Friday, August 2, 2019

Ku Berjihad Ketika Ruku' Ku

September 2017 awal segala rasa sakit yang aku alami, ya pusing yang sangat super, membuat keseimbangan ku ambruk takbtertahankan, akhir rawat inap di RS Arun Lhokseumawe.

Ya, dr Basli selaku dokter spesialis saraf yang menanganinya, seminggu lamanya dirawat inap disana, tidak ada ciri-ciri akan sembuh, hasil pemeriksaan darah di lab normal, diperkirakan ada kerusakan diradang telinga dalam.

Seminggu lamanya berselang dianjurkan untuk mengontrol kembali ke RS Arun dengan dokter yang bersangkutan, tetap saja masih belum sembuh dan masih pusing, ya, saat itu masih bisa bawa motor dan berjamaah seperti biasa.

Setelah beberapa minggu, mencoba konsul dengan dr Lukmanul Hakim, beliau adalah dokter spesiali THT, seteleh diperiksa dengan menggunakan alat, katanya tidak ada kelainan di radang telinga dalam, semuanya normal.

Berbulan lamanya menahan rasa sakit sampai akhirnya harus rawat inap lagi, RS Melati menjadi pilihan ketika itu dengan dr Darmadi yang menanganinya, beliau adalah dokter spesialis dalam.

Tahun ini sakit makin bertambah dosis, sehingga semakin parah aku rasakan.

Seminggu dirawat di RS Melati, tidak ada tanda-tanda berkurang, sehingga akhirnya aku dipersilahkan pulang tanpa ada titik temu, hasil pemeriksaan darah di lab juga normal.

Beberapa minggu kemudian mencoba konsul lagi dengan dr Basli ditempat prakteknya, ya tebusan obat yang begitu mahal, namun tetap saja tidak ada tanda-tanda berkurang dari sakit.

Akhirnya dr Basli menyarankan untuk konsultasi di RS Cut Mutia saja, biar hemat uang, karena harus konsul seminggu sekali dan ini saya lakukan berbulan-bulan.

Akhirnya dr Basli menyarankan CT Scan di bagian kepala, agar terindentifikasi penyebab vertigo yang tak kunjung sembuh.

Setelah mengambil rujukan/pengantar CT Scanning dan mendaftar diruang Scan, ya.... Hampir 3 minggu baru dapat jadwal di Scanning, katanya pasien padat.

Sebelumnya dr Basli juga menyarankan untuk operasi sinus, karena kemungkinan sinus juga bisa berefek vertigo.

Entah bulan berapa dalam tahun 2018 saya memilih RS Kesrem Lhokseumawe untuk operasi sinus yang ditangani oleh dr. Lukmanul Hakim.

Selama 3 hari disana terbaring dengan hidung diperban, ya sangat sulit bernafas awalnya, tapi ujung-ujungnya sudah terbiasa.

Parahnya setelah selesai operasi sinus bertambah satu rukun lagi, dulunya cuma vertigo tapi bertambah sakit kepala.

Rupanya operasi sinus yang saya lakukan tidak membuahkan hasil untuk kesembuhan, dan tetap saja pusing dan makin parah.

Awal tahun 2019 kembali harus rawat inap di RS Sakinah, dr Ichwan yang menanganinya, awalnya dr. Ichwan mengatakan kita lihat saja hasilnya beberapa hari lagi.

Tapi ternyata juga tak kunjung berkurang (jangankan sembuh), akhirnya dengan kepenasaran dr Ichwan menganjurkan saya untuk mengambil rujukan dan MRI di RS Zainal Abidin Banda Aceh.

Namun dr Ichwan juga menyarankan untuk konsul dengan dr spesialis mata, jangan-jangan gara-gara mata timbulnya vertigo itu.

Memang dulu awal 2017 juga sudah pernah konsul mata dengan dr spesialis mata di RS Kesrem, saya lupa nama dokternya (malas saya ingat karena ada kesan tidak baik) dan disarankan berkacamata.

Seminggu sebelum ramadhan di tahun 2019 saya coba periksa mata di spesialis mata di Mata Gading Bireun, dr Muhammad yang menanganinya, setelah diperiksa dengan beberapa alat, ternyata semuanya masih bagus, baik saraf mata, cornea, dll. Akhirnya disela bercanda dr Muhammad menyarankan untuk "seumbo".

Awalnya juga saya sudah pergi "seumbo" dan ruqyah keberapa ustaz.

Ustaz Asanawi (alumni datah Malikussaleh), ustaz Ali (pakar ruqyah), ustaz Yunus (pimpinan pesantren Babussalamah), ustaz Mukhlis (pimpinan pesantren Babussalam), ustaz Zakaria (imum gampong) dan beberapa tabib gampong.

Sebelumnya saya juga sudah berobat dengan beberapa obat herbal yang disarankan teman-teman, HPA, HPAI, Izora, dan lainnya.

Ramadhan tahun 2019 kemaren, terkuaklah bahwa sakit saya bukan sakit rumah sakit, tapi saya disihir oleh dukun jahat.

Ini saya dapatkan informasi saat saya suruh doakan untuk saya sama peserta khalut didayah Keutapang (dayah Abu Balah)

Juga teman saya alumni dayah Cot Trueng juga mengatakan saya diserang dengan sihir.

Masih seputaran teman yang mempunyai kelebihan dalam bidang menganalisa penyakit, juga dikatakan saya diserang oleh dukun dan ada teman saya juga mengatakan saya diserang oleh dukun dengan mengguanakan media 12 raja jin yang mahir konto.

Ya. Saya baru ingat, bahwa dulu setahun sebelum saya sakit, saya pernah berdebat dengan seorang dukun, yang ketika itu ia ingin saya mempercayai yang ia katakan, padahal itu ruanglingkup aqidah dan bisa-bisa syirik dengan mempercayainya.

Semoga dukun tersebut mendapat hidayah Allah Swt sebelum laknat Allah kepadanya dan neraka jahannam tempatnya.

Boleh berbangga ketika aku mampu disihir (dengan ijin Allah), tapi Allah tidak akan pernah ridha kepada penyihir.

Bila aku mati, terimakasi engkau telah menyiapkan surga untuk ku dan menyiapkan neraka untuk dirimua.

Tapi ketika Allah tidak mengijinkan aku sakit lagi, maka engkau akan merakannya sendiri, tidak ada yang mustahil bagi Allah.

Allah Maha Kauasa dan Allah Maha menerima doa orang yang teraniaya.

Siapa pun yang membacanya, bantu doain saya semoga lekas sembuh dan dukun itu sadar atau hancur dengan sihirnya sendiri.

Mungkin setiap ruku' yang saya kerjakan saat shalat adalah jihat, jihat antara tetap kekar melaksanakan shalat atau tersungkur dan bangun melaksakan shalat dengan duduk.

Inilah masa yang sangat berat saat saya beribadah, ketika waktu ruku'.

0 komentar:

Post a Comment