Sunday, December 23, 2018

Iman


Pengertian Iman

 الايمان لغة مطلق التصديق
Iman menurut bahasa adalah semata-mata membenarkan.

الايمان شرعا التصديق ما جاء به النبي صلى الله عليه وسلم
Iman menurut syara' adalah membenarkan terhadap semua yang datang dari Rasulullah Saw.

Berbedalah pendapat tentang makna "membenarkan" (التصديق), sebahagian mereka berkata : "Dia (membenarkan) adalah menhetahui.

Maka setiap orang yang mengetahui apa-apa yang telah dibawa oleh Nabi Saw maka dia itu mukmin.

Namun tafsir "membenarkan" ini dibantah  bahwa sesungguhnya orang kafir itu menhetahui men mereka bukan mukmin.

Dan tafsit ini juga tidak sesuai dengan perkataan Jumhur, yaitu : sesungguhnya muqallid itu mukmin sedangkan dia bukanlah orang yang mengetahui.

Maka tafsir "membenarkan" (التصديق) adalah : dia (التصديق) adalah bisikan jiwa yang mengikuti pada perasaan mantap, baik dia mantap berdasarkan dalil dan dialah yang dinamakan dengan ma'rifat atau (dia mantap) berdasarkan taqlid.

Maka orang kafir tidak termasuk dalam (التصديق) karena dia tidak mempunyai bisikan jiwa, karen makna bisikan jiwa adalah bahwa jiwa itu berkata : "aku rela dengan apa yang telah dibawa oleh Nabi Saw", dan jiwanya orang kafir tidak mengucapkan yang demikian itu. Dan masuklah orang yang taqlid karena dia mempunyai bisikan jiwa yang mengikuti pada perasaan mantap meski kemantapannya itu tidak berdasarkan dalil.

Dalam hal iman ini telah dikutip dari Ibnu Qayyim bahwa ditinjau dari segi bertambah dan berkurangnya, iman itu ada tiga bagian:

1. Iman yang selalu bertambah dan tidak berkurang dan dia adalah imannya para Nabi.

2. Iman yang tidak bertambah dan tidak berkurang dan dia adalah imannya para Malaikat.

3. Iman yang selalu bertambah dan berkurang dan dia adalah imannya orang-orang mukmin.

Dan tinggallah iman yang keempat, yaitu iman yang selalu berkurang dan tidak bertambah. Sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa itu imannya orang-orang fasiq.

0 komentar:

Post a Comment