Shalawat asyghil :
shalawat ini muncul salah satunya ketika ahlul bayt atau keturunan Nabi Muhammad SAW mengalami persekusi oleh Bani Umayyah, terutama di masa Yazid bin Muawiyyah. Bahkan menurut sebagian sejarawan pasukan Yazid tertuduh sebagai pihak yang memenggal leher Sayyidina Husein, cucu Rasulullah SAW. Meskipun peran Yazid dalam insiden itu tidak dapat dibuktikan.
“Di zaman itu, keturunan Nabi Muhammad terpersekusi. Nah, sayyidina Ja’far Ash-Shadiq membuat shalawat Asyghil. Dia berdoa agar orang-orang zalim itu ribut sesama mereka sendiri,Ja’far Ash-Shadiq membaca shalawat itu tiap kali qunut
Shalawat ini populer dengan sebutan shalawat Habib Ahmad bin Umar Al-Hinduan Ba 'Alawy (wafat 1122 H). Ini karena shalawat asyghil termasuk untaian shalawat yang dihimpun dalam kitab Alkawakib Almudhi’ah fi Zikris Shalah ‘ala Khairil Bariyyah karya Habib Ahmad bin Umar.
Shalawat ini dilantunkan dengan tujuan memohonkan rahmat Allah untuk Rasulullah SAW sekaligus memohon keselamatan dari kedzaliman para penguasa. Oleh karena itu, banyak ulama yang mengajurkan umat Muslim untuk sering melantukan shalawat Asygil, baik secara individu maupun berjamaah.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَشْغِلِ الظَّالِمِيْنَ بِالظَّالِمِيْنَ وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِيْنَ وَعَلَي الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Artinya: “Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang zalim dengan orang zalim lainnya. Selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan limpahkanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.”
Spirit dari redaksi Shalawat dan latar belakang kisahnya “klop” dengan kondisi Indonesia dewasa ini, orang-orang zhalim biarlah mereka bertarung dengan sesamanya, jangan sampai Umat dan para Ulama menjadi korban mereka, seperti kata pepatah “Gajah Bertarung Sama Gajah Pelanduk Mati Di Tengah-Tengah”
0 komentar:
Post a Comment