SYAKIRA JULINA
BAB ll
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI TAREKAT
Secara
etimologi, kata tarekat adalah berasal dari bahasa Arab Thariqah (yang bentuk
jama’nya menjadi thuruq atau thara’iq) yang berarti jalan ataau metode atau
aliran (madzhab). Secara terminologi, tarekat adalah jalan untuk mendekatkaan
diri kepaada Allah SWT dengan tujuan untuk sampai (wushul) kepada-Nya.
Sedangkan menurut istilah tasawuf, tarekat berati perjalanan seorang salik
(pengikaat tarekat) menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri; atau perjalanan
yang harus ditempuh oleh seeorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin
kepada Tuhan.Tarekat merupakan metode yang harus ditempuh oleh seorang sufi
dengan aturan-aturan tertentu sesuai dengan petunjuk guru atau Mursyid (Guru
Tarekat) masing-masing, agar berada sedekat mungkin dengan Allah SWT. Abu Bakar
Aceh memberikan pengertian, bahwa tarekat adalah:“Jalan, petunjuk dalam
melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan
oleh Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun-temurun sampai kepada
guru-guru, sambung-menyambung dan rantai-berantai; atau suatu cara mengajar
atau mendidik, lama kelamaan meluas menjadi kumpulan kekeluargaan yang mengikat
penganut-penganut sufi yang sepaham dan sealiran, guna memudahkan menerima
ajaran-ajaran dan latihan-latihan dari para pemimpinnya dalam satu
ikatan.”Dengan demikian, selamanya tarekat harus mengacu pada tuntunan Nabi,
para sahabat dann tabi’in. Dengan kata lain, tarekat harus dilaksanakan di atas
bangunan syari’at; dan di antara unsur utama yang biasa berlaku dalam dunia
tarekat adalah adanya seorang syaikh yang mempunyai tugas membimbing muridnya.
Mereka harus memenuhi kriteria, yakni harus menguasai ilmu syari’at, menjauhi
yang haram, zuhud dalam hidup di dunia, dan qana’ah.dan masih banyak unsur -
unsur lainnya.
B.
MACAM-MACAM TAREKAT
1. Tarekat Khalwatiyah
Tarekat
Khalwatiyah didirikan oleh Zahiruddin (w. 1397 M) di khurasan dan merupakan
cabang dari tarekat Suhrawardi yang didirikan oleh Abdul Qadir Suhrawardi yang
meninggal tahun 1167 M, Tarekat khalwatiyah ini mula-mula tersiar di Banten
oleh Syekh Yusuf Al-Khalwalti Al-Makasari pada masa pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa.Tarekat ini banyak pengikutnya di Indonesia, dimungkinkan karena
suluk dari tarekat ini sangat sederhana dalam pelaksanaannya. Untuk membawa
jiwa dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi melalui tujuh
tingkat, yaitu :
a.Manusia yang berada
dalam nafsul ammarah Seperti jahil, kikir, sombong, gemar kepada kejahatan dan
dipengaruhi syahwat dan sifat-sifat tercela lainnya.
b. Manusia yang berada
dalan nafsul lawwamah, Maksudnya mereka yang gemar meninggalkan perbuatan
buruk, dan berbuat saleh tetapi suka bemegah-megahan.
c. Manusia yang berada
dalam nafsul mulhamah.
d. Manusia yang berada
dalam nafsul muthma’innah.
e. Manusia yang berada
dalam nafsul radhiyah.
f. Manusia yang berada
dalam nafsulmardiyah.
g. Manusia yang berada
dalam nafsulkamillah.
Tarekat khalawatiyah
ini mengajarka ajaran spiritual yang merupakan gabungan berbagai tekhnik
spiritual lainnya
2.Tarekat qadariah
Tarekat
Qodariyah didirikan oleh Syaikh Abdul Qodir Jaelani (1077-1166) sering disebut
Al-Jilli. Tarekat ini banyak tersebar di daerah Timur, Tiongkok sampai ke Pulau
Jawa. Pengaruh Tarekat ini cukup banyak meresap di hati masyarakat yang
dituturkan lewat bacaan Manaqib ( Manaqiban ) pada acara-acara tertentu. Naskah
asli Manaqib ditulis dalam bahasa Arab yang berisi riwayat hidup dan pengalaman
sufi Abdul Qadir Jaelani sebanyak 40 episode, manaqib ini dibaca dengan tujuan
agar mendapatkan berkah dan sebab keramatnya.
Dasar pokok ajaran Thariqoh Qadariyah yaitu:
• Tinggi cita-cita
• Menjaga kehormatan
• Baik pelayanan
• Kuat pendirian
• Membesarkan nikmat
Tuhan
3.Tarekat Rifa’iyah.
Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Rifa’I, nama
lengkapnya adalah Ahmad bin Abbas,Ia lahir di Qaryah Hasan, dekat Basrah pada
tahun 500 H (1106 M), sedangkan sumber lain mengatakan ia lahir pada tahun 512
H (1118 M). Tarekat ini banyak tersebar di daerah Aceh, Jawa, Sumatera Barat,
Sulawesi dan daerah lainnya. Cirri
tarekat ini adalah penggunaan tabuhan rebana dalam wiridnya, yang diikuti
dengan tarian dan permainan debus, yaitu menikam diri dengan sepotong senjata
yang tajam yang di iringi dengan dzikir-dzikir tertentu, dan permainan ini
berkembang didaerah Tanah Sunda khususnya
Banten Jawa Barat.
4.Tarekat
Naqsyabandi
Tarekat ini
didirikan oleh Muhammad bin Bahauddin Al- Uwaisi Al-Bukhari (727-791). Ia bisa
disebut Naqsyabandi di ambil dari kata Naqsyabandi yang berarti lukisan, karena
is ahli dalam memberikan lukisan kehidupan yang gaib-gaib. Tarekat ini banyak
tersebar di Sumatera Barat, tepatnya di daerah Minangkabau, Tarekat ini banyak
dibawa oleh Syekh Ismai Al-Khalidi Al-Kurdi, sehingga dikenal dengan sebutan
tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah. TarekatThoriqoh Naqsabandiyah mengajarkan
zikir-zikir yang sangat sederhana, namun lebih mengutamakan zikir dalam hati
daripada zikir dengan lisan.
Pokok-pokok
ajaran Thoriqoh Naqsabandiyah:
•
Berpegang teguh dengan akidah ahli Sunnah
• Meninggalkan Rukhshah
• Memilih hukum yang
azimah
• Senantiasa dalam
muraqabah
• Tetap berhadapan
dengan Tuhan
• Senantiasa berpaling
dari kemegahan dunia.
• Menghasilkan makalah
hudur (kemampuan menghadirkan Tuhan dalam hati)
• Menyendiri di
tengah-tengah ramai serta menghiasi diri dengan hal-hal yang memberi faedah
• Berpakaian dengan
pakaian orang mukmin biasa.
• Zikir tanpa suara
• Mengatur nafas tanpa
lali dari Allah
• Berakhlak dengan
akhlak Nabi Muhammad SAW
5.
Tarekat Samaniyah
Tarekat ini didirikan
oleh Syekh Saman yang meninggal dalam tahun 1720 di Madina. Tarekat ini banyak
tersebar luas di Aceh dan Mempunyai pengaruh yang dalam di daerah ini, juga di
Palembang dan daerah lainnya di Sumatera.Di Jakarta Tarekat ini juga sangat
besar pengaruhnya, terutama di daerah pinggiran kota. Di daerah Palembang orang
banyak yang membaca riwayat Syekh Saman sebagai tawasul untuk mendapatkan
berkah. Ciri tarekat ini zikirnya dengan suara keras dan melengking, khususnya
ketika mengucapkan lafadz Lailaha Illallah, juga terkenal dengan nama ratib saman
yang hanya mempergunakan kata “hu” yang artinya dia Allah, Syekh Saman ini juga
mengajarkan agar mencintai dunia, menukar akal basyariyah dengan akal
robaniyah, beriman hanya kepada Allah dengan tujuan tulus Ikhlas.
6.Tarekat Syaziliyah
Pendiri
tarekat syaziliyah adalah Abdul Hasan Ali Asy;Syazili, seorang ulama dan sufi
besar. Ia dilahirkan pada 573 H disuatu desa kecil di kawasan Maghribi. Ali
Syazali sangat saleh dan alim. Tutur katanya enak didengar dan mengandung
kedalaman makna. Bahkan bentuk tubuhnya dan wajahnya mencerminkan keimanan dan
keikhlasan. Pengikut tarekat ini sangat luar biasa banyaknya.
Tarekat
syaziliyah merupakan tarekat yang paling mudah pengamalannya. Dengan kata lain
tidak membebani syarat-syarat yang berat kepada syekh tarekat seperti di bawah
ini:
a. Meninggalkan segala
perbuatan maksiat
b. Memelihara segala
ibadah wajib
c. Menunaikan
ibadah-ibadah sunnah
d. Zikir kepada Allah
SWT sebanyak mungkin
e. Membaca shalawat.
7.Tarekat Tijaniyah
Salah
satu terekat yang terdapat di Indonesia di samping tarekat-tarekat yang lain
ialah tarekat Tijaniyah. Dalam tahun beberapa rekat ini masuk ke Indonesia
tidak diketahui orang-orang secara pasti, tetapi sejak tahun 1928 mulai
terdengar adanya gerakan ini di Cirebon. Seorang Arab yang tinggal di
Tasikmalaya, bernama Ali bin Abdullah At-Tayib Al-Azhari, berasal dari Madinah,
menulis sebuah kitab yang berjudul “Kitab Munayatul Murid”
(Tasikmalaya, 1928 M),
berisi beberapa petunujk mengenai hakikat ini, dan kitab itu terdapat tersebar
luas di Cirebon khususnya, dan di Jawa barat umumnya.
Pendirinya seorang
ulama dari Algeria, bernama Abdul Abbas bin Muhammad bin Mukhtar At-Tijani,
lahir di ‘Ain Mahdi pada tahun 1150 H, (1737-1738 M). Diceritakan bahwa dari
bapaknya ia keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib, sedang nama Tijani adalah
dari Tijanah dari keluarga ibunya. Terekat ini mempunyai wirid yang sangat
sederhana, dan wazifah yang sangat mudah.seperti istihfar, shalawat, tahlil.
Semua wirid tersebut boleh diamalkan dua waktu sehari.
8.Tarikat
Khalidiyah
Cabang
Naqsabandiyah di Turkestan mengaku berasal dari tarekat Thaifuriyah dan
cabang-cabang yang lain terdapat di Cina, Kazan, Turki, India, dan Jawa.
Disebutkan dalam sejarah, bahwa tarekat itu didirikan oleh Bahauddin 1334 M.
Dalam pada itu ada suatu cabang Naqsabandiyah di Turki, yang berdiri dalam abad
ke XIX, bernama Khalidiyah.
Menurut sebuah kitab
dari Baharmawi Umar, dikatakan, bahwa pokok-pokok tarekat Khalidiyah Dhiya’iyah
Majjiyah, diletakkan oleh Syeikh Sulaiman Zuhdi Al-Khalidi, yang lama bertempat
tinggal di Mekkah. Kitab ini berisi silsilah dan beberapa pengertian yang
digunakan dalam tarekat ini, setengahnya tertulis dalam bentuk sajak dan
setengahnya tertulis dalam bentuk biasa. Dalam silsilah dapat dibaca, bahwa
tawassul tarekat inidimulai dengan Dhiyauddin Khalid.
9.Tarikat
Al-Haddad
Abdullah bin Alwi Muhammad Al-Haddad dianggap
salah seorang qutub dan arifin dalam ilmu Tasawuf. Banyak ia mengarang
kitab-kitab mengenai ilmu tasawuf dalam segala bidang, dalam aqidah, tarekat, dsb.
Bukan saja dalam ilmu tasawuf, tetapi juga dalam ilmu-ilmu yang lain banyak ia
mengarang kitab. Kitabnya yang bernama : “Nasa’ihud Diniyah”, sampai sekarang
merupakan kitab-kitab yang dianggap penting. Muraqabah termasuk wasiat
Al-Haddad yang penting. Muraqabah artinya selalu diawasi Tuhan, dan orang yang
sedang melakukan suluk hendaknya selalu Muraqabah dalam gerak dan diamnya,
dalam segala masa dan zaman, dalam segala perbuatan dan kehendak, dalam keadaan
aman dan bahaya, di kala lahir dan di kala tersembunyi, selalu menganggap
dirinya berdampingan dengan Tuhan dan diawasi oleh Tuhan. Jika beribadah itu
seakan-akan dilihat Tuhan, jika ia tidak melihat Tuhan pun, niscaya Tuhan dapat
melihat dia dan memperhatikan segala amal ibadahnya. Ak-Hadad mengatakan bahwa
Muraqabah itu termasuk maqam dan manzal, ia termasuk maqam ihsan yang selalu
dipuji-puji oleh NABI MUHAMMAD SAW.
10.Tarekat Alawiyyah
Tarekat
Alawiyyah atau Tarekat As-Sadah Al-Ba'Alawi (bahasa Arab: طريقة السادة آل باعلوي Thariqah As-Sadah Al- Ba'Alawi)
adalah suatu tarekat sufi Islam Sunni yang terkenal, yang didirikan oleh Imam
Muhammad bin Ali Ba'alawi, bergelar Al-Faqih Al-Muqaddam (lahir di Tarim,
Yaman, 574 H/k. 1178 M, dan wafat 653 H/k. 1256 M).[1] Tarekat ini kemudian
semakin berkembang dengan pesat di tangan Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad.
Penyebarannya yang terbesar adalah di Yaman, selain itu juga tersebar di
Indonesia, Malaysia, Singapura, Kenya, Tanzania, India, Pakistan, Hijaz, dan
Uni Emirat Arab yang merupakan pula wilayah diaspora bangsa Arab
Hadramaut.Dalam tarekat ini, mereka mengajarkan Al-Kitab Al-Qur'an dan
As-Sunnah kepada masyarakat, dan sekaligus memberikan suri tauladan dalam
pengamalan ilmu dengan keluhuran akhlak dan kesungguhan hati dalam menjalankan
syariah Rasullullah SAW.
11.Tarikat
‘Aidrusiyah
Salah satu daripada tarekat yang masyhur dalam kalangan Ba’alawi ialah Al’aidurusiyah, terutama dalam tasawuf aqidah. Hampir tiap-tiap buku tasawuf menyebut nama Al- aidrus sebagai salah seorang sufi yang ternama. Keluarga Al’Ahidus banyak sekali melahirkan tokoh-tokoh Sufi yang terkemuka, diantaranya, di antaranya S. Abdur Rahman Bin Mustafa Al’Aidus, yang pernah menjadi pembicaraan Al-Jabarti dalam sejarahnya. Al-Jabarti menerangkan, bahwa S.Abdur Rahman berlimpah-limpah ilmunya, ahli yang mempertemukan hakekat dan syariat sejak kecil ia telah menghafal Al’Quran 30 juz
BAB lll
PENUTUB
A.
KESIMPULAN
Tarekat
adalah sebagai hasil pengalaman dari seorang sufi yang diikuti oleh para murid,
yang dilakukan dengan aturan atau cara tertentu dan bertujuan untuk lebih
mendekatkan diri pada Allah Swt.
Syarat
utama yang perlu diperhatikan oleh pengikut tarekat ialah untuk mendekatkan
diri kepada Allah. Setiap pengikut tarekat harus dibimbing olea Syekh Mursyid
yang bertanggungjawab.
Di Indonesia
terdapat beberapa tarekat yang telah tersebar ke beberapa daerah,Jenis-jenis
tarekat yaitu:
1) Tarekat
Khalawatiyah
2) Tarekat
Naqsyabandiyah
3) Tarekat
Qadiriyah
4) Tarekat
Rifa’iyah
5) Tarekat
Sammaniyah
6) Tarekat
Syaziliyah
7) Tarekat
Tijaniyah
8) Tarekat
khalidiah
9) Tarekat Al
Haddad
10) Tarekat
Awaliah
11)Tarekat
'Aidrusiyah
DAFTAR
PUSTAKA
Zuhri, M. Saifuddin.
Tarekat Syadziliyah. Jombang: Teras. 2011.
Ni’am, Syamsun. Wasiat
Tarekat. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.
Abu Bakar Aceh,
Pengantar Ilmu Tarekat; Kajian Historis tentang Mistik, Cetakan IX, Ramadhani,
solo, 1993 sumber ilustrasi sufi tarekat by studiovalentine.
Prof. Dr. Abu Su’ud,
Islamologi, PT. Rineka Cipta, Jakarta: 2003
Fadhullah Haeri,
Belajar Mudah Tasawuf , PT. Lentera Basritama, Jakarta: 2001
0 komentar:
Post a Comment