Sunday, May 9, 2021

Detik Terakhir Ruh Qiyamul Lail


Bulan Ramadhan sudah diambang detik penghabisan, dari sepuluh pertama yaitu rahmat, sepuluh pertengan yaitu maghfirah dan sekarang berada di beberapa malam terakhir yaitu ‘itqu minannar.

 

Setiap malam dan hari Ramadhan mempunyai hikmah dan kelebihan yang berlipat ganda, baik itu sepuluh pertama, sepuluh pertengahan maupun sepuluh yang terakhir.

 

Setiap kebaikan akan dibalas sepuluh kelipatan bahkan sampai dengan tujuh ratus kelipatan kecuali puasa, maka puasa itu untuk Ku dan Aku yang akan membalasnya”, (Hadits Qudsi, Riwayat Malik dalam kitab Muwatha dan Bukhari dalam kitab Puasa).

 

Ini menjelaskan bahwa tentang puasa tidak ada seorang pun dapat menilainya, karena puasa itu antara hamba dan Khaliq, tentang bagaimana kualitas puasa seseorang hanya dirinya dan Allah sajalah yang mengetahuinya.

 

Bahkan orang yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan sungguh-sungguh karena Allah Swt, ia tidak mengharap apa pun dari selain Allah, selain di ampuni semua dosanya juga akan dijauhkan dirinya dari api neraka.

 

Barang siapa berpuasa satu hari dijalan Allah, niscaya Allah akan menjauhkan dari padanya neraka Jahannam sejauh seratus tahun perjalanan”, (H. R. Nasa-i).

 

Intinya, segala sesuatu yang diperbuat oleh orang yang berpuasa di bulan Ramadhan itu tidak ada yang sia-sia, bahkan tidurnya pun bernilai ibadah.

 

Diam orang yang berpuasa adalah tasbih, tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadat, doanya orang yang berpuasa adalah mustajabah dan amalannya orang yang berpuasa akan berlipat ganda”, (H. Takhrij Dailami).

 

Apalagi ditambah dengan qiyamul lail, yaitu melaksanakan shalat terawih, membaca quran, berdoa, berzikir kepada Allah serta berselawat kepada Rasulullah, ditambah dengan majlis-majlis ilmu.

 

Ruh Qiyamul Lail

 

Setiap ibadah yang dilakukan itu tidak pernah terlepas dari tuntunan syar’i bahkan dalam melaksanakan qiyamul lail di bulan Ramadhan sekalipun.

 

Shalat terawih yang dilaksankan dalam bulan Ramadhan merupakan bagian dari qiyamul lail dan ini punya tata cara sesuai imam mazhab.

 

Dalam melaksanakan shalat terawih bukan saja melihat kuantitas tapi butuh juga kualitas, begitu juga sebaliknya, ini sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah Saw.

 

Shalat malam Ramadhan Rasulullah itu sarat dengan ruhnya, sehingga bukan saja sudah shalat namun mengandung kualitas yang sangat sempurna.

 

Jadi, kalau kita hanya melihat saja kuantitas yaitu jumlah rakaat tidak melihat kualitas maka sungguh kita belum melaksanakan qiyamul lail sebagai Rasulullah saw laksanakan, apalagi dengan rakaat yang sedikit dan waktu shalat yang ringkas, maka disini para sahabat menambah jumlah rakaat untuk menutupi kualitas yang tidak maksimal sebagaimana Rasulullah Saw laksanakan.

 

Keadaan shalat malam Ramadhan Nabi, sedikit rakaat dan sangat lama shalatnya, Nabi shalat sebelas rakaat (asal) atau tiga belas rakaat (Qalilun Nadir), tapi dengan jumlah rakaat ini sangat lamalah shalat beliau, bahkan hampir-hampir semalam penuh Rasulullah Saw shalat qiyamul lail.

 

Para sahabat menyebutkan: “orang-orang yang shalat bersama Rasulullah Saw pada malam Ramadhan yaitu qiyam yang sangat lama dan panjang yaitu sampai dengan waktu sahur”.

 

Shalat malam Ramadhan orang-orang Salaf itu, yaitu banyak rakaatnya dan pendek shalatnya, ini yang dikerjakan para Sahabat Rasulullah saw. Karena mereka takut terjadi kepayahan dan kesulitan kepada manusia untuk qiyam shalat dengan waktu yang lama, maka mereka meringankan dengan memendekkan qiyam saat shalat, kemudian menggantikannya dengan banyak rakaat, yaitu dengan melaksanakan shalat dua puluh rakaat atau tiga puluh enam rakaat.

 

Sedangkan shalat malam Ramadhan orang Khalaf itu sedikit rakaatnya dan pendek shalatnya, dan ini tidak memperhatikan bagaimana kualitas shalat Rasulullah Saw, hanya melihat jumlah rakaatnya saja. Dan ini keadaan yang tidak baik, karena bertentangan dengan maksud syariat.

 

Intinya Rasulullah Saw shalat malam Ramadhan bukan saja dilihat dari kuantitas tapi juga dari kualitas, yang shalatnya sampai dengan waktu sahur walau hanya sebelas rakaat.

 

Kemudian para imam Mazhab pun menentukan jumlah rakaat shalat malam Ramadhan sebagaimana yang telah dikerjakan oleh para sahabat Rasulullah Saw untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas ruh qiyamul lail.

 

Imam Malik berpendapat bahwa jumlah shalat terawih itu dua puluh rakaat dan tiga puluh enam rakaat untuk ahli Madinah, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa shalat terawih itu dua puluh rakaat, Imam Syafii berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat terawih itu dua puluh rakaat dan Imam Ahmad bin Hanbal juga berpendapat bahwa jumlah shalat terawih itu dua puluh rakaat.

 

Dimanakah Ruh Qiyamul Lail Itu?

 

Ruh qiyamul lail itu ketika melaksanakan qiyamul lail sebagaimana maksud dan tujuan Syariat. Rasulullah telah mencontohkan bagaimana kualitas shalat beliau walau rakaatnya sedikit namun shalat beliau itu sampai dengan waktu sahur, dan para sahabat telah memperbanyak rakaatnya untuk menutupi tidak panjangnya qiyam sebagaimana qiyam Rasulullah Saw.

 

Shalat terawih itu merupakan syariat yang diperintahkan untuk mendekatkan manusia kepada Tuhan nya. Maka sesungguhnya shalat itu merupakan hubungan terbesar antara hamba dan Tuhan nya.

 

Maka ketika kita tidak mampu mengikuti kualitas shalat Rasulullah Saw, maka jangan hanya mengambil rakaatnya saja, namun kembalilah sebagaimana yang telah dipraktekkan para sahabat bahkan itu sepakat para Imam Mazhab.

 

Intinya, ruh qiyamul lail itu adalah ibadah yang dilakukan oleh hamba dengan kualitas sebaik-baiknya untuk dipersembahkan kepada Tuhan nya kemudian fahala tersebut diberikan kembali kepada si hamba.

 

Shalat, membaca Quran, zikir, berdoa dan berselawat itu dilakukan dengan penuh keikhlasan dan itu merupakan perwujudan ibadah hamba dengan Tuhan nya dan tidak membutuhkan penilaian dari sesama hamba.

 

Biarkan setiap hamba itu khusyuk dengan munajahnya dalam menghidupkan qiyamul lail untuk mendapatkan kualitas terbaik sehingga qiyamul lailnya memiliki ruh yang hidup, bukan sekedar gerakan atau bacaan.

0 komentar:

Post a Comment