Pada dasarnya manusia diciptakan oleh
Allah dalam keadaan fitrah, maka orang tuanya yang menghiasi manusia tersebut,
pakah menjadi manusia yang baik tetap dalam Islam atau ia menjadi manusia yang
buruk bahkan keluar dari Islam.
“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan
fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang
Nasrani maupun seorang Majusi”, (H. R Abu Hurairah).
“Setiap
anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya
menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang musyrik.” Lalu seorang
laki-laki bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau kalau anak itu
mati sebelum itu?” Beliau menjawab: “Allah lebih tahu tentang apa yang pernah
mereka kerjakan”,
(H. R Abu Hurairah).
Wanita adalah satu sosok makhluk yang
begitu mulai dimuka bumi ini, bahkan wanita itu Allah abadikan dalam Quran
dengan nama surat “An Nisa” dan surat “Maryam”. Namun realita sekarang kebaikan
dan keburukan yang dinisbahkan kepadanya adalah tidak terlepas dari tingkah
laku dan perbuatannya, sungguh sangat disayangkan ia sendiri tidak pernah
menghargai Al Quran yang telah menghargainya, sebutan-sebutan yang merusak
marwahnya ia menyebabkan sendiri, ia dipanggil PSK, wanita penghibur, cabe-cabe
, ayam kampus, dan masih banyak istilah yang lain yang sungguh sangat kita
sayangkan.
Wanita
Shalihah adalah Bidadari
Wanita-wanita shalihah adalah Qanitaat (orang yang taat) dan Hafidhaat (orang yang menjaga diri) saat
suaminya tidak ada (Syaikh Halim).
Wanita shalihah adalah wanita-wanita
yang selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, menjaga kemaluan (aurat)nya, dan
taat kepada suaminya, (‘Uqudul Lijain).
Tiga kewajiban diatas yang mesti
dilakukan oleh seorang wanita agar ia dikategorikan wanita shalihah, surga
wanita yang telah menikah adalah tergantung bagaimana suaminya ridha kepadanya
selama yang ia lakukan tidak bertentangan dengan syariat.
“Jika
seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada
bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga
dari pintu mana saja ia kehendaki”, (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya).
Suatu hari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda “bahwa
beliau melihat wanita adalah penghuni neraka terbanyak. Seorang wanita pun
bertanya kepada beliau mengapa demikian? Rasulullah pun menjawab bahwa
diantarantanya karena wanita banyak yang durhaka kepada suaminya”, (HR
Bukhari Muslim).
Wanita yang shalihah memiliki
sifat-sifat yang sangat dituntut di dalam Quran dan Hadits, yaitu:
1. Patuh
dan taat kepada suaminya, "Laki-laki adalah
pemimpin atas perempuan-perempuan karena Allah telah melebihkan sebagian mereka
[laki-laki] atas sebagian yang lain [perempuan] dan dengan sebab sesuatu yang
telah mereka [laki-laki] nafkahkan dari harta-hartanya. Maka
perempuan-perempuan yang shaleh ialah yang taat lagi memelihara diri dibalik
belakang suaminya sebagaimana Allah telah memelihara dirinya", (Q. S
Annisa: 34).
2. Penuh kasih sayang selalu kembali kepada
suaminya dan mencari maafnya, "Maukah
aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga
yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada
suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan
tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: "Aku tak dapat tidur
sebelum engkau ridha", (H. R. An-Nasai).
3. Melayani suaminya (berkhidmat kepada
suami), seperti yang dilakukan Asma' bintu Abi Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu
'anhuma yang berkhidmat kepada Az-Zubair ibnul Awwam radhiallahu 'anhu,
suaminya.
4. Tidak memberikan Kemaluannya kecuali
kepada suaminya, "Perempuan yang
berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya
mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah,
dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-orang yang beriman", (Q. S An Nuur: 2-3).
5. Menjaga rahasia-rahasia suami,
lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya.
6. Selalu berpenampilan yang bagus dan
menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan
menyenangkannya. "Maukah aku
beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu
istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan
mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya".
(H.R. Abu Dawud).
7. Ketika suaminya sedang berada di rumah
(tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah
sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta' (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali
bila suaminya mengizinkan. "Tidak
halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang
bepergian) kecuali dengan izinnya", (H. R. Al-Bukhari).
8. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan
suami, tidak melupakan kebaikannya, "Diperlihatkan
neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita
yang kufur." Ada yang bertanya kepada beliau: "Apakah mereka kufur
kepada Allah?" Beliau menjawab: "Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri
(tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat
baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia
melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata:
"Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali", (HR. Al-Bukhari).
9. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk
memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar'i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu
dan takut, "Demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat
tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka
terhadapnya hingga sang suami ridha padanya." (H. R. Muslim).
10. Melegakan hati suami bila dilihat, "Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah
takwa kepada Allah SWT, maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi
dirinya, selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan
bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan
suaminya, ketika suaminya pergi." (H. R Ibnu Majah).
11. Amanah, "Ada tiga macam keberuntungan (bagi seorang lelaki),
yaitu: pertama, mempunyai istri yang shalehah, kalau kamulihat melegakan dan
kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu
…" (HR Hakim).
12. Istri shalehah mampu memberikan suasana
teduh dan ketenangan berpikir dan berperasaan bagi suaminya, "Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu
Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu
dapat memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang demikian itu
merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir", (Q.
S Ar Rum : 21).
Wanita
shalihah adalah penghuni surga yang akan menjadi bidadari bagi suaminya yang
shalih, dan ia akan menjadi permata hidup didunia sampai dengan akhirat.
0 komentar:
Post a Comment