Pendidikan adalah salah satu media bagi
manusia untuk menjadi lebih manusiawi. Pendidikan tidak bisa direduksi
(pengurangan) maknanya hanya sekedar menyiapkan peserta didik untuk mendapatkan
pekerjaan dalam dunia industri. Makna pendidikan jauh dari sekedar kepentingan
pragmatis seperti ini.
Pluralitas etnis, agama, dan budaya
adalah sebuah kenyataan sejarah bangsa Indonesia. Keragaman bisa menjadi
anugerah sekaligus bencana. Jika dikelola dengan baik dapat memperkaya
kehidupan manusia, sebaliknya jika tidak dapat dikelola dengan baik dapat
menimbulkan bencanaberupa ketegangan, konflik, dan kekerasan sebagaimana yang
terjadi beberapa waktu yang lalu.
Indonesia merupakan bangsa multietnik
dan multikultur. Sampai saat ini Indonesia memiliki banyak etnik dan bahasa.
Masing-masing etnik itu tidak berdiri sebagai etnitas yang tertutup dan
indenpenden tetapi saling berinteraksi satu sama lain dan saling bergantung,
serta saling mempengaruhi satu sama lain. Interaksi sosial yang terbentuk
dengan keberagaman ini memerlukan suatu pemahaman lintas budaya dan rasa
percaya pada setiap pihak yang terlibat dalam interaksi itu, yang merupakan
modal sosial bagi terbentuknya suatu hubungan antar etnik-antar budaya yang
sehat, sejahtera dan maju. Bilamana tidak, maka mustahil Indonesia yang damai
dan sejahtera bisa diwujudkan (Achmanto Mendatu, Meningkatkan Kompetensi Guru
dalam Melaksanakan Pendidikan Multikultural).
Melihat kehidupan bangsa Indonesia yang
multikultur, maka pendidikan multikultural sangat penting untuk dimasukkan
dalam kurikulum pendidikan di madrasah sebagai salah satu agenda pendidikan
masa depan di Indonesia, terutama dalam mengembangkan manusia Indonesia yang
cerdas. Manusia cerdas tidak hanya cerdik dan berkemampuan untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan menyelesaikan masalah, tetapi juga bermoral, bersikap
demokrasi, keadilan dan humanisme.
Pendidikan multikultural sangat penting
diterapkan guna meminimalisasikan dan mencegah terjadinya konflik di daerah.
Melalui pendidikan berbasis multikultural, sikap dan mindset (pemikiran) siswa
akan lebih terbuka untuk memahami dan menghargai keberagaman. Firman Allah SWT :
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk, (Q.S. Ali Imran: 103)”.
Dengan pendidikan multikultural, kita
tidak sekedar merekatkan kembali nilai-nilai persatuan, kesatuan dan berbangsa
di era global seperti saat ini, tetapi juga mencoba untuk mendefinisikan
kembali rasa kebangsaan itu sendiri dalam menghadapi benturan berbagai konflik
sosial budaya, ekonomi dan politik dalam era global. Dengan kata lain,
diterapkannya pendidikan multikultural di dalam kurikulum madrasah diharapkan
segala bentuk diskriminasi, kekerasan dan ketidakadilan yang sebagian besar
dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan kultural seperti perbedaan agama, ras,
etnis, bahasa, kemampuan, umur dan kelas sosial-ekonomi dapat diminimalkan.
Dan juga dengan memasukkan pendidikan
multikultural dalam kurikulum pendidikan di madrasah diharapkan agar siswa
memiliki kepekaan dalam menghadapi gejala-gejala dan masalah-masalah sosial
yang berakar pada perbedaan suku, ras, agama, dan tata nilai yang terjadi pada
lingkungan masyarakat.
Namun demikian, bagi kita sebagai umat
muslim di Indonesia pada umumnya, dan di Aceh khususnya harus sangat jeli
dengan pendidikan multikultural yang akan diterapkan, jangan sampai pendidikan
tersebut dapat merusak aqidah kita, atau sebagai jalan masuknya aliran sesat
dalam kehidupan kita. Menjadikan pendidikan agama sebagai filter dalam segala
hal adalah yang terbaik, karena dengan dangkalnya pendidikan agama dalam setiap pribadi umat Islam akan membuat
umat Islam itu sendiri menjadi sesat dan salah dalam memahami Islam.
Madrasah adalah pesantren yang kedua
dalam menerapkan ilmu agama bagi setiap siswa dan menerapkan pendidikan
multikultural dalam kurikulum madrasah bisa menyatukan siswa dan menanamkan
sikap saling menghargai dalam keragaman.
Namun mewaspadai efek negatif dari semua
itu adalah kewajiban kita semua, sebagaimana firman Allah SWT : "Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang
benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu”, (Q.S. Al Baqarah : 120)
Mantap P Zul bagus ,dah enak di baca cuman setiap prapgraf jangan terlalu panjang
ReplyDelete