Menaruh Kayu diatas kubur
Tersebut
dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 64:
طرح الشجر الأخضر على القبر استحسنه بعض العلماء وأنكره الخطابي
“Meletakkan kayu yang masih hijau (belum kiring) diatas kubur yang menganggap baik
oleh sebahagian ulama dang mengingkari oleh Al-Khathabiy”.
Tersebut
dalam kitab Fathul Muin yang dicetak bersama I’annatuth Thalibin, juz 2 halaman
119:
يسن وضع جريدة خضراء على القبر للاتباع
ولأنه يخفف عنه ببركة تسبيحها وقيس بها ما
اعتيد من طرح نحو الريحان الرطب ويحرم أخذ شيء منهما ما لم ييبسا
“Disunatkan meletakkan pelepah yang masih hijau diatas kubur
karena ittiba’ (mengikuti perbuatan Nabi saw). Dan karena pelepah itu dapat
meringankan mayat dengan berkat tasbihnya. Dan diqiyaskan dengan pelepah apa
yang telah menjadi kebiasaan yaitu meletakkan tumbuh-tubuhan berbau harum yang
masih basah. Dan haram mengambil suatupun daripadanya selama belum kering”.
Menanam pohon diatas kubur
Tersebut dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin
halaman 64:
وأما غرس الشجر على القبر وسقيها فإن أدى وصول النداوة أو عروق الشجر إلى
الميت حرم ، وإلا كره كراهة شديدة ، وقد يقال يحرم
“Dan
adapun menanam pohon diatas kubur dan menyiramnya, maka jika sampai basah atau
akar kayu itu kepada mayat niscaya diharamkan. Dan jika tidak sampai, maka
hukumnya sangat dimakruhkan, dan kadang-kadang dihukumi haram”.
Apakah
menanam pohon jarak (bak lawah: bhs Aceh) dan pohon kamboja (jeumpa keubiru:
bhs Aceh), termasuk dalam menanam pohon? Wallahu A’lam.
Oleh Teungku Nashiruddin bin Hanafiyyah Asy-Syafi’iy
Al-Asyiy
0 komentar:
Post a Comment