(Kisruh
Kurikulum 2013)
Berbicara
kurikulum 2013, maka seolah kita sedang membahas tentang pro dan kontra, dimana
mantan Menteri Pendidikan M. Nuh masih berkokoh dengan kurikulum yang
dicetusnya yang terbaik, dan mengatakan kurikulum 2013 bukanlah aliran sesat.
Sedangkan Menteri
Pendidikan Dasa, Menengah dan Kebudayaan yang terpilih sekarang Anis Baswedan
mengatakan kurikulum 2013 terlalu tergopoh-gopoh diterapkan padahal kurikulum tersebut masih
setengah matang, dimana uji materi dan kelayakannya perlu dipertimbangkan
kembali, bukan setelah dicetak langsung disuruh praktekkan kepada seluruh
sekolah di Indonesia.
"Cuma
yang sekarang dilaksanakan adalah yang setengah matang. Kasihan anak-anak kita,
karena itu dijalankan di 2013, diuji coba di 6000 sekolah, belum ada feedback-nya,
tapi sudah dijalankan seluruh sekolah dalam waktu setahun," kata Anies di
Jakarta, Sabtu (22/11/2014-Kompas).
"Cuma yang
sekarang dilaksanakan adalah yang setengah matang. Kasihan anak-anak kita,
karena itu dijalankan di 2013, diuji coba di 6000 sekolah, belum ada feedback-nya, tapi sudah dijalankan seluruh
sekolah dalam waktu setahun," kata Anies di Jakarta, Sabtu (22/11/2014).
Anies
membandingkan penyusunan kurikulum di Indonesia dengan di negara lain. Untuk
membangun suatu kurikulum, lanjut Anies, negara lain memerlukan waktu paling
tidak empat hingga lima tahun.
"Dimatangkan
dulu baru dijalankan. Kalau ini (kurikulum 2013), belum dimatangkan, sudah
dijalankan, karena itu banyak yang mengeluhkan," (Anis Baswedan, Kompas,
22/11/2014).
Selain
kurikulum yang setengah matang, Anis juga mengatakan banyak guru yang
mengeluhkan kurikulum tersebut, selain mereka menjadi pusing bahkan ada yang
dikorbankan, bahkan lebih parah lagi dalam sistem penilaian yang membuat mereka
makin repot dan tidak ada waktu untuk mengajar, namun hampir seluruh waktunya
tersita buat penilaian.
"Guru
terutama banyak sekali yang complain. Mereka banyak merasa beban administratif
yang tinggi. Beban untuk mengerjakan urusan administratif tidak sebanding
dengan beban atau waktu mendidik," kata Anies saat ditemui di kantor
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (Suara Pembaruan, 11/11/2014).
Kenapa
Pelajaranku Dirampas
Mata pelajaran
yang disediakan dalam Kurikulum 2013 untuk tingkat SMP/MTs adalah Kategori A:
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial,
dan Bahasa Inggris, sedangkan untuk kategori B : Seni Budaya (termasuk muatan
lokal), Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan (termasuk muatan lokal), Prakarya
(termasuk muatan lokal), (SMPN1 Sindangagung)
Di Madrasah
Tsanawiyah yang dulunya memiliki pelajaran Fiqih, Aqidah Akhlak, Quran Hadits,
SKI dalam kurikulum 2013 disatukan dalam satu mata pelajaran yaitu pelajaran
Agama Islam, pelajaran Bahasa Arab dan TIK juga dihilangkan. Ini bertanda
mereka yang mengempu palajaran agama harus membagi jam kepada setiap guru agama
yang telah hilang mata pelajarannya sama rata, sedangkan untuk guru Bahasa Arab
dan TIK sama sekali tidak memiliki mata pelajarannya lagi, ini bertanda mereka
harus kehilangan jam mengajar dan harus kehilangan tunjangan sertifikasi bagi
mereka yang telah disertifikasi dengan mata pelajaran tersebut.
Ketika dunia
pendidikan ingin digalakkan dan peningkatan mutu pendidikan sedang dicetus,
bahkan penambahan tunjangan bagi guru untuk memaksimalkan mereka dalam mendidik
anak bangsa, tetapi malah ada guru yang ingin dikorbankan. Bahkan ada guru yang
ingin dirampas kesejahteraan mereka.
Membentuk
karakter siswa seperti yang tertulis dalam guru berkarakter tidak mesti
mengorbankan guru, menjalankan KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4 bisa dilakukan dalam
setiap mata pelajaran, bukan sebaliknya, kepada siswa ingin diterapkan KI-2 agar siswa mampu dan
selalu bersosial namun kepada guru KI-2 malah dihilangkan, ini akan menjadi
masalah baru.
Coba dipikirkan
dari Sabang sampai Marauke, berapa guru TIK dan guru Bahasa Arab seluruh
Indonesia yang ata pelajarannya dihilangkan. Kalau ada yang mengatakan Bahasa
Arab masih utuh dan masih ada dalam kurikulum 2013, maka nasib guru TIK?
Kini ribuan
mereka yang berada di pusat kota dan pelosok desa seluruh Indonesia masih
bertanya-tanya tentang nasib mereka, walau Menteri Pendidikan Dasar dan
Menengah sekarang telah menegaskan untuk membatalkan Kurikulum 2013, namun
masih banyak sekolah dan madrasah yang masih juga memperjuangkan Kurikulum 2013
tersebut diterapkan, entah ini perjuangan atau proyek.
Semoga Bapak
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Anis Baswedan berlaku bijak dan
benar-benar memperhatikan mereka yang terkorbankan karena kurikulum 2013,
sekarang memang masih dalam tahap uji coba kepada beberapa sekolah, namun bukan
mustahil satu saat kurikulum tersebut juga disahkan.
Harapan guru
yang dikorbankan, kalau memang kurikulum tersebut layak dijalankan, semoga
tidak ada mata pelajaran yang dihilangkan berdasarkan kurikulum 2006, sungguh
sangat disayangkan bila mereka telah disertifikasi kemudian hak mereka
dirampas, tak ubah seperti janda atau duda yang ditinggalkan oleh kekasihnya.
Menerapkan
pendidikan yang lebih baik adalah dengan melihat semua orang yang terlibat
disana tidak ada yang dikorbankan, mereka juga guru-guru yang telah berjasa
mendidik anak bangsa sehingga anak-anak mengenal teknologi. Kurikulum yang baik
adalah kurikulum yang bisa diterima oleh semua orang dan mampu memberi
kemaslahatan kepada mereka secara menyeluruh.
0 komentar:
Post a Comment