pintu rezki bagi seseorang.
“Berkawinlah
kamu karena perkawinan itu akan menambah rezkimu”, (H. R Hakim dan Abu
Daud).
Anak
merupakan karunia Allah yang begitu tinggi nilainya, ia merupakan perhiasan
dalam keluarga yang bisa menjadi pengobat lelah setelah bekerja banting tulang,
ia sebagai motivasi bagi orang tua untuk terus bekerja mempertahankan hidup,
bahkan kepada anaklah para orang tua menggantung beribu harapan untuk masa
depan, setiap orang tua menginginkan anaknya lebih mapan, lebih kaya, lebih
pandai, bahkan lebih mulia dari dirinya dihadapan manusia dan Sang Pencipta.
“Harta
dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal
lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan”, (Q. S Al Kahfi: 46).
Kedudukan
anak dalam suatu keluarga adalah sebagai amanah yang mesti dijaga, di urus,
ditempatkan, dididik, dan diberikan kenyamanan, sehingga ia memperoleh hak
semesti baginya.
“Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan(amanah), dan di sisi Allah-lah pahala
yang besar”, (Q. S At Taghabun: 15).
Anak
juga merupakan suatu pintu bagi orang tua untuk memperoleh kebahagiaan didunia
dan akhirat, dan juga ia juga menjadi satu jalan bagi orang tua untuk
terjerumus kedalam kehancuran didunia dan akhirat.
Anak Sebagai Amanah
Anugerah
anak yang merupakan amanah dari Allah SWT harus diperlakukan dengan baik,
jangan pernah menyianyiakan anak, karena bila anak tidak dijaga dengan baik dan
tidak memperlakukannya seperti ketentuan syara’, maka ini merupakan
suatu dausa disisi Allah SWT.
Memberikan
kebutuhan ruhaniah dan jasmaniah adalah kewajiban bagi orang tua, yaitu
mendidik ruhnya agar ia mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga dapat
mengenali dirinya, mengenali Tuhannya, mengenali orang tuanya, mengenali
temannya, dan mengenali lingkungan yang bagaimana cocok untuk bergaul. Kemudian
memberikan makanan halal yang bergizi untuk proses pertumbuhan sia anak, agar
anak dapat tumbuh dengan subur dan sehat.
Menjaga
dan memelihara bukan saja untuk didunia, namun orang tua harus menjaga dan
memelihara mereka agar tidak terjerumus kedalam neraka.
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”, (Q. S At
Tahrim: 6).
Namun
begitu banyak orang tua yang tidak tau bagaimana memperlakukan amanah, sehingga
dengan mendapatkan anak kebanyakan
lalai, baik karena terlalu memanjakannya atau terlalu membiarkannya, sehingga
kehadiran mereka menyebabkan orang tua lupa untuk mengingat Allah. Terlalu
sibuk dalam mencari rizki untuk menafkahi mereka sehingga orang tua kadang
meninggalkan kewajibannya kepada Allah.
“Hai
orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah
orang-orang yang merugi”, (Q. S Al Munafiqun: 9).
Dalam
hal menjaga anak, maka orang tua harus memperhatikan pendidikan anak dengan
baik, dan dalam memberikan pendidikan itu ada tingkatannya. Sehingga orang tua
harus tau pendidikan apa yang pertama sekali diberikan kepada anaknya.
Hal
pertama yang perlu diajarkan kepada anak adalah mendengarkan bacaan-bacaan Al
Quran, ini semenjak masih dalam kandungan sampai ia telah lahir dan menjadi
besar. Kemudian membiasakan anak mengucapkan dan mendengar kalimat tauhid dan
memahamkan maknanya bila ia telah mampu memahaminya.
Menanamkan
kecintaan anak kepada Allah dan Rasul Nya, ini untuk memupuk keimanan yang
kokoh, sehingga ia mampu memahami dan menerima takdir apapun dari Allah SWT, agar
ia selalu optimis dalam menjalani kehidupan ini.
Memberikan
contoh suri teladan Rasulullah SAW dalam mendidik akhlaknya, agar ia memiliki
akhlak yang mulia, sehingga ia akan mudah bergaul dan diterima dalam kehidupan bermasyarakat.
Kemudian
memberikan pendidikan formal bagai anak, dengan memilih sekolah yang baik, ini
sangat mempengaruhi karakter anak. Karena hakikat pendidikan formal itu bukan
saja tempat mentransfer ilmu, namun lebih condong kepada pembinaan kepribadian
anak.
Hubungan Anak dengan Orang Tua Tidak Pernah Putus
Anak
dan orang tua merupakan jalinan ikatan yang sangat erat, hubungan antara keduanya
tidak akan pernah putus, walau salah satu diantara mereka sudah meninggal.
Orang tua akan dapat merasakan apa yang anaknya lakukan didunia ini, sehingga
ia akan mendapat rahmat bila anaknya melakukan kebaikan.
“Apabila
seorang anak Adam mati, putuslah amalannya kecuali tiga perkara; sedekah
jariyah, ilmu yang memberi manfaat, dan anak yang shaleh yang berdoa untuknya”,
(H. R Muslim).
Menjadikan
anak yang shaleh merupakan tanggungjawab orang tua, selain memberikan
pendidikan agama yang mantap juga dengan berdoa kepada Allah, anak yang shaleh
ia akan selalu berdoa kepada Allah untuk orang tuanya, dan ia juga merupakan
penyejuk mata.
“Dan
orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”, (Q. S Al Furqan: 74).
Hubungan
keduanya adalah hubungan yang abadi, maka jangan pernah menyiakan mereka,
selain agama, negara juga mewajibkan orang tua untuk memberikan tempat, pakaian
dan pendidikan yang layak, jangan pernah kita korbankan mereka demi kepentingan
sesaat.
Membimbing
mereka agar sukses di dunia dan akhirat merupakan kebahagiaan yang tak ternilai
harganya. Dan semoga kita benar-benar
menjadi orang tua seperti yang diharapkan oleh Al Quran dan sebagaimana
tuntunan Rasulullah SAW.
“Dan
orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan
apa yang dikerjakannya”, (Q. S At Thuur: 21).
0 komentar:
Post a Comment