Fasal
2
Rasulullah Saw bersabda :
”Siapa saja kaum wanita (istri) yang mati sedangkan
suaminya meridhainya, maka kelak ia masuk surga”, (Diriwayatkan Tirmizdi
Ibnu Majah, Hakim dari Ummu Salamah).
Rasulullah Saw bersabda :
“Apabila seorang Isteri menunaikan shalat lima
waktunya, berpuasa dibulannya, pandai-pandai memelihara kemaluannya dan
mentaati suaminya, kelak akan dikatakan kepadanya:”Masuklah ke surga dari pintu
mana saja yang kamu kehendaki”, (Diriwayatkan oleh Ahma)
Tersebut dalam suatu riwayat ada seorang perempuan
datang menghadap Nabi Saw seraya berkata :
“Wahai Rasulullah, aku ini utusan dari kaum wanita
yang diminta menghadapmu. Yaitu menanyakan
masalah jihad yang hanya diwajibkan Allah kepada kaum laki-laki. Kalau mereka
terluka mendapatkan pahala. Kalau mereka terbunuh, mereka bahkan sebagai orang-orang
yang hidup disisi Tuhannya seraya memperoleh rizki. sedangkan kami dari
golongan wanita ini selalu setia mengikuti dan membantu mereka menyediakan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Namun demikian kenapa kami tidak
memperoleh pahala berjihad seperti yang diberikan pada mereka, Rasullah Saw
bersabda:”sampaikan kepada siapa saja kaum wanita yang kamu jumpai bahwa,
mentati suami dengan mengakui hak-haknya sesengguhnya telah menyamai dengan fahala
berjihad. Tetapi sedikit sekali diantaramu melaksanakan”, (Diriwayatkan
oleh Al Bazzar da Thabrani).
Dalam Firman Allah Swt Surat An-Nisa’ ayat ke 32 :
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi
orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para
wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada
Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala
sesuatu”.
Yang dimaksud adalah pahala yang diberikan Allah Swt
kepada kaum lelaki karena menunaikan jihad. Sedangkan pahala yang diberikan
Allah Swt kepada kaum wanita adalah lantaran mereka memelihara kemaluannya dan mentaati
Allah Swt serta mentaati suaminya. Pahala kaum lelaki dan wanita di akhirat
kelak kedudukannya sama. Yang demikian karena, perbuatan baik itu
dilipatgandakan pahalanya hingga sepuluh kali lipat. Baik hal itu berlaku bagi
kaum lelaki maupun wanita. keutamaan
kaum lelaki atas kaum wanita hanyalah sebatas masa di dunia. Demikian menurut
penafsiran Asy Syarbini didalam Tafsirnya.
Iman Ali Ra mengatakan:
”Seburuk-buruk sifat kaum lelaki namun sebaik-baik sifat
sifat kaum wanita , penakut. Sebab kaum wanita (Isteri) itu bakhil maka akan
dapat memelihara hartanya dsn hartanya dan suami saja, kalau isteri (wanita) itu merasa besar maka
perasaan besarnya itu akan mencegah diri nya banyak bicara kepada setiap orang
dengan gaya bicara yang lunak, yang memungkinkan mengundang perhatian. kalau
wanita itu penakut dari segala sesuatu maka ia tidak akan keluar rumah dan
merasa takut ketempat-tempat yang dapat mengundang dugaan lantaran takut kepada
Suaminya”.
Nabi Dawud As mengatakan :
”Isteri yang berakhlak buruk bagi seorang suami, kalau
dimisalkan adalah bagaikan orangtua renta yang memikul beban berat. Sedang
isteri yang shalihah bagi seorang suami bagaikan mahkota yang dilapisi emas.
Manakala suami memandangnya,maka membuat ketenangan”
Sumber Kitab Syarah ‘Uqudul Lijain
Bersambung ...
0 komentar:
Post a Comment