Hoax adalah informasi
yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya
(wikipedia).
Al- Mawardi
menjelaskan “Hakikat dusta yaitu pengkabaran tentang
sesuatu yang bertentangan dengan realita. Dan pengkabaran tersebut tidaklah
terbatas pada perkataan, akan tetapi terkadang dengan perbuatan. Seperti dengan
isyarat tangan, atau dengan anggukan kepala, bahkan terkadang dengan sikap diam”.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak
tidak terlepas dengan bermedia sosial, bakl itu facebook, twiter, instagram dan
media sosial lainnya.
Menjelang pilpres April 2019 ini,
bermacam berita kita dapatkan di media sosial, baik itu bersumber dari media
yang terpercaya yang ada legalitasnya atau media bodong yang tidak ada
legalitasnya.
Berita-berita tersebut sarat hari kita
baca dan share tanpa di akun-akun media sosial kita tanpa pernah kita tabayyun
atau cerna dulu.
Anehnya, pada satu sisi kita pembeci
berita-berita yang tidak jelas dari media yang tidak jelas tentang keburukan
capres-cawapres yang kita dukung, dan menganggap itu adalah hoax yang
kebenarannya dipertanyakan.
Namun pada sisi yang lain kita juga termasuk
salah seorang yang mengupload atau share berita-berita tersebut untuk kepuasan
nafsu kita.
Pencinta
Berita Hoax
Bagi yang menganggap capres-cawapresnya
segala-galanya, maka ia akan menempuh berbagai cara untuk menaikkan elekbilitas
calon yang ia dukung. Maka sarat hari ia akan mencari berita-berita yang
menulis tentang kebaikan-kebaikan capres-cawapresnya dari berbagai sumber
bacaan tanpa menghiraukan akuntabelitas media atau bacaan tersebut.
Tugasnya setiap hari berita-berita
tersebut ia share di media sosial sebagai bahan komsumsi peminat media-media
sosial, dan ini masih dalam tingkat wajar, karena ia bertujuan meningkjatkan
persentase peminat terhadap calon yang ia dukung.
Namun pada sisi yang lain, ia mencari
semua berita-berita yang menulis tentang keburukan lawan capres-cawapresnya
tanpa melihat dan memfilter media-media tersebut apakah legal atau media bodong,
kemudian ia share untuk memburukkan dan menurunkan elekbilitas capres-cawapres
yang tidak ia dukung.
Dan sandainya yang ia share itu benar,
maka ia telah menyebarkan aib orang lain dan ini tidak disukai oleh Islam
(kecuali menyampaikan pengkhianatannya tentang Islam), dan bila yang ia
sampaikan itu tidak benar maka ia telah memfitnah sesama Islam.
Dari Abu
Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Tahukah
kalian, apakah itu ghibah? Para sahabat menjawab, ‘Allah dan rasul-Nya lebih
mengetahui.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘engkau membicarakan sesuatu yang
terdapat dalam diri saudaramu mengenai sesuatu yang tidak dia sukai. Salah
seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, bagaimana pendapatmu jika yang
aku bicarakan benar-benar ada pada diri saudaraku? Rasulullah SAW menjawab,
jika yang kau bicarakan ada pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah
mengghibahinya. Sedangkan jika yang engkau bicarakan tidak terdapat pada diri
saudaramu, maka engkau sungguh telah mendustakannya (HR. Muslim).
Membenarkan berita-berita
yang tidak benar kepada capres-cawapresnya dan menyebarkan berita aib lawan
capres-cawapresnya tanpa tabayyun adalah bentuk cintanya seseorang kepada hoax.
Cara Melawan Berita Hoax
Kita sebagai
pengguna media sosial, mari kita gunakan media sosial dengan bijak, memfilter
media-media yang mempunyai legalitasnya agar berita-berita yang kita konsumsi
dan share paling tidak mendekati realita sebenarnya. Atau mentabayyun terlebih
dahulu informasi-informasi yang sampai kepada kita agar kita tidak menjadi
korban berita hoax.
Dijaman politik
sekarang ini, sangat sulit membedakan mana berita hoax dan yang mana berita
asli, karena tidak ada standar keasliannya suatu berita.
Dalam membuat
berita, sebagian berita khusus dibuat untuk menjelekkan lawan politiknya
sehingga apapun yang namanya jelek akan ditulisnya, baik itu ada atau tiada,
asal tujuannya untuk meningkat elekbilitas capres-cawapres yang ia dukung.
Untuk melawan
berita hoax kepada kita, mari kita tidak termasuk orang yang menyebarkan
berita-berita yang memuat tentang aib orang lain, baik berita itu benar secara
mutawatir atau masih diragukan kebenarannya.
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang
suka ‘memakan daging’ saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Hujurat : 12).
Rasulullah Saw juga bersabda:
“Barang
siapa yang melihat aurat (aib), lalu ia menutupinya maka ia seperti telah
menghidupkan bayi yang dikuburkan hidup-hidup” (H.R Abu Dawud).
Diam, melihat dan menilai mana yang
lebih baik dizaman sekarang ini lebih baik, menentukan pilihan bukan saja
sesuai nafsu, namun melalui istikharah dan siapa diantara mereka yang dianggap
lebih menguntungkan Islam, maka dialah pilihan kita. Mari senantiasa meminta
pertolongan Allah Swt.
“Katakanlah:
Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang
Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di Tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atyas segala sesuatu”, (Q. S Ali Imran: 26).
Wuiiiiih hebaaat, banyak tulisannya pak.....
ReplyDelete