SYAHRIZATILLAH
Kata Tarekat di ambil dari bahasaarab, yaitu dari kata benda طريقةyang secara etimologis berarti jalan, metode atau tata cara. Sedangkan secara terminologi sufistik, tarekat adalah jalan atau metode khusus untuk menuju jalan spiritual.1
Adapun tarekat secara terminologis menurut para ahli sufi ataupun menurut para ahli,
Ø menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbili
al-Syafi al-Naqsyabandi, dalam kitab Tanwir al- Qulub-nya adalah :
”Tarekat adalah beramal dengan syariat dengan mengambil/memilih yangعسيرة(berat)daripadayangرخسة(ringan);menjauhkandiridarimengambil pendapat yang mudah pada amal ibadah yang tidak sebaiknya dipermudah; menjauhkan diri dari semua larangan syariat lahir dan batin; melaksanakan semua perintah Allah SWT semampunya; meninggalkan semua larangan-Nya baik yang haram, makruh atau mubah yang sia-sia; melaksanakan semua ibadah fardlu dan sunah; yang semuamnya ini di bawah arahan, naungan dan bimbingan seorang guru/syekh/mursyid yang arif yang telah mencapai maqamnya (layak menjadi seorangSyekh/Mursyid).”
Ø
Menurut Abu Bakar Atjeh
“ Tarekat artinya jalan, petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dan
1Ajid Thohir, Gerakan
Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik Antikolonialisme Tarekat
Qadiriyah-Naqsabandiyah di Pulau Jawa, (Bandung : Pustaka Hidayah : 2002),
hlm. 47.
dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in turun temurun sampai kepada guru-guru, sambung-menyambung dan rantai-merantai.”
Ø MenurutHamka
“ Antara makhluk dan khaliq ada
perjalanan hidup yang harus kita tempuh. Inilah yang dikatakan thoriqoh
(jalan).”
Ø Menurut Barmawie Umarie
“ Tarekat adalah jalan atau sistem yang ditempuh menuju keridhaan Allah semata. Adapun ikhtiar dalam menempuh jalan itu dinamakan suluk, sedangkan orangnya bernama salik. Jadi tarekat adalah saluran-saluran dari tasawuf.”
Ø Menurut J.S.Trimingham
“ Tarekat adalah “a practical method (other terms were madhhab, ri’ayah and suluk) to guide a seeker by tracing a way of thought, feeling and action, leading a succession of stages (maqamat, an integral association with psycological experience called ‘states,’ ahwal) to experience of Divine Reality (haqiqa) (Metode praktis (bentuk-bentuk lainnya, mazhab, ri’ayah dan suluk) untuk membimbing murid dengan menggunakan pikiran, perasaan dan tindakan melalui tingkatan-tingkatan (maqamat, kesatuan yang utuh dari pengalaman jiwa yang disebut ‘states,’ ahwal) secara beruntun untuk merasakan hakikatTuhan)”
Adapun “thariqat” menurut istilah ulama Tasawuf ialah :
1.
“Jalan
kepada Allah dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih dan Tasawuf.”
2.
“Cara atau kaifiat
mengerjakan sesuatu amalan untuk mencapai suatu tujuan.”
Berdasarkan beberapa definisi yang tersebut di atas, jelaslah bahwa thariqat adalah suatu jalan atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih danTasawuf.
Tarekat juga berarti organisasi yang tumbuh seputar metode sufi yang khas. Pada masa permulaan, setiap guru sufi dikelilingi oleh lingkaran murid mereka
dan beberapa murid ini kelak akan menjadi guru pula. Boleh dikatakan bahwa tarekat itu mensistematiskan ajaran dan metode-metode tasawuf. Guru tarekat yang sama mengajarkan metode yang sama, zikir yang sama, muraqabah yang sama. Seorang pengikut tarekat akan memperoleh kemajuan melalui sederet amalan-amalan berdasarkan tingkat yang dilalui oleh semua pengikut tarekat yang sama. Dari pengikut biasa (mansub) menjadi murid selanjutnya pembantu Syaikh (khalifah-nya) dan akhirnya menjadi guru yang mandiri (mursyid).
a.
Mursyid
Mursyid adalah dianggap
telah mencapai
tahapmukasyafah, telah
terbuka tabir antara dirinya dan Tuhan.
Mursyid
atau guru atau master atau
pirbertugasmenemani dan membimbing
para penempuh
jalan spiritualuntukmendekatiAllah,sepertiyangterjadipadadirisangguru.
Guruspiritualitukadangdisebutdenganistilahthayral-quds (burungsuci) atau Khidir.
Dalam tarekat, bimbingan guru yang
telah mengalami
perjalananrohanisecarapribadidanmengetahuiprosedur-prosedursetiap mikraj
rohani adalah sangat
penting. 2
b.
Baiat
Baiat atau talqin adalah janji setia seorang murid kepada gurunya, bahwa ia akan mengikuti apa pun yang diperintahkan oleh sang guru, tanpa“reserve”.
c.
Silsilah
Silsilah
tarekat adalah “nisbah”, hubungan
guru terdahulu sambung- menyambung antara satu sama lain sampai kepada Nabi.
Hal ini harus ada sebab bimbingan keruhanian yang diambil dari guru-guru itu
harus benar- benar berasal dari Nabi. Kalau tidak demikian halnya berarti
tarekat itu terputus dan palsu, bukan warisan dari Nabi. 3
2Ahmad Najib Burhani, Tarekat
tanpa Tarekat,(Jakarta, Serambi Ilmu Semesta : 2002), hlm. 36. 3Sri Mulyati, dkk, Mengenal
dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta, Kencana :
2005), hal 9-10.
d.
Murid
Murid atau kadang disebut salik adalah orang yang sedang mencari bimbingan perjalanannya menuju Allah. Dalam pandangan pengikut tarekat, seorang yang melakukan perjalanan rohani menuju Tuhan tanpa bimbingan guru yang berpengalaman melewati berbagai tahap (maqamat) dan mampu mengatasi keadaan jiwa (hal) dalam perjalanan spiritualnya, maka orang tersebut mudah tersesat.4
e.
Ajaran
Ajaran adalah praktik-praktik dan ilmu-ilmu tertentu yang diajarkan dalam sebuah tarekat. Biasanya, masing-masing tarekat memiliki kekhasan ajaran dan metode khusus dalam mendekati Tuhan. Guru-guru tarekat yang sama mengajarkan metode yang sama kepadamurid-muridnya.
tarekat yang mu’tabar ada 41 macam, sebagai berikut:
1. Tarekat Kadiriyyah,
2. Tarekat Naksyabandiyah,
3. TarekatSyaziliyah,
4. TarekatRifa’iyyah,
5. TarekatAhmadiyyah,
6. TarekatDasukiyyyah,
7. Tarekat Akbariyah,
8. Tarekat Maulawiyyah,
9. Tarekat Qurabiyyah,
10. Tarekat Suhrawardiyyah,
11. Tarekat Khalwatiyyah,
12. Tarekat Jalutiyyah,
4Ahmad Najib
Burhani, Tarekat tanpa Tarekat,(Jakarta,
Serambi Ilmu Semesta : 2002), hlm. 37.
13. TarekatBakdasiyah,
14. TarekatGhazaliyah,
15. Tarekat Rumiyyah,
16. Tarekat Jatsiyyah,
17. TarekatSya’baniyyah,
18. TarekatShiddiqiyyah,
19. Tarekat Qusyasyiyyah,
20. Tarekat Tijaniyyah,
21. Tarekat ‘Alawiyyah,
22. Tarekat ‘Usyaqiyyah,
23. Tarekat Bakriyyah,
24. Tarekat ‘Umariyyah,
25. Tarekat ‘Usmaniyyah,
26. Tarekat ‘Aliyyah,
27. Tarekat Abbasiyah,
28. Tarekat Haddadiyyah,
29. Tarekat Maghribiyyah,
30. Tarekat Ghaibiyyah,
31. Tarekat Hadiriyyah,
32. TarekatSyattariyyah,
33. TarekatBayumiyyah,
34. TarekatAidrusiyyah,
35. TarekatSanbliyyah,
36. Tarekat Malawiyyah,
37. Tarekat Anfasiyyah,
38. Tarekat Sammaniyyah,
39. Tarekat Sanusiyyah,
40. Tarekat Idrisiyah,dan
41. Tarekat Badawiyyah.
2.4 SEJARAH PERKEMBANGAN TAREKAT DALAMISLAM
Pada awalnya, tarekat itu merupakan bentuk praktik ibadah yang diajarkan secara khusus kepada orang tertentu. Misalnya, Rasulullah mengajarkan wirid atau zikir yang perlu diamalkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Atau, Nabi saw. memerintahkan kepada sahabat A untuk banyak mengulang-ulang kalimat tahlil dan tahmid. Pada sahabat B, Muhammad memerintahkan untuk banyak membaca ayat tertentu dari surat dalam Alquran. Ajaran-ajaran khusus Rasulullah itu disampaikan sesuai dengan kebutuhan penerimanya, terutama berkaitan dengan faktorpsikologis.
Pada abad pertama Hijriyah mulai ada perbincangan tentang teologi, dilanjutkan mulai ada formulasi syariah. Abad kedua Hijriyah mulai muncul tasawuf. Tasawuf terus berkembang dan meluas dan mulai terkena pengaruh luar. Salah satu pengaruh luar adalah filsafat, baik filsafat Yunani, India, maupun Persia. Muncullah sesudah abad ke-2 Hijriyah golongan sufi yang mengamalkan amalan-amalan dengan tujuan kesucian jiwa untuk taqarrub kepada Allah. Para sufi kemudian membedakan pengertian-pengertiansyariat, tahriqat, haqiqat, dan makrifat. Menurut mereka syariah itu untuk memperbaiki amalan-amalan lahir, thariqat untuk memperbaiki amalan-amalan batin (hati), haqiqat untuk mengamalkan segala rahasia yang gaib, sedangkan makrifat adalah tujuan akhir yaitu mengenal hakikat Allah baik zat, sifat maupun perbuatanNya. Orang yang telah sampai ke tingkat makrifat dinamakan wali. Kemampuan luar biasa yang dimilikinya disebut karamat atau supranatural, sehingga dapat terjadi pada dirinya hal-hal yang luar biasa yang tidak terjangkau oleh akal, baik di masa hidup maupun sudah meninggal. Syaikh Abdul Qadir Jaelani (471-561/1078-1168) menurut pandangan sufi adalah wali tertinggi disebut quthub al-auliya (wali quthub).
Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi barulah muncul tarekat sebagai kelanjutan kegiatan kaum sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan setiap silsilah tarekat selalu dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang lahir pada abad itu. Setiap tarekat mempunyai syaikh, kaifiyah zikir dan upacara ritual
masing-masing. Biasanya syaikh
atau mursyid mengajar murid-muridnya
di asrama latihan rohani yang dinamakan suluk
atau ribath..
Kehadiran tasawuf berikut lembaga-lembaga tarekatnya di Indonesia, sama tuanya dengan kehadiran Islam itu sendiri sebagai agama yang masuk di kawasan ini. Namun, tampaknya, dari sekian banyak tarekat yang ada di seluruh dunia, hanya ada beberapa tarekat yang bisa masuk dan berkembang di Indonesia. Hal itu dimungkinkan di antaranya karena faktor kemudahan sistem komunikasi dalam kegiatan transmisinya. Tarekat yang masuk ke Indonesia adalah tarekat yang populer di Makkah dan Madinah, dua kota yang saat itu menjadi pusat kegiatan dunia Islam. Faktor lain adalah karena tarekat-tarekat itu dibawa langung oleh tokoh-tokoh pengembangnya yang umumnya berasal dari Persia dan India. Kedua negara ini dikenal memiliki hubungan yang khas dengan komunitas Muslim pertama diIndonesia.
PENUTUP
Dari pembahasan yang diatas dapat kita ambil kesimpulan yaitu : Istilah tarekat diambil dari bahasa Arab thariqah yang berarti jalan atau metode. Sedangkan pengertian tarekat secara istilah adalah suatu jalan atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih dan Tasawuf. Ia bisa juga berarti sebuah pengorganisasian dari tasawuf.
Unsur-unsur terpenting dalam tarekat ada lima: 1. Mursyid (guru), 2. Baiat (janji setia), 3. Silsilah (hubungan antar guru), 4. Murid, dan 5. Ajaran.
Adapun tujuan utama pendirian berbagai tarekat oleh para sufi adalah untuk membina dan mengarahkan seseorang agar bisa merasakan hakikat Tuhannya dalam kehidupan sehari-hari melalui perjalanan ibadah yang terarah dansempurna.
Pada awalnya, tarekat itu merupakan bentuk praktik ibadah yang diajarkan secara khusus kepada orang tertentu. Misalnya, Rasulullah mengajarkan wirid atau zikir yang perlu diamalkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Kemudian kemunculan tarekat sendiri diawali dengan pengklasifikasian antara syariat, tahriqat, haqiqat, dan makrifat oleh para sufi. Barulah pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi muncul tarekat sebagai kelanjutan dari pemikiran kaum sufi tersebut.
Dalam memahami tarekat tidak cukup hanya dengan mempelajari sekilas saja. Karena seluk-beluk tarekat sangatlah rumit dan penuh dengan teka-teki. Sebab ruang lingkup tarekat adalah spiritual yang tidak bisa dipelajari kecuali dengan pengalaman batiniyah tersendiri.
Ajid Thohir, 2002. Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik Antikolonialisme Tarekat
Qodiriyah-Naqsabandiyah di Pulau
Jawa. Bandung: PustakaHidayah.
Ahmad Najib Burhani, 2002. Tarekat tanpa Tarekat. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Sri Mulyati, dkk, 2005. Mengenal
dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia. Jakarta: Kencana https://pengertiankomplit.blogspot.com/2017/09/pengertian-thoriqoh.html
http://www.sarjanaku.com/2011/11/pengertian-tarekat-dan-sejarah.html#https://www.academia.edu/6512162/MAKALAH_TAREKAT
0 komentar:
Post a Comment