Tuesday, December 25, 2018

Penyebab Datangnya Bala atau Musibah Kepada Manusia Berdasarkan Al-Quran


Al-Quran surat Yasin ayat 19
قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ 
"Utusan-utusan itu berkata: “Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas.” (QS. Yasin: 19)

Penafsiran

a. Tafsir Jalalain
(Utusan-utusan itu berkata: kemalangan kamu) yakni kesialan kami itu (adalah karena kamu sendiri) disebabkan ulah kamu sendiri karena kafir (apakah jika) Hamzah Istifham digabungkan dengan In Syathariyah, keduanya dapatndibaca tahqiq dan dapat pula dibaca tashil (kamu diberi peringatan) yakni diberi nasehat dan peringatan; jawab syarat tidak disebutkan. Lengkapnya ialah: apakah jika kalian diberi peringatan lalu kalian bernasib sial karenanya? Lalu kalian kafir? Pengertian terakhir ini adalah objek dari pada istifham atau kata tanya. Makna yang dimaksud adalah sebagai cemohan terhadap mereka (sebenarnya kalian adalah kaum yang melampaui batas) karena kemusyrikan kalian.

b. Ibnu Katsir
Maka para utusan berkata: "kemalangan itu adalah karena kamu sendiri", yakni dikembalikan kepadamu. "Apakah hal itu karena kamu diberi peringatan?" Yakni, apakah karena kami mengingatkanmu kepada kebenaran, lalu kamu mengancam dan mengintimidasi kami? "Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas"


Al-Quran surat Al-Qashah ayat 59
وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبْعَثَ فِىٓ أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِنَا ۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى ٱلْقُرَىٰٓ إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَٰلِمُونَ
"Dan tiadalah Rabmu membinasakan kota-kota sebelum Ia mengutus di ibu kota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka dan tidak pernah pula Kami membinasakan kota-kota kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kedhaliman" (QS. Al-Qashash: 59)

Penafsiran

a. Tafsir Jalalain
(Dan tiadalah Rabmu membinasakan kota-kota) disebabkan kedhaliman yang dilakukan oleh para penduduknya (sebelum Dia mengutus di ibu kota itu) yakni pada kota terbesar negeri itu (seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka dan tidak pernah pula kami membinasakan kota-kota kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kedhaliman) yaitu mendustakan rasul-rasul.

b. Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Ta'ala, "dan Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota sebelum Dia mengutus di ibu kota itu seorang rasul" yang menegakkan hujjah kepada mereka dengan kebenaran yang telah diturunkan Allah kepadanya. Sehubungan dengan firman Allah Ta'ala, "sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul", ada yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan "kota itu" adalah kota Mekkah.

Firman Allah Ta'ala "yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka". Penggalan ini menunjukkan bahwa nabi Muhammad merupakan utusan bagi penduduk seluruh negeri, baik orang Arab maupun orang asing. Penunjukan tersebut disempurnakan dengan firman Allah Swt, "Tidak ada suatu negeri yang durhaka melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab dengan azab yang sangat keras". Allah menetapkan pengutusan nabi yang ummi ini mencakup seluruh negeri. Dalam Shahihain ditegaskan bahwa rasulullah Saw bersabda:

بعثت الى الاحمر و الاسواد
"Aku diutus kepada bangsa kulit merah dan kulit hitam".


Al-Quran surat Ar-Rum ayat 41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
"Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali".

Penafsiran

a. Tafsir Jalalain
(Telah tampak kerusakan di darat) disebabkan terhentinya hujan dan menilisnya tumbuh-tumbuhan (di laut) maksudnya negeri-negeri yang banyak sungainya menjadi kering (disebabkan perbuatan tangan manusia) berupa perbuatan-perbuatan maksiat (supaya Allah merasakan kepada mereka) dapat dibaca Liyudziqahum dan Linudziqahum; kalau dibaca Linudziqahum artinya supaya kami merasakan kepada mereka (sebagian dari akibat perbuatan mereka) sebagai hukumannya (agar mereka kembali) supaya mereka bertobat dari perbuatan-perbuatan maksiat.

b. Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt berfirman: "telah tampak kerusakan dan dilaut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia". Sesungguhnya kekurangan tanaman pangan dan buah-buahan itu disebabkan oleh bermacam kemaksiatan . Abu al-Aliyah berkata: "barang siapa yang durhaka kepada Allah dimuka bumi, berarti dia berbuat kerusakan dibumi. Hal itu karena kedamaian  bumi dan langit adalah dengan ketaatan". 

Karena itu, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dikatakan:

لحد يقام فى الارض احب الى اهلها من ان يمطروا اربعين صباحا
"Suatu hukuman yang ditegaskan di muka bumi adalah lebih disukai oleh penghuninya dari pada diturunkan hujan selama empat puluh pagi", (HR. Abu Dawud).


Al-Quran surat Al-Isra' ayat 16
وَإِذَآ أَرَدْنَآ أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا۟ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا ٱلْقَوْلُ فَدَمَّرْنَٰهَا تَدْمِيرًا
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah dinegeri itu, tetapi mereka melakukan kefasikan di negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan Kami kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya".

Penafsiran

a. Tafsir Jalalain
(Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu) yakni orang-orang kaya yang dimaksud para pemimpinnya, yaitu untuk taat kepada Kami melalui lisan-lisan para rasul Kami (tetapi mereka melakukan kefasikan di negeri itu) maka menyimpanglah mereka dari perintah Kami (maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan Kami) azab kami (kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya) artinya, Kami binasakan negeri itu dengan membinasakan penduduknya serta menghancurkan negerinya.

b. Tafsir Ibnu Katsir
Para ahli qiraat berselisih dalam membaca amarna. Namun menurut qiraat yang masyhur dibaca takhfif. Maksud ayat, maka Kami menyuruh mereka berbuat ketaatan, lalu mereka melakukan keburukan sehingga mereka pun berhak mendapat siksa. Penafsiran demikian diriwayatkan oleh Juraij dari Ibnu Abbas.


Al-Quran surat Al-Anfal ayat 25
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang dhalim saja diantara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksa Nya".

Penafsiran

a. Tafsir Jalalain
(Dan peliharalah diri kalian dari pada siksa) jika siksa menimpa kalian (yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dhalim saja diantara kalian) bahkan siksaan itu merata kepada mereka dan selain mereka. Dan cara untuk memelihara diri supaya jangan tertimpa siksaan ialah membenci penyebabnya yaitu perkara mungkar. (Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksa Nya) terhadap orang-orang yang melanggar oerintah dan larangan Nya.

b. Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt menyuruh hamba-hambanya yang beriman agar waspada terhadap ukian dan cobaan yang berlaku merata kepada orang jahat dan selainnya. Ujian itu tidak hanya diberlakukan kepada pelaku kemaksiatan dan pelaku dosa langsung, namun meliputi keduanya secara tidak dapat di cegah dan dihilangkan. 

Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ketika menafsirkan ayat ini dengan "Allah menyuruh kaum mukminin agar jangan membiarkan orang munkar ditengah-tengah mereka, maka nanti azab akan meliputi mereka". 

Penafsiran ini bagus sekali, sehubungan dengan firman Allah Swt "dan peliharalah dirimu dari fitnah yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim semata diantara kamu", Mujahid berkata "fitnah itupun bagi kamu".


Kesimpulan

Yang menyebabkan musibah atau bala kepada manusia menurut Al-Quran, antara lain:

1. Manusia melakukan kemusyrikan kepada Allah Swt.
2. Manusia berada dalam kedhaliman.
3. Manusia melakukan kemaksiatan.
4. Pemimpin yang tidak taat kepada Allah.
5. Berada dalam golongan orang-orang yang berbuat dhalim.

2 komentar:

  1. Apakah ke 5 kejahatan manusia itu yang menyebabkan alam makro (makrokosmos) berulah dan berubah menjadi bencana atau 5 kejahatan itu menyebabkan Allah murka dan menurunkan bencana..?

    ReplyDelete
  2. Hakikatnya adalah kemurkaan Allah, karena Allah lah yang empunya pekerjaan, dan makhluk itu tidak dapat memberi bekas kepada sesuatu yang lain.

    Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ketika menafsirkan ayat ini dengan "Allah menyuruh kaum mukminin agar jangan membiarkan orang munkar ditengah-tengah mereka, maka nanti azab akan meliputi mereka".

    ReplyDelete