Thursday, December 13, 2018

Hadits Tentang Ilmu


Sumber: Kitab Al-Lu'lu' Wal Marjan

حديث عَائِشَةَ رضي الله عنها، قَالَتْ: تَلاَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم هذِهِ الآيَةَ (هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فيَتَّبِعُون مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ) إِلَى قَوْلِهِ (أُولُو الأَلْبَابِ)

قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: فَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ سَمَّى اللهُ فَاحْذَرُوهُمْ


A'isyah r.a. berkata: Rasulullah saw. membaca ayat:
 هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فيَتَّبِعُون مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ) إِلَى قَوْلِهِ (أُولُو الأَلْبَابِ 
Kemudian Nabi saw. bersabda: Jika anda melihat orang-orang yang mengikuti ayat mutasyabih itu, maka merekalah yang dimaksud oleh Allah dan kalian harus berhati-hati dari mereka. (Bukhari. Muslim). 



حديث جُنْدَبٍ قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: اقْرَءُوا الْقُرْآنَ مَا ائْتلَفَتْ عَلَيْهِ قُلُوبُكُمْ فَإِذَا اخْتَلَفْتُمْ، فَقُومُوا عَنْهُ

Jundub r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Bacalah Alqur'an selama hatimu bersatu, maka apabila berselisih dalam memahaminya maka bubarlah kamu. (Bukhari, Muslim). 
حديث أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ العِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا
Anas r.a. berkata; Nabi saw bersabda: Sungguh di antara syarat (alamat) tibanya hari qiyamat ialah: Terangkat ilmu, dan dipertahankan kebodohan, dan tersebar luas minuman khamar (memabukkan)  dan perzinaan (pelacuran). (Bukhari, Muslim). 

حديث أَبِي مُوسى قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ أَيَّامًا، يُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ، وَيَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ، وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرْجُ وَالْهَرْجُ الْقَتْلُ
Abu Musa r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya jika hampir qiyamat ada beberapa masa terangkatnya ilmu (hilangnya ilmu), dan bertahannya kejahilan, dan banyaknya haraj, haraj yaitu pembunuhan. (Bukhari, Muslim).


حديث أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: يَتَقَارَبُ الزَّمَان، وَيَنْقُصُ الْعَمَلُ، وَيُلْقَى الشُّحُّ، وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ، وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّمَ هُوَ قَالَ: القَتْلُ، الْقَتْلُ

Abuhurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: asa makin mendekat, amal kebaikan makin berkurang, dan merata kebakhilan, dan merajalela fitnah (gangguan) dan banyak haraj. Sahabat bertanya: Apakah haraj itu? Jawab Nabi saw.: Pembunuhan, pembunuhan. (Bukhari, Muslim).
حديث عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُول: إِنَّ الله لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا، يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا، اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً، فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

Abdullah bin Amr bin Al-ash r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak men­cabut ilmu agama langsung dari hati hamba, tetapi tercabutnya ilmu dengan matinya ulama, sehingga bila tidak ada orang alim, lalu orang-orang mengangkat pemimpin yang bodoh agama, kemudian jika dita­nya agama, lalu menjawab tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan. (Bukhari, Muslim).


حديث أَبِي سَعِيدٍ الْخدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، شِبْرًا بِشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ: فَمَنْ

Abi Saied Alkhudn r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Kalian pasti akan mengikuti jejak orang-orang yang sebelummu, se­jengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga bila mereka dahulu itu masuk lobang biawak pasti kalian mengikutinya. Kami bertanya: Ya Rasulullah, apakah orang Yahudi dan Nashara? Jawab Nabi saw.: Siapa lagi selain mereka? (Bukhari, Muslim).

Sumber: Kitab Ryadhus Shalihin
Dari Abu Musa r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Perumpamaan dari petunjuk dan ilmu yang dengannya saya diutus oleh Allah itu adalah seperti hujan yang mengenai bumi. Di antara bumi itu ada bagian yang baik, yaitu dapat menerima air, kemudian dapat pula menumbuhkan rumput dan lalang yang banyak sekali, menahan masuknya air dan selanjutnya dengan air yang bertahan itu Allah lalu memberikan kemanfaatan kepada para manusia, karena mereka dapat minum daripadanya, dapat menyiram dan bercucuk tanam. Ada pula hujan itu mengenai bagian bumi yang lain, yang ini hanyalah merupakan tanah rata lagi licin. Bagian bumi ini tentulah tidak dapat menahan air dan tidak pula dapat menumbuhkan rumput. Jadi yang sedemikian itu adalah contohnya orang pandai dalam agama Allah dan petunjuk serta ilmu yang dengannya itu saya diutus, dapat pula memberikan kemanfaatan kepada orang tadi, maka orang itupun mengetahuinya - mempelajarinya, kemudian mengajarkannya - yang ini diumpamakan bumi yang dapat menerima air atau dapat menahan air, dan itu puIalah contohnya orang yang tidak suka mengangkat kepala untuk menerima petunjuk dan ilmu tersebut. Jadi ia enggan menerima petunjuk Allah yang dengannya itu saya dirasulkan - ini contohnya bumi yang rata serta licin." (Muttafaq 'alaih) 
Dari Sahl bin Sa'ad r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda kepada Ali r.a.: "Demi Allah, niscayalah andaikata Allah memberikan petunjuk kepada seseorang lelaki dengan perantaraan usahamu, maka hal itu adalah lebih baik daripada unta-unta yang merah-merah," sebagai kiasan hartabenda yang paling dicintai oleh bangsa Arab. (Muttafaq 'alaih).

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersaba: "Sampaikanlah - kepada orang lain - ajaran yang berasal daripadaku, sekalipun hanya seayat belaka. Percakapkanlah tentang kaum Bani Israil - yakni kaum Yahudi - dan tidak ada halangan apapun. Dan barangsiapa yang berdusta atas diriku dengan sengaja maka baiklah ia menempati tempat duduknya dari neraka." (Riwayat Bukhari).

Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk - yakni kebenaran, maka baginya adalah pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun dari pahala mereka itu." (Riwayat Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila anak Adam - yakni manusia - meninggal dunia, maka putuslah amalannya - yakni tidak dapat menambah pahalanya lagi, melainkan dari tiga macam perkara, yaitu sedekah jariah atau ilmu yang dapat diambil kemanfaatannya atau anak yang shalih yang suka mendoakan untuknya." (Riwayat Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dunia ini adalah terlaknat, terlaknat pula apa-apa yang ada di atasnya, melainkan berzikir kepada Allah dan apa-apa yang menyamainya, juga orang yang alim serta orang yang menuntut ilmu." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa itu adalah Hadis hasan.

Sabda Nabi s.a.w.: "Wa maa walah" artinya: Dan apa-apa yang menyamainya, ialah taat atau melakukan ketaatan kepada Allah Ta'ala.

Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu, maka ia dianggap sebagai orang yang berjihad fi-sabilillah sehingga ia kembafi." (Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan).

Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: "Tiada sekali-kali akan kenyanglah seseorang mu'min itu dari kebaikan, sehingga penghabisannya nanti adalah syurga." (Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan).

Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat ialah seperti keutamaanku atas orang yang terendah di antara engkau semua." "Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, juga para penghuni langit dan bumi, sampaipun semut yang ada di dalam liangnya, bahkan sampaipun ikan yu, niscayalah semua itu menyampaikan kerahmatan kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada para manusia."
Adapun yang selain Allah ialah memohonkan agar orang-orang yang mengajar kebaikan itu diberi kerahmatan oleh Allah. (Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan).

Dari Abuddarda' r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari sesuatu ilmu pengetahuan di situ, maka Allah akan memudahkan untuknya suatu jalan untuk menuju syurga, dan sesungguhnya para malaikat itu niscayalah meletakkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu itu, karena ridha sekali dengan apa yang dilakukan oleh orang itu. Sesungguhnya orang alim itu niscayalah dimohonkan pengampunan untuknya oleh semua penghuni di langit dan penghuni-penghuni di bumi, sampaipun ikan-ikan yu yang ada di dalam air. Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat itu adalah seperti keutamaan bulan atas bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya para alim ulama adalah pewarisnya para Nabi, se-sungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar ataupun dirham, hanyasanya mereka itu mewariskan ilmu. Maka barangsiapa dapat mengambil ilmu itu, maka ia telah mengambil dengan bagian yang banyak sekali." (Riwayat Abu Dawud dan Termidzi)

Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang yang mendengarkan sesuatu ucapan dari kami - yakni dari Nabi s.a.w. - lalu ia menyampaikannya sebagaimana yang didengar olehnya. Maka banyak sekali orang yang diberi berita itu lebih dapat mengingat-ingat - yakni lebih memperhatikan - daripada orang yang men-dengarnya sendiri?" (Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih).

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang ditanya mengenai sesuatu ilmu, lalu ia menyimpannya - yakni tidak suka menerangkan yang benar, maka ia akan diberi kendali - di mulutnya - besok pada hari kiamat dengan kendali dari neraka."  (Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan).

Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan dari golongan ilmu yang semestinya untuk digunakan mencari keridhaan Allah 'Azzawajalla, tetapi ia mempelajarinya itu tiada lain maksunnya, kecuali hendak memperoleh sesuatu tujuan dari keduniaan, maka orang yang sedemikian tadi tidak akan dapat menemukan keharuman syurga pada hari kiamat." Yakni bau harumnya syurga itu tidak akan dapat dirasakannya. (Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih).

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah itu tidak mencabut ilmu pengetahuan dengan sekaligus pencabutan yang dicabutnya dari para manusia, tetapi Allah mencabut ruhnya para alim-ulama, sehingga apabila tidak ditinggalkannya lagi seorang alimpun - di dunia ini, maka orang-orang banyak akan mengangkat para pemimpin - atau kepala-kepala pemerintahan - yang bodoh-bodoh. Mereka - para pemimpin dan kepala - itu ditanya, lalu memberikan keterangan fatwa dengan tanpa menggunakan dasar ilmu pengetahuan. Maka akhirnya mereka itu semuanya sesat dan pula menyesatkan - orang lain." (Muttafaq 'alaih)






0 komentar:

Post a Comment