Monday, November 9, 2020

MACAM-MACAM TARIKAT DI INDONESIA DAN PENJELASANNYA

 SYAKIRA JULINA

BAB ll

PEMBAHASAN

                                                        

A. DEFINISI TAREKAT

Secara etimologi, kata tarekat adalah berasal dari bahasa Arab Thariqah (yang bentuk jama’nya menjadi thuruq atau thara’iq) yang berarti jalan ataau metode atau aliran (madzhab). Secara terminologi, tarekat adalah jalan untuk mendekatkaan diri kepaada Allah SWT dengan tujuan untuk sampai (wushul) kepada-Nya. Sedangkan menurut istilah tasawuf, tarekat berati perjalanan seorang salik (pengikaat tarekat) menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri; atau perjalanan yang harus ditempuh oleh seeorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan.Tarekat merupakan metode yang harus ditempuh oleh seorang sufi dengan aturan-aturan tertentu sesuai dengan petunjuk guru atau Mursyid (Guru Tarekat) masing-masing, agar berada sedekat mungkin dengan Allah SWT. Abu Bakar Aceh memberikan pengertian, bahwa tarekat adalah:“Jalan, petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun-temurun sampai kepada guru-guru, sambung-menyambung dan rantai-berantai; atau suatu cara mengajar atau mendidik, lama kelamaan meluas menjadi kumpulan kekeluargaan yang mengikat penganut-penganut sufi yang sepaham dan sealiran, guna memudahkan menerima ajaran-ajaran dan latihan-latihan dari para pemimpinnya dalam satu ikatan.”Dengan demikian, selamanya tarekat harus mengacu pada tuntunan Nabi, para sahabat dann tabi’in. Dengan kata lain, tarekat harus dilaksanakan di atas bangunan syari’at; dan di antara unsur utama yang biasa berlaku dalam dunia tarekat adalah adanya seorang syaikh yang mempunyai tugas membimbing muridnya. Mereka harus memenuhi kriteria, yakni harus menguasai ilmu syari’at, menjauhi yang haram, zuhud dalam hidup di dunia, dan qana’ah.dan masih banyak unsur - unsur lainnya.

 

 

B. MACAM-MACAM TAREKAT

1. Tarekat Khalwatiyah

Tarekat Khalwatiyah didirikan oleh Zahiruddin (w. 1397 M) di khurasan dan merupakan cabang dari tarekat Suhrawardi yang didirikan oleh Abdul Qadir Suhrawardi yang meninggal tahun 1167 M, Tarekat khalwatiyah ini mula-mula tersiar di Banten oleh Syekh Yusuf Al-Khalwalti Al-Makasari pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.Tarekat ini banyak pengikutnya di Indonesia, dimungkinkan karena suluk dari tarekat ini sangat sederhana dalam pelaksanaannya. Untuk membawa jiwa dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi melalui tujuh tingkat, yaitu :

a.Manusia yang berada dalam nafsul ammarah Seperti jahil, kikir, sombong, gemar kepada kejahatan dan dipengaruhi syahwat dan sifat-sifat tercela lainnya.

b. Manusia yang berada dalan nafsul lawwamah, Maksudnya mereka yang gemar meninggalkan perbuatan buruk, dan berbuat saleh tetapi suka bemegah-megahan.

c. Manusia yang berada dalam nafsul mulhamah.

d. Manusia yang berada dalam nafsul muthma’innah.

e. Manusia yang berada dalam nafsul radhiyah.

f. Manusia yang berada dalam nafsulmardiyah.

g. Manusia yang berada dalam nafsulkamillah.

Tarekat khalawatiyah ini mengajarka ajaran spiritual yang merupakan gabungan berbagai tekhnik spiritual lainnya

 2.Tarekat qadariah

 

           Tarekat Qodariyah didirikan oleh Syaikh Abdul Qodir Jaelani (1077-1166) sering disebut Al-Jilli. Tarekat ini banyak tersebar di daerah Timur, Tiongkok sampai ke Pulau Jawa. Pengaruh Tarekat ini cukup banyak meresap di hati masyarakat yang dituturkan lewat bacaan Manaqib ( Manaqiban ) pada acara-acara tertentu. Naskah asli Manaqib ditulis dalam bahasa Arab yang berisi riwayat hidup dan pengalaman sufi Abdul Qadir Jaelani sebanyak 40 episode, manaqib ini dibaca dengan tujuan agar mendapatkan berkah dan sebab keramatnya.

Dasar  pokok ajaran Thariqoh Qadariyah yaitu:

• Tinggi cita-cita

• Menjaga kehormatan

• Baik pelayanan

• Kuat pendirian

• Membesarkan nikmat Tuhan

3.Tarekat Rifa’iyah.

Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Rifa’I, nama lengkapnya adalah Ahmad bin Abbas,Ia lahir di Qaryah Hasan, dekat Basrah pada tahun 500 H (1106 M), sedangkan sumber lain mengatakan ia lahir pada tahun 512 H (1118 M). Tarekat ini banyak tersebar di daerah Aceh, Jawa, Sumatera Barat, Sulawesi dan daerah  lainnya. Cirri tarekat ini adalah penggunaan tabuhan rebana dalam wiridnya, yang diikuti dengan tarian dan permainan debus, yaitu menikam diri dengan sepotong senjata yang tajam yang di iringi dengan dzikir-dzikir tertentu, dan permainan ini berkembang didaerah Tanah Sunda  khususnya Banten Jawa Barat.

4.Tarekat Naqsyabandi

Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin Bahauddin Al- Uwaisi Al-Bukhari (727-791). Ia bisa disebut Naqsyabandi di ambil dari kata Naqsyabandi yang berarti lukisan, karena is ahli dalam memberikan lukisan kehidupan yang gaib-gaib. Tarekat ini banyak tersebar di Sumatera Barat, tepatnya di daerah Minangkabau, Tarekat ini banyak dibawa oleh Syekh Ismai Al-Khalidi Al-Kurdi, sehingga dikenal dengan sebutan tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah. TarekatThoriqoh Naqsabandiyah mengajarkan zikir-zikir yang sangat sederhana, namun lebih mengutamakan zikir dalam hati daripada zikir dengan lisan.

Pokok-pokok ajaran Thoriqoh Naqsabandiyah:

• Berpegang teguh dengan akidah ahli Sunnah

• Meninggalkan Rukhshah

• Memilih hukum yang azimah

• Senantiasa dalam muraqabah

• Tetap berhadapan dengan Tuhan

• Senantiasa berpaling dari kemegahan dunia.

• Menghasilkan makalah hudur (kemampuan menghadirkan Tuhan dalam hati)

• Menyendiri di tengah-tengah ramai serta menghiasi diri dengan hal-hal yang memberi faedah

• Berpakaian dengan pakaian orang mukmin biasa.

• Zikir tanpa suara

• Mengatur nafas tanpa lali dari Allah

• Berakhlak dengan akhlak Nabi Muhammad SAW

5. Tarekat Samaniyah

Tarekat ini didirikan oleh Syekh Saman yang meninggal dalam tahun 1720 di Madina. Tarekat ini banyak tersebar luas di Aceh dan Mempunyai pengaruh yang dalam di daerah ini, juga di Palembang dan daerah lainnya di Sumatera.Di Jakarta Tarekat ini juga sangat besar pengaruhnya, terutama di daerah pinggiran kota. Di daerah Palembang orang banyak yang membaca riwayat Syekh Saman sebagai tawasul untuk mendapatkan berkah. Ciri tarekat ini zikirnya dengan suara keras dan melengking, khususnya ketika mengucapkan lafadz Lailaha Illallah, juga terkenal dengan nama ratib saman yang hanya mempergunakan kata “hu” yang artinya dia Allah, Syekh Saman ini juga mengajarkan agar mencintai dunia, menukar akal basyariyah dengan akal robaniyah, beriman hanya kepada Allah dengan tujuan tulus Ikhlas.

6.Tarekat Syaziliyah

Pendiri tarekat syaziliyah adalah Abdul Hasan Ali Asy;Syazili, seorang ulama dan sufi besar. Ia dilahirkan pada 573 H disuatu desa kecil di kawasan Maghribi. Ali Syazali sangat saleh dan alim. Tutur katanya enak didengar dan mengandung kedalaman makna. Bahkan bentuk tubuhnya dan wajahnya mencerminkan keimanan dan keikhlasan. Pengikut tarekat ini sangat luar biasa banyaknya.

Tarekat syaziliyah merupakan tarekat yang paling mudah pengamalannya. Dengan kata lain tidak membebani syarat-syarat yang berat kepada syekh tarekat seperti di bawah ini:

a. Meninggalkan segala perbuatan maksiat

b. Memelihara segala ibadah wajib

c. Menunaikan ibadah-ibadah sunnah

d. Zikir kepada Allah SWT sebanyak mungkin

e. Membaca shalawat.

7.Tarekat Tijaniyah

Salah satu terekat yang terdapat di Indonesia di samping tarekat-tarekat yang lain ialah tarekat Tijaniyah. Dalam tahun beberapa rekat ini masuk ke Indonesia tidak diketahui orang-orang secara pasti, tetapi sejak tahun 1928 mulai terdengar adanya gerakan ini di Cirebon. Seorang Arab yang tinggal di Tasikmalaya, bernama Ali bin Abdullah At-Tayib Al-Azhari, berasal dari Madinah, menulis sebuah kitab yang berjudul “Kitab Munayatul Murid”

(Tasikmalaya, 1928 M), berisi beberapa petunujk mengenai hakikat ini, dan kitab itu terdapat tersebar luas di Cirebon khususnya, dan di Jawa barat umumnya.

Pendirinya seorang ulama dari Algeria, bernama Abdul Abbas bin Muhammad bin Mukhtar At-Tijani, lahir di ‘Ain Mahdi pada tahun 1150 H, (1737-1738 M). Diceritakan bahwa dari bapaknya ia keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib, sedang nama Tijani adalah dari Tijanah dari keluarga ibunya. Terekat ini mempunyai wirid yang sangat sederhana, dan wazifah yang sangat mudah.seperti istihfar, shalawat, tahlil. Semua wirid tersebut boleh diamalkan dua waktu sehari.

8.Tarikat Khalidiyah

Cabang Naqsabandiyah di Turkestan mengaku berasal dari tarekat Thaifuriyah dan cabang-cabang yang lain terdapat di Cina, Kazan, Turki, India, dan Jawa. Disebutkan dalam sejarah, bahwa tarekat itu didirikan oleh Bahauddin 1334 M. Dalam pada itu ada suatu cabang Naqsabandiyah di Turki, yang berdiri dalam abad ke XIX, bernama Khalidiyah.

Menurut sebuah kitab dari Baharmawi Umar, dikatakan, bahwa pokok-pokok tarekat Khalidiyah Dhiya’iyah Majjiyah, diletakkan oleh Syeikh Sulaiman Zuhdi Al-Khalidi, yang lama bertempat tinggal di Mekkah. Kitab ini berisi silsilah dan beberapa pengertian yang digunakan dalam tarekat ini, setengahnya tertulis dalam bentuk sajak dan setengahnya tertulis dalam bentuk biasa. Dalam silsilah dapat dibaca, bahwa tawassul tarekat inidimulai dengan Dhiyauddin Khalid.

9.Tarikat Al-Haddad

 Abdullah bin Alwi Muhammad Al-Haddad dianggap salah seorang qutub dan arifin dalam ilmu Tasawuf. Banyak ia mengarang kitab-kitab mengenai ilmu tasawuf dalam segala bidang, dalam aqidah, tarekat, dsb. Bukan saja dalam ilmu tasawuf, tetapi juga dalam ilmu-ilmu yang lain banyak ia mengarang kitab. Kitabnya yang bernama : “Nasa’ihud Diniyah”, sampai sekarang merupakan kitab-kitab yang dianggap penting. Muraqabah termasuk wasiat Al-Haddad yang penting. Muraqabah artinya selalu diawasi Tuhan, dan orang yang sedang melakukan suluk hendaknya selalu Muraqabah dalam gerak dan diamnya, dalam segala masa dan zaman, dalam segala perbuatan dan kehendak, dalam keadaan aman dan bahaya, di kala lahir dan di kala tersembunyi, selalu menganggap dirinya berdampingan dengan Tuhan dan diawasi oleh Tuhan. Jika beribadah itu seakan-akan dilihat Tuhan, jika ia tidak melihat Tuhan pun, niscaya Tuhan dapat melihat dia dan memperhatikan segala amal ibadahnya. Ak-Hadad mengatakan bahwa Muraqabah itu termasuk maqam dan manzal, ia termasuk maqam ihsan yang selalu dipuji-puji oleh NABI MUHAMMAD SAW.

10.Tarekat Alawiyyah

Tarekat Alawiyyah atau Tarekat As-Sadah Al-Ba'Alawi (bahasa Arab: طريقة السادة آل باعلوي Thariqah As-Sadah Al- Ba'Alawi) adalah suatu tarekat sufi Islam Sunni yang terkenal, yang didirikan oleh Imam Muhammad bin Ali Ba'alawi, bergelar Al-Faqih Al-Muqaddam (lahir di Tarim, Yaman, 574 H/k. 1178 M, dan wafat 653 H/k. 1256 M).[1] Tarekat ini kemudian semakin berkembang dengan pesat di tangan Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Penyebarannya yang terbesar adalah di Yaman, selain itu juga tersebar di Indonesia, Malaysia, Singapura, Kenya, Tanzania, India, Pakistan, Hijaz, dan Uni Emirat Arab yang merupakan pula wilayah diaspora bangsa Arab Hadramaut.Dalam tarekat ini, mereka mengajarkan Al-Kitab Al-Qur'an dan As-Sunnah kepada masyarakat, dan sekaligus memberikan suri tauladan dalam pengamalan ilmu dengan keluhuran akhlak dan kesungguhan hati dalam menjalankan syariah Rasullullah SAW.

11.Tarikat ‘Aidrusiyah

Salah satu daripada tarekat yang masyhur dalam kalangan Ba’alawi ialah Al’aidurusiyah, terutama dalam tasawuf aqidah. Hampir tiap-tiap buku tasawuf menyebut nama Al- aidrus sebagai salah seorang sufi yang ternama. Keluarga Al’Ahidus banyak sekali melahirkan tokoh-tokoh Sufi yang terkemuka, diantaranya, di antaranya S. Abdur Rahman Bin Mustafa Al’Aidus, yang pernah menjadi pembicaraan Al-Jabarti dalam sejarahnya. Al-Jabarti menerangkan, bahwa S.Abdur Rahman berlimpah-limpah ilmunya, ahli yang mempertemukan hakekat dan syariat sejak kecil ia telah menghafal Al’Quran 30 juz

 BAB lll

  PENUTUB

                                                                             

A. KESIMPULAN

Tarekat adalah sebagai hasil pengalaman dari seorang sufi yang diikuti oleh para murid, yang dilakukan dengan aturan atau cara tertentu dan bertujuan untuk lebih mendekatkan diri pada Allah Swt.

Syarat utama yang perlu diperhatikan oleh pengikut tarekat ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Setiap pengikut tarekat harus dibimbing olea Syekh Mursyid yang bertanggungjawab.

Di Indonesia terdapat beberapa tarekat yang telah tersebar ke beberapa daerah,Jenis-jenis tarekat  yaitu:

1) Tarekat Khalawatiyah

2) Tarekat Naqsyabandiyah

3) Tarekat Qadiriyah

4) Tarekat Rifa’iyah

5) Tarekat Sammaniyah

6) Tarekat Syaziliyah

7) Tarekat Tijaniyah

8) Tarekat khalidiah

9) Tarekat Al Haddad

10) Tarekat Awaliah

11)Tarekat 'Aidrusiyah                                                                                

 

DAFTAR PUSTAKA

Zuhri, M. Saifuddin. Tarekat Syadziliyah. Jombang: Teras. 2011.

Ni’am, Syamsun. Wasiat Tarekat. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.

Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat; Kajian Historis tentang Mistik, Cetakan IX, Ramadhani, solo, 1993 sumber ilustrasi sufi tarekat by studiovalentine.

Prof. Dr. Abu Su’ud, Islamologi, PT. Rineka Cipta, Jakarta: 2003

Fadhullah Haeri, Belajar Mudah Tasawuf , PT. Lentera Basritama, Jakarta: 2001

0 komentar:

Post a Comment