Kisah Nabi Ayyub dan Asiyah Isteri Fir'aun
Kisah Nabi Ayyub
“Barang siapa bersabar atas keburukan
kelakuan istrinya maka Allah S.W.T akan memberi pahala kepadanya seperti pahala
yang pernah diberikan Allah S.W.T kepada Nabi Ayyub AS atas cobaan yang
diterimanya. Dan barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan suaminya maka
Allah Swt memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan kepada
Asiyah istri Fir’aun”, (Hadits).
Cobaan yang diberikan Allah Swt kepada Nabi Ayyub
AS adalah terdiri dari empat macam cobaan.
Pertama, kebangkrutan (pailit) kekayaannya.
Kedua, kematian semua anak-anaknya. Ketiga, kerusakan pada tubuhnya. Keempat, diasingkan
oleh masyarakat kecuali hanya istrinya saja yang setia menemani.
Kehancuran harta kekayaan Nabi Ayyub AS
terdiri dari unta, sapi, kambing, gajah, khimar (keledai). Kekayaan lain
milik Beliau adalah 500 hektar tanah persawahan,
semuanya digarap oleh 500 orang, pada setiap orang mempunyai anak istri.
Pengikut Beliau terdiri dari 3 golongan semua telah beriman dan masih berusia
muda.
Iblis yang diberikan kekuasaan oleh Allah Swt ketika
itu dapat turun naik dari bumi ke langit sewaktu dikehendaki, mempunyai maksud
naik ke langit. Tiba-tiba Iblis mendengar para malaikat membaca Sholawat atas
Nabi Ayyub AS.
Saat itu juga timbullah rasa Hasud di dalam
hatinya. Ia berkata memohon kepada Allah Swt:
“wahai Tuhan, sekarang ini aku memang telah
menyaksikan sendiri hamba-mu Ayyub sangat rajin bersyukur seraya memuji
kepada-Mu. Tetapi kalau Engkau memberi cobaan kepadaku tentu dia tidak akan
bersyukur dan tidak pula mentaatinya”. Allah Swt berfirman kepada Iblis : “Baik, silakan kamu
merangkap. Sekarang aku beri kekuasaan kepadamu untuk mencoba Ayyub as melalui
harta kekayaannya”.
Iblis berangkat. Ia mengumpulkan semua anak
buah terdiri dari syaitan dan jin ia katakan kepada mereka: “Sekarang aku
telah diberi wewenang untuk mencoba Ayyub as melalui hartanya”.
Lebih lanjut iblis berkata lagi :
“Ifrit, sekarang kau kuberi tugas membakar tempat penggembalaan
unta-unta milik Ayyub as dan sekaligus membunuh semua unta-unta itu. Laksanakan!”.
Iblis datang menjumpai Ayyub AS, saat mana
ketika itu Beliau sedang melaksanakan shalat. Iblis berkata kepadanya: “Tempat
penggembalaan unta-untamu terbakar, dan seluruh unta milikmu ikut terbakar pula”.
Apa kata Nabi Ayyub AS: “alhamdulillah.
Allah Swt sendiri yang memberikan kekayaan itu kepadaku dan hanya Dia saja yang berhak
mengambil kembali”.
Iblis tidak berhenti sampai disitu. Ia
meningkat lagi pada kekayaan yang lain. Ia hancurkan semua kambing milik Nabi
Ayyub As, berikut tempat penggembalaannya. Ia datang ke Nabi Ayyub As seraya
memberitahukan peristiwa itu.
“Angin panas telah menghancurkan kebunnya,
tidak ada yamg tersisa sedikitpun”, kata Iblis sehabis merusak semua kebun milik
nabi Ayyub as. apa kata nabi Ayyub as. “alhamdulillah ...” kemudian
beliau memuji Allah Swt dan menyanjung-Nya. ”
Usaha iblis belum berhenti sampai disitu. Ia
kembali menghadap Allah Swt seraya memohon agar diberi kekuasaan untuk mencoba
Nabi Ayyub as melalui anak-anaknya.
Allah berkata:”Silakan, pergilah. Aku
memberi kekuasaan penuh kepadamu untuk
mencoba Ayyub melalui anak-anaknya”.
Iblis berangkat. Yang dituju adalah gedung
tempat anak-anak Nabi Ayyub As berlindung di bawahnya. Gedung itu diguncang
lalu hancur menindih habis anak-anak Nabi Ayyub As, semuanya mati. Iblis lalu
memberi tau Nabi Ayyub As tentang bencana yang menimpa anak-anaknya.
Apa reaksi Beliau? Nabi Ayyub AS malah
beristighfar memohon ampun kepada Allah Swt.
Usaha iblis tetap tidak menghasilkan apapun
untuk merubah ketaatan Nabi Ayyub As. Beliau tetap taat kepada Allah Swt dan
bersyukur kepada-Nya. Iblis kembali menghadap Allah S.W.T seraya memohon agar
diberi kekuasaan untuk menguji nya.
Allah berkata kepadanya: “Silakan. Aku beri kekuasaan kepadamu untuk
menguji melalui tubuh lisan dan akalnya. Tetapi bukan hatinya”.
Iblis segera berangkat untuk menggoda Nabi
Ayyub As. Sampai ketempat yang dituju ternyata Beliau sedang bersujud. Iblis
datang dari arah kepala Beliau, lalu meniup kedua lubang hidungnya dengan
sekali tiup. Seketika itu badan Nabi Ayyub As serasa gatal-gatal.
Makin lama terasa semakin gatal. Nabi Ayyub As
menggaruk-garuk bagian bagian tubuh yang gatal dengan ujung-ujung
jemarinya. Tetapi belum juga hilang
gatal-gatal itu.
Nabi Ayyub As mencoba menggaruk-garuknya
dengan kain kasar. Belum juga hilang gatal-gatal itu. Lalu menggunakan kerewang
(pecahan genting) dan batu. Beliau tidak
henti-hentinya menggaruk badannya hingga melepuh, sehingga bernanah dan berbau
busuk. Masyarakat sekitarnya menganggap berbahaya terhadap penyakit yang sedang
dialami Nabi Ayyub As. Mereka sepakat mengasingkan Beliau ke luar daerah.
Beliau terusir ke tempat yang kotor. Mereka membuatkan untuk Beliau sebuah
gubuk yang hanya ditemani istrinya yang bernama Rahmah.
Meskipun demikian istri beliau, Rahmah, selalu
setia melayaninya. Ia berbuat baik sekali kepadanya. Ia perlakukan suaminya
penuh kasih sayang. Kebutuhan-kebutuhan
makan dan minumnya selalu diperhatikan. Kaum Nabi Ayyub As yang mendeportasi
dirinya terdiri dari tiga golongan. Namun begitu semuanya masih tetap dalam
keimanan semula. Mereka tidak meninggalkan agamanya.
Kisah Asiyah Isteri Fir'un
ketika Nabi Musa As
mengalahkan para tukang sihir Fir’aun, keimanan Asiyah semakin mantap.
Keimananya kepada Allah itu sendiri itu sebenarnya sudah lama tertanam didalam
hatinya, dan ia tidak menyatakan Fir’aun
(suaminya) sebagai Tuhan. Begitu Fir’aun semakin jelas mengetahui keimanan
istrinya, maka ia menjatuhkan hukuman kepadanya.
Kedua tangan dan kakinya
diikat. Asiyah ditelentangkan diatas tanah yang panas, wajahnya dihadapkan
kesinar matahari. Manakala para penyiksanya kembali, malaikat menutup sinar
matahari sehingga siksaan itu tidak terasa. Belum cukup siksaan itu dilakukan Fir’aun, ia
kembali memerintahkan algojonya supaya menjatuhkan sebongkah batu besar kedada
Asiyah.
Manakala Asiyah melihat
batu besar itu hendak dijatuhkan padanya, beliau berdoa kepada Allah Swt yang
artinya : ”Wahai Allah Swt, Tuhanku, bangunkanlah untukku disisi-Mu sebuah
gedung di Syurga”, (Q. S. At Tahrim, ayat 11).
Segera Allah
memperlihatkan sebuah bangunan gedung di syurga yang terbuat dari marmer
berwarna mengkilat. Asiyah sangat bergembira, lalu ruhnya keluar menyusul
kemudian barulah sebongkah batu besar itu dijatuhkan pada tubuhnya sehingga
beliau tidak merasakan sakit, karena jasadnya sudah tidak mempunyai nyawa.
(Syarah ‘Uqudul Lijain)
Dimana pun kita maka disitulah surga dan neraka kita, seburuk apapun isteri yang kita nikahi atau seburuk apapun suami yang menikahi kita maka kita tetap bisa membangun surga. Begitu juga sebaliknya, sebaik apapun isteri atau suami kita tetap saja tidak ada jaminan bagi kita mendapatkan surga.
Bersabar dari keburukan isteri adalah fahala yang sangat besar bahkan seperti fahala yang diberikan kepada Nabi Ayyub ketika beliau bersabar saat isteri-isteri beliau meninggalkan beliau (selain Rahmah).
Begitu juga fahala yang sangat besar bagi seorang isteri yang sabar kepada keburukan suaminya, bahkan sebesar fahala yang diberikan kepada Asiyah isteri Fir'un.
Jangan pernah menyesal dengan hidup dan garis nasib yang sedang kita jalani, namun bersyukur, taat kepada Allah dan suami, serta memperlakukan isteri dengan baik, maka disitulah galian surga yang kita dapatkan.
0 komentar:
Post a Comment