Wednesday, October 11, 2017

Fahala bagi perempuan yang hamil

      
Tersebut dalam riwayat bahwa NAbi Muhammad S.A.W bersabda : ”Apakah salah seorang di antara kamu senang, hai kaum isteri, kalau kamu sedang mengandung dari hasil hubungan dengan suaminya, sementara suaminya merasa senang. Sesungguhnya perempuaan yang sedang hamil memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang sedang berpuasa sambil perang di jalan Allah.

Apabila mencapai puncak sakit  mendekati melahirkan semua penduduk langit tidak ada yang tahu perkara apa yang disamarkan baginya, berupa ketenangan bathinnya. Apabila telah melahirkan, maka tidak ada tetesan air  susu yang keluar dari susu ibunya dan tidaklah si bayi menghisap air susu ibunya kecualipada setiap tetesan dan isappan di catat  sebagai satu kebaikkan. Jika di waktu malamnya ia terjaga maka ia memperoleh pahala, bagaikan pahala memerdekakan tujuh puluh budak yag di merdekakan di jalan Allah secara ikhlas, (di riwayatkan Hasa bin sufyan dan Tabrani, ibnu Asakir dari salamah)

Rasulullah bersabda :

Sesungguhnya seorang suami apabila memperhatikan isterinya dan isterinya balas memerhatikan suaminya, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan perhatian penuh rahmat. Manakala suaminya merengkuh telapak tangannya (diremas remas) maka berguguranlah dosa dosa suami istri itu darisela sela  jari jemarinya”. (di riwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar rafi’i dari Sa’id Al Khudzi Ra)

Diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw bahwa :

Sesungguhnya seorang suami yang menggauli istrinya, maka pergaulannya itu dicatat memperoleh pahala seperti pahalanya anak lelaki yang berperang di jalan Allah lalu terbunuh”.

Ketahuilah bahwa, ada beberapa faktor yang dapat membentuk seseorang anak dekat dengan Allah Antara lain:
1.      Sejalan dengan yang di cintai Allah, bahwa putera yang dihasilkan itu di maksud untuk menyambung generasi manusia.
2.      Mencari kecintaan dari Rasulullah Saw, maksudnya untuk memperbanyak (memperbesar) jumlah umatnya Nabi Muhammad Saw yang mana  besar jumlah umat itu menyebabkan kebanggaan beliau. 
3.    Mengharap kelak memperoleh do’a anak yang sholeh setelah kematiannya.   
4.    Mencari syafa’at dengan kematian anak yang masih berusia anak anak, sebelum  kematian dirinya sendiri(orang tua).

Sumber : Kitab Syarah ‘Uqudul Lijain

Bersambung ...

0 komentar:

Post a Comment