Saturday, December 29, 2018

Penafsiran Surat Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ {1} اللَّهُ الصَّمَدُ {2} لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ {3} وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ{4}
Katakanlah, “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. (1) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (2) Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, (3) Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. (4) (Al Ikhlas: 1-4).

Penafsirannya
a. Tafsir Jalalain
1. (Katakanlah: Dia lah Allah Yang Maha Esa) lafadh Allah adalah khabar dari lafadh huwa, sedangkan lafadh ahadun adalah badal dari lafadh Allah, atau khabar kedua dari lafadh Huwa.

2. (Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya segala sesuatu) lafadh ayat ini terdiri dari mubtada dan khabar, artinya Dia adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya segala sesuatu untuk selama-lamanya.

3. (Dia tidak beranak) karena tiada yang menyamai Nya (dan tiada pula diperanakkan) karena mustahil hal ini terjadi bagi Nya.

4. (Dan tiada ada seorang pun yang setara dengan Dia) atau yang sebanding dengan Nya, lafadh lahu berta'aluq  kepada lafadh kufuwan. Lafadh lahu ini didahulukan karena dialah yang menjadi subjek penafsiran; kemudian lagadh ahadun diakhirkan  letaknya padahal ia sebagai isim dari lafadh yakun, sedangkan khabar yang seharusnya berada diakhir mendahuluinya; demikian itu karena demi menjaga fashilah atau kesamaan bunyi pada akhir ayat.


b. Tafsir Ibnu Katsir
"Katakanlah: Dia Allah Yang Maha Esa", artinya Dia adalah satu dan tunggal, yangbtidak mempunyai bandingan, wakil, saingan, yang menyerupai dan menyamai Nya. Dan, lafadh ini tidak boleh digunakan kecuali hanya kepada Allah semata, sebab Dialah Yang Maha Sempurna dalam semua sifat dan perbuatan Nya.

"Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya segala sesuatu", Ibnu Abbas ra. Mengatakan "ash-shamad ialah yang semua makhluk menyadarkan diri kepada Nya dalam setiap kebutuhan dannpermasalahan mereka". 

Dan mereka mengatakan ash Shamad itu ialah Yang Dipertuan. Dan Yang tidak mempunyai kerongkongan. Tidak makan dan tidak minum. Dialah yang akan tetap ada setelah makhluk Nya tiada. Semua makna ini adalah benar. Karena kesemuanya ini merupakan sifat Tuhan kami Yang Maha Gagah lagi Perkasa.

"Dia tidak beranak dan tidak pula dileranakkan", yaitu tidak mempunyai anak, ayah dan istri. Munahid mengatakan "dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia", yaitu tidak ada satupun tandingan dari makhluk Nya yangbakan menyaingi Nya, atau yang mwndekati kedudukan Nya. Allah Maha Tinggi dan Maha Suci dari semua itu. Pencipta langit dan bumi. Bagaimana munhkin ia memiliki seorang putra, padahal Dia tidak memiliki seorang pun istri. Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu. 

Allah Swt berfirman "Dan mereka berkata, Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak". Sesungguhnya kamu telah mendatangkan suatu perkara yang sangat munkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah  mempunyai anak. Tidak layak bagi Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Tidak ada seorang pun dilangit dan dibumi kecuali akan datang kepada Allah Yang Maha Pemurah selaku hamba. Sesungguhnya, Allah tidak menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri", (Q. S Maryam: 88-89).

Didalam Sahih Bukhari disebutkan "tidak ada yang paling sabar atas ucapan yang menyakitkan yang melebihi kesabaran Allah. Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, tetapi Allah tetap memberikan rezki dan memaafkan mereka".

0 komentar:

Post a Comment