Manusia diciptakan Allah Swt dimuka bumi
ini adalah sebagai pemimpin, bukan saja dalam memimpin orang lain, namun ia
sangat dituntut untuk memimpin dirinya sendiri.
Hadits Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya
Rasulullah saw bersabda: “setiap kamu
adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
Seorang amir yang mengurus keadaan rakyat adalah pemimpin. Ia akan dimintai
pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin
terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah
suaminya. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang
hamba adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia kan diminta
pertanggungjawaban tentang harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua adalah
pemimpin dan semua akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya”.
Pemimpin
Yang Baik
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
benar-benar menjadi pemimpin, seperti mata yang melihat saat berjalan, kaki
yang melangkah membawa seluruh anggota badan kejalan yang baik, dan seluruh
badan yang merasa sakit saat ada satu anggota badan yang tersakiti.
Hadits ma’qil bin Yasar, dari hasan
bahwasanya Ubaidillah bin yazid mengunjungi Ma’qil bertanya kepadanya:
bahwasanya saya akan ceritakan kepadamu suatu hadits yang saya dengar dari
Rasulullah saw saya mendengar nabi saw bersabda: “tidak ada seorang hamba yang diberi tugas oleh Allah untuk memelihara
segolongan rakyat, lalu ia tidak melakukan sesuai dengan petunjuk, melainkan ia
tidak memperoleh bau saya”.
Dalam syarah riyadhus shalihin yang
dijelaskan oleh syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, wajib bagi seorang yang
memegang tonggak kepemimpinan untuk bersikap lemah lembut kepada rakyatnya,
berbuat baik dan selalu memperhatikan kemaslahatan mereka dengan mempekerjakan
orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Menolak bahaya yang menimpa mereka.
Karena seorang pemimpin akan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya dihadapan
Allah ta’ala.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
mampu memberikan pelayanan prima kepada orang-orang yang ia pimpin, dan ia
sadar bahwa dia adalah babu pagi mereka, bukan malah dia yang menjadi raja dan
rakyatnya menjadi babu.
Menurut William
Glasser dalam bukunya, Choice Theory, sesungguhnya di dalam situasi yang
paling ekstrem sekalipun, seseorang tidak dapat dipaksa untuk melakukan suatu
pekerjaan. Jikalau orang tersebut mau mengerjakan pekerjaan yang dipaksakan
itu, biasanya hasil kerjanya tidak memuaskan.
Seorang pemimpin
harus memiliki ciri perilaku yang menggambarkan sifat seorang pemimpin yang
baik, yaitu: Beri teladan tentang arti sukses kepada bawahan, Beri bawahan Anda peralatan yang
mereka butuhkan, Jangan sungkan untuk memuji keberhasilan bawahan, Berikan
ruang untuk kesalahan, Delegasikan tugas tanpa banyak turut campur, Lebih baik
bertanya daripada memberi nasihat, Bersikaplah ramah, Tak kenal maka tak
sayang, (William Glasser, Choice Theory).
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik
bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang
mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan
orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu?
Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah”, (An Nisaa 4:138-139).
“Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimmpin (mu): sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagiaa yang
lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada oarng-orang yang zalim”, (QS. Al-Maidah: 51).
“Hai orang-orang
yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu,
jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara
kamu menjadikan mereka menjadi pemimpin, maka mereka itulah orang2 yang zalim”,
(At Taubah:23).
“Hai orang2 yang
beriman! Janganlah kamu mengambil orang2 kafir menjadi wali (teman atau
pelindung)”, (An Nisaa:144).
“Janganlah
orang2 mukmin mengambil orang2 kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang
siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun…”, (Ali
Imran:28).
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata,
bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “ada
tujuh golongan manusia yang kelak akan memperoleh naungan dari Allah pada hari
yang tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya, (mereka itu ialah): 1.
Imam/pemimpin yang adil, 2. Pemuda yang terus-menerus hidup dalam beribadah
kepada Allah, 3. Seorang yang hatinya tertambat di masjid-masjid, 4. Dua orang
yang bercinta-cintaan karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah pun
karena Allah, 5. Seorang pria yang diajak (berbuat serong) oleh seorang wanita
kaya dan cantik, lalu ia menjawab “sesungguhnya aku takut kepada Allah”, 6.
Seorang yang bersedekah dengan satu sedekah dengan amat rahasia, sampai-sampai
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya, 7.
Seorang yang selalu ingat kepada Allah (dzikrullâh) di waktu sendirian, hingga
melelehkan air matanya, (HR. Bukhari dan Muslim).
Wahai pemimpin, ingatlah! Sesungguhnya
kita akan mempertanggungjawabkan atas kepemimpinan kita, menjadi pemimpin bukan
saja mengharapkan jerih, gaji atau tunjangan yang besar, namun kita harus
menjaga orang yang kita pimpin dari segala hal, termasuk menjaga mereka jangan
sampai terjerumus kedalam api neraka.
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
(QS. At Tahrim 66:6).
Al-Maroghi berkata : Hai orang-orang yang membenarkan Allah dan
Rasul-Nya, hendaklah di antara kamu memberitahukan satu dengan yang lain, yaitu
apa-apa yang menyelamatkan kamu dari neraka, selamatkanlah diri kalian darinya,
yaitu dengan taat kepada Allah melaksanakan perintah-Nya, beritahulah
keluargamu, tentang ketaatan kepada Allah, karena dengan itu akan menyelamatkan
jiwa mereka dari neraka, berilah mereka nasehat dan pendidikan. Hendaklah
seorang lelaki itu membenahi dirinya dengan ketaatan kepada Allah, juga membenahi
keluarganya sebagai rasa tanggungjawabnya sebagai pemimpin dan yang dipimpinnya.
“Hak
anak terhadap orang tua, hendaklah orang tua memberikan nama yang baik,
mengajarkannya tulis menulis dan menikahkan bila telah baligh. Tidak ada
pemberian orang tua terhadap anak yang lebih baik daripada mendidiknya dengan
didikan yang baik. Perintahlah anak-anakmu sholat jika sudah berumur 7 tahun,
dan pukullah jika umur 10 th, jika meninggalkan sholatnya, pisahkan tempat
tidur mereka”,
(Al Qurthubi).
terima aksih
ReplyDelete