Baru-baru ini, jagad dunia maya dihebohkan dengan boneka spirit doll yang disimpan oleh beberapa artis Nasional, bahkan biaya perawatannya pun menghabiskan jutaan bahkan puluhan juta per bulan.
Boneka spirit doll ini pun diperlakukan layaknya anak kecil, bahkan perawatannya kadang melebihi dari perawatan anak kecil pada umumnya.
Spirit doll atau boneka roh ini merupakan makhluk kuno, yang akrab dan dicintai banyak budaya di seluruh dunia. Spirit doll ini bisa berupa patung tokoh suci, leluhur, malaikat, dewa dan dewi. Boneka ini dipakai untuk hal-hal spiritual atau ritual keagamaan, mulai dari doa dan meditasi. Biasanya boneka ini diletakkan di altar, geraja, hingga menjadi objek pengabdian. Spirit doll juga digunakan sebagai metode penyembuhan. Proses pembuatan dan merawat boneka disebut bisa menyembuhkan batin, (Tribunnews.com).
Drs. Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si selaku budaya Fakultas Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menatakan, fenomena boneka arwah di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru, dalam mitologi Jawa erat kaitannya dengan perkembangan animisme dan dinamisme, (Kompas.com)
Melihat Spirit
Doll Dari Kacamata Fiqih
Membeli boneka spirit doll dengan harga ratusan ribu sampai dengan puluhan juta dan biaya perawatannya pun yang jutaan sampai puluhan juta, ini merupakan sifat tabzir, karena tidak ada manfaat membeli dan merawat spirit doll tersebut dalam agama.
Tabzir adalah membelanjakan harta diluar kebutuhan yang dibenarkan. Az Zajjaj mengatakan, tabzir adalah membelanjakan harta untuk selain ketaatan kepada Allah. Al Mawardi mendefiniskan tabzir dengan menghambur-hamburkan, yang menghabiskan harta. Sedangkan Abu Ubaidah mengatakan orang yang mubazir adalah orang yang berlebihan yang menghabiskan dan menghancurkan harta.
Sifat mubazir atau membuang-buang harta di dalam Islam sangat dilarang dan merupakan salah satu sifat yang buruk dan tidak terpuji.
“Berikanlah kerabat dekat, orang miskin dan ibnu sabil hak mereka, dan jangan sekali-kali bersikap tabzir. Sesungguhnya orang yang suka bersikap tabzir adalah teman setan, (Q. S Al Isra’: 26-27)”.
Seberapa butuh pun seseorang terhadap boneka spirit doll, tetap saja menginfaqkan hartanya untuk membeli spirit doll adalah tabzir, karena kebutuhan itu bukanlah kebutuhan lumrah dalam agama, ini perlu dilawan dan ditinggalkan sehingga seseorang tidak ditundukkan oleh nafsunya.
Bahkan menyimpan bonekah (Shurah) didalam rumah juga merupakan larangan, kecuali boneka sebagai tadris, yang dipergunakan untuk kebutuhan mendidik.
Bahkan malaikat Rahmah tidak akan masuk kerumah yang didalam rumah tersebut ada boneka.
“Sesungguhnya
malaikat tidak akan masuk ke rumah yang didalamnya ada anjing dan boneka/patung”,
(H. R Bukhari).
Melihat Spirit Doll Dari Kacamata Aqidah
Wahdaniyah merupakan salah satu sifat dari sifat Allah Swt, wahdaniyah adalah esa. Dalam keesaan Allah memiliki keesaan pada zat, sifat dan af’al.
Esa pada zat yaitu zat Allah Swt ternafi dari kam muttasil dan kam munfasil, kam muttasil yaitu tersusunnya zat Allah Swt dari anggota-anggota tubuh, sedangkan kam munfasil adalah adanya zat yang lain yang serupa dengan zat Allah Swt. Maka kam muttasil dan kam munfasil itu mustahil pada zat Allah Swt.
Esa pada sifat yaitu ternafi kam muttasil dan kam munfasil pada sifat. Kam muttasil pada sifat yaitu dalam satu jenis sifat memiliki dua sifat, seperti dua qudrah, sedangkan kam munfasil pada sifat yaitu makhluk memiliki sifat seperti sifat Allah Swt. Maka kam muttasil dan kam munfasil pada sifat itu mustahil pada sifat Allah Swt.
Esa pada af’al adalah ternafinya kam munfasil pada af’al. Kam munfasil pada af’al yaitu makhluk memiliki “hakikat” perbuatan. Maka kam munfasil pada af’al itu mustahil, karena hakikat yang memiliki perbuatan itu adalah Allah Swt.
Jadi, kalau menyimpan dan merawat spirit doll merupakan suatu kepercayaan bahwa spirit doll dapat memberikan kekayaan, ketenagan, benteng dari sesuatu yang buruk atau kesembuhan, maka memiliki dan menyimpan spirit doll tersebut merupakan suatu kesyirikan, karena telah meyakini bahwa spirit doll dapat memberikan pertolongan.
Bahkan hakikatnya semua makhluk tidak akan dapat memberikan menfaat atau pun kemudharatan tanpa iradah dari Allah Swt, apalagi meyakini benda-benda yang penuh mistik bahkan sebagian meyakininya dihuni oleh roh-roh atau mahkluk halus.
Dalam kesyirikan, jangankan mempercayai benda-benda yang penuh mistik atau dihuni makhluk halus, mempercayai benda yang mubah sekali pun dapat memberi manfaat atau mudharat secara hakikatnya juga tergolong dalam kesyirikan.
Syeh Muhammad Nawawi al Jawi didalam kitab Syarah Tijan Darari menyebutkan tentang beberapa macam i’tikad atau kepercayaan, yaitu:
Pertama; barangsiapa berkeyakinan bahwa sebab adat itu memberi bekas pada musababnya dengan zatnya, seperti pisau dapat memotong, makan mengenyangkan, minum menghilangkan dahaga, maka orang tersebut kafir/syirik.
Kedua; barangsiapa berkeyakinan bahwa pisau itu memotong, makan itu mengenyangkan, minum itu menghilangkan dahaga dengan kekuatan yang Allah jadikan pada pisau untuk meotong, pada nasi untuk mengenyangkan dan pada air untuk menghilangkan dahaga, maka ada dua pendapat, pendapat yang pertama jadi kafir/syirik dan pendapat kedua jadi fasiq yang bid’ah, dan pendapat kedua lebih afsah.
Ketiga; barangsiapa berkeyakinan bahwa yang memberi bekas adalah Allah Swt tetapi antara sebab dan musabab merupakan lazim ‘aqli (rasional), sekira-kira tidak mungkin terjadi sesuatu tanpa sebab, maka orang tersebut jahil/bodoh.
Keempat; barangsiapa berkeyakinan bahwa yang memberi bekas kepada sesuatu adalah Allah Swt, dan diantara sebab dan musabab nerupakan lazim ‘adat, sah-sah saja terjadi seuatu bila Allah berkehendak tanpa membutuhkan suatu sebab, maka orang tersebut adalah mukmin yang naji.
Dari keempat golongan di atas yang disebutkan oleh Syeh Muhammad Nawawi al Jawi, hanya kelompok pertama yang ittifaq (sepakat ulama) tentang kekafiran/kesyirikan.
Dan ini berlaku pada benda yang bersifat mubah dan tidak mengandung unsur mistik atau kekuatan ghaib yang dipercayai dapat memberikan manfaat atau kemudharatan.
Maka, dalam menyelamatkan aqidah dan menjaga untuk selalu dalam keadaan mukmin yang sukses di dunia dan akhirat, selayaknya benda-benda yang bersifat mistik itu ditinggalkan bahkan dimusnahkan, termasuk spirit doll.
Hidup didunia hanyalah sesaat dan hakikatnya kita akan kembali kepada Allah Swt, untuk apa kekayaan, kesehatan, kedamaian dan kekuatan yang diperoleh dengan cara yang tidak baik atau bahkan dapat menyebabkan kesyirikan.
Karena ketika
sudah saatnya kembali kepada Allah, akan datanglah penyesalan yang tidak akan
mungkin lagi untuk diperbaiki dan bertobat kepada Allah.
0 komentar:
Post a Comment