} Etimologi
/bahasa:
q Lafadh tasauf
adalah masdar dari kata
تصوف – يتصوف – تصوفا
yang mempunyai arti mempunyai banyak
bulu
(Akhmad Asy Syibashy, Al Ghazaly Wat
q Kaitan bulu
dengan Shufi menurut bahasa adalah karena kaum Shufi pada dasarnya suka memakai
pakaian shufi.
} ‘Terminologi/istilah
} Beberapa
pendapat tentang makna tashawuf:
q Imam Junaid
al-Baghdadi
التصوف ان تكون مع الله بلاعلاقة
“Tashauf
itu bahwa adalah engkau beserta Allah dengan tiada perantara”
(Akhmad
Asy Syirbashy, Al Ghazaly Wa Tashauful Islam, h. 152)
q Ma’aruf
al-Kharakhi
التصوف الاخذ بالحقاءق والياءس مما فى ايدى
الخلاءق
“Tashauf
adalah mencari hakikat dan meninggalkan dari segala sesuatu ada pada tangan
makhluk”.
(Sughrowardy,
Awariful Ma’arif Hamisyi Ihya, juz.1, h. 313)
q Dhun Nun
Al-Misri
الصوفى من لا يتعبه طلب ولايزعجه سلب
“Shufi
adalah orang yang tidak payah karena mencari dan tidak susah karena musnahnya
milik”
(Sughrowardy, Awariful Ma’arif Hamisyi Ihya,
juz.1, h. 319)
q Sahal At Tastury
الصوفى من صفا من الكدر وامتلاء من الفكر
وانقطع الى الله دون البشر واستوى عنده المال والمدر
“Shufi
adalah orang yang bersih dari kotoran dan penuh pemikiran dan hanya memusatkan
pada Allah semata-mata tanpa manusia dan sama baginya harta benda dengan tanah
liat”
(Akhmad Asy Syirbashy, Al Ghazaly Wa Tashauful
Islam, h. 153)
q Ibnu Khaldun
“Tashauf
itu semacam ilmu syariat yang timbul kemudian didalam agama, asalnya adalah
bertekun beribadah dan memutuskan pertaliannya dengan segala selain Allah,
hanya menghadap Allah semata, menolak hiasan-hiasan dunia serta membeci segala
perkara-perkara yang selalu memperdaya orang banyak, kelezatan harta benda dan
kemegahan, dan menyendiri menuju jalan Tuhan dalam halwat dan ibadah”
(Akhmad Asy Syirbashy, Al Ghazaly Wa Tashauful
Islam, h. 149)
q Dr. Hamka
“Tashauf
adalah membersihkan jiwa dari pengaruh benda atau alam supaya dia mudah menuju
kepada Tuhan”.
(Barmawie
Umarie, Sismatik Tashauf, h.10)
q Ali bin Muhammad
Jarjani
الوقوف مع الاداب الشرعية ظاهرا فيرى حكمها
من الظاهر فى الباطن وباطنا فيرى حكمها من الباطن فى الظاهر فيحصل للمتاءدب
بالحكمين كمال
“Berhenti
beserta adab Syariat pada dhahir maka melihat hikmahnya dalam bathin dan pada
bathin maka melihat hikmahnya pada dhahir, orang yang beradab akan mendapatkan
dua hikmah yang sempurna”.
(Ali bin Muhammad Al-Jarjani, At Ta’rifat,
h. 58)
0 komentar:
Post a Comment