Wednesday, March 11, 2020

Sifat Mukhalafatu Lilhawadits Allah Swt

Sifat yang wajib bagi Allah Swt adalah mukhalafatu lilhawadits (bersalahan bagi yang bahru).

Maka mukhalafatu lilmakhluq itu ibarat dari pada meniadakan jirmiah, 'ardhiah, kuliah dan juz-iah.

Lazimnya jirmiah (zat) merupakan lazim mengambil tempat, lazimnya 'ardhiah (sifat) merupakan lazimnya membutuhkan kepada zat lainnya, lazimnya kuliah merupakan lazimnya besar dan lazimnya juz-iah merupakan lazimnya kecil kepada selain demikian.

Makna mukhalafatu lilhawadits adalah sesungguhnya Allah Swt itu tidak serupa dengan hawadits (bahru).

Maka apabila Syaithan membisikkan dalam pikiranmu tentang jikalau Allah itu bukan zat jirim, bukan sifat, bukan kulli dan bukan juz-i, maka bagaimanakah hakikat Allah itu?

jawablah untuk menolak bisikan Syaithan tersebut bahwa tidak mengetahui zat Allah kecuali Allah, tidak serupa zat Allah dengan sesuatu pun, Dianya Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, maka Dianya Allah bukanlah zat jirim yang dapat digambarkan dan bukan sifat yang dibataskan.

Maka tiada bagi Allah Swt itu tangan, mata, telinga, dan lain demikian dari pada sifat hawadits.

Karena sesungguhnya Allah Swt itu tidak serupa dengan zat jisim, tidak serupa pada taqdir, tidak serupa dalam menerima pembagian, tidak terhenti zat Allah oleh jauhar, tidak ada zat Allah itu sifat, tidak terhenti zat Allah oleh beberapa sifat, bahkan tidak serupa wujud Allah  dengan yang bahru dan tidak ada yang bahru itu menyerupai zat Allah Swt, tidak membatasi zat Allah Swt oleh ukuran, tidak meliputi zat Allah Swt oleh wilayah, tidak melingkari zat Allah oleh arah, tidak memenuhi zat Allah Swt oleh bumi dan langit, Maha Tinggi Allah dari segala sesuatu.

Dan beserta demikianlah bahwa Dia Allah itu paling dekat kepada hamba yang menyaksikan atas segala sesuatu, tidak serupalah dekatnya Allah itu dekat zat jisim tentang bahwa Allah Swt melampaui batas. Seperti maha suci Allah Swt bahwa Allah bersatu dengan masa dan tempat yang sebelum masa dan tempat itu diciptakan. Dan tentang Allah sekarang itu bagaiman dirinya Allah Swt.

Lawan dari mukhalafatu lilhawadits adalah mumatsalah lilhawadist (serupa dengan yang bahru).

Dalil mukhalafatu lilhawadits itu bahwa sesungguhnya Allah Swt jikalau tidak ada Allah itu mukhlafatu lilhawadits niscaya sungguh ada Allah Swt itu mumasil (serupa) bagi makhluk, tetapi mumasil Allah bagi makhluk itu batal, karena jikalau ada Allah itu serupa dengan yang bahru niscaya sungguh ada Allah itu bahru seumpamanya, karena sesuatu yang sebut serupa dengan yang lain maka yang lain pun serupa dengannya. Tetapi keadaan Allah itu bahru mustahil, karena sungguh telah berdalilnya Allah dengan wajib qidam Allah Swt. Dan sekiranya wajib mukhalafatu lilhawadits bagi Allah niscaya mustahil lawannya.

10 surah mumasalah (serupa)

Pertama; bahwa Allah itu zat jirim yang terdiri dari anggota-anggota jirim, dinamakan jisim atau tiada terdiri dari anggota jirim, dinamakan jauhar.

Kedua; bahwa Allah itu Sifat yang berdiri dengan jirim.

Ketiga; bahwa Allah itu berada pada suatu penjuru bagi jirim, maka tiadalah Allah Swt itu di atas 'arasy, tiada dibawah 'arasy, tiada dikanan 'arasy dan tiada disegala penjuru.

Keempat; bahwa Allah itu berada disuatu penjuru, maka tiadalah Allah di atas, dibawah, kanan, kiri, dan segala arah penjuru.

Kelima; terhentinya Allah pada suatu tempat.

Keenam; terikatnya Allah dengan suatu masa, sekiranya bergerak kapal itu mengikuti gerakannya.

Ketujuh; mengulangi kepada Allah dua pembaruan, yaitu pada waktu malam dan waktu siang.

Kedelapan; bersifatnya zat Allah Swt yang tinggi dengan yang bahru, seperti qudrah yang bahru, iradah yang bahru, bergerak, tetap, putih, hitam dan lainnya.

Kesembilan; bersifatnya zat Allah dengan sifat kecil atau besar, artinya banyaknya anggota.

Kesepuluh; bersifatnya Allah Swt dengan maksud sesuatu dalam menjadikan atau pun hukum, maka tidak adalah dalam perbuatan Allah dalam menjadikan sesuatu itu punya maksut atau kemaslahatan. Namun dalam semua penciptaan itu punya hikmah dan bukan dalam keadaan bermain-main Allah menciptakan. Mustahillah ini pada Allah Swt, menerimanya shalat seorang hamba bukan suatu maksud bagi Allah atau pun kemaslahatan baginya.


Maka 10 surah mumasalah ini mustahil pada Allah Swt.


(Ibrahim bin Muhammad Al Bajuri, Tijan Darari, h. 3).

0 komentar:

Post a Comment