Sunday, February 20, 2022

Ahli Tashawuf Yang Tertipu (Kelompok I)

 Ahli Tashawuf Yang Tertipu


وفرقة ادعت علم المعرفة و مشاهدة الحق ومجاوزة المقامات والاحوال والملازمة عين الشهود والوصول الى القرب ولا يعرف هذه الامور الا بالاسامى والالفاظ لانه تلقف من الفاظ الطامات كلمات فهو يرددها ويظن ان ذلك اعلى من علم الاولين والاخرين فهو ينظر الى الفقهاء والمفسرين والمحدثين واصناف العلماء بعين الازدراء فضلا عن العوام حتى عن الفلاح ليترك فلاحته والحاءك يترك حياكته ويلازمهم ويتلقف منهم تلك الكلمات المزيفة فيرددها كانه يتكلم الوحي ويخبر عن سر الاسرار ويستحقر بذلك جميع العباد والعلماء ويقول انهم عن الله محجويون ويدعى لنفسه الوصول الى الحق وانه من المقربين وهو عند الله من المنافقين وعند ارباب القلوب من الحمقى الجاهلين لم يحكم قط علما ولم يهذب خلقا ولم يرتب عملا ولم يراقب قلبا سوى اتباع الهوى وتلقف الذيان وحفظه


Satu golongan (tashawuf) mengaku telah memiliki ilmu ma'rifah, menyaksikan yang haq, melampaui berbagai tingkat dan keadaan, melazimkan pada persaksian pada Tuhan serta telah sampai pada pendekatan pada Zat YME. Padahal ia tidak mengetahui semua urusan ini (ma'rifah, menyaksikannyang haq, melampaui berbagai tingkat dan keadaan, melazimkan pada persaksian pada Tuhan serta telah sampai pada pendekatan pada Zat YME) kecuali omong kosong dan perkataan belaka, karena ia menangkap/mengetahui dari lafadh saja, maka ia hanya mengulangi² saja (perkataan itu), ia menyangka bahwa pemahamannya itu sudah lebih tinggi dari awaliyiin dan akhirin.


Maka dia melihat kepada ulama fiqih, mufasir, ulama hadits dan sebagian ulama dengan pandangan hina (anggapan kehinaan) lebih² kepada orang awam, sampai petani (terpengaruh) untuk meninggalkan sawahnya, penenun meninggalkan tenunannya, lalu menyertai (mengikuti) mereka (mengintil dibelakangnya, menjadi pengawal pribadinya, ia mengulangi kata² palsu (ketawusan) dari mereka (kepada pengikutnya), seolah²nya ucapannya dari wahyu, menceritakan soal² rahasia dan ghaib, ia mengolok² orang ibadah dan ulama (terlebih yang tidak suka dengan alirannya).


Dan ia berkata bahwa sesungguhnya (ulama lain) itu masih tertutup (mata hatinya dari ma'rifah) dari Allah, ia mendakwa dirinya telah sampai kepada haq dan sesungguhnya dia dari orang² yang sudah dekat dg Allah.


Padahal dia itu adalah orang munafiq disisi Allah dan disisi orang berakal ia adalah orang bodoh,  tidak dihukum ia memiliki ilmu, tidak melatih akhlak, tidak beramal, dan tidak menwliti hati selain mengikuti hawa nafsu, mencari kata² yang tidak berguna dan menghafalnya.

(Mau'idhatul Mukminin, h. 284)


0 komentar:

Post a Comment