Wednesday, September 24, 2025

Merdeka adalah Merdeka, Menurut Kacamata Agama

Di dalam Kamus KBBI, merdeka mempunyai beberapa makna, yaitu bebas (dari perhambaan, penjajahan), berdiri sendiri, tidak terkena atau lepas dari tuntutan, tidak terikat, tidak tergantung kepada orang atau pihak tertentu, leluasa, bebas merdeka (dapat berbuat sekehendak hatinya).

Ibnu ‘Asyur memaknai merdeka dengan dua makna, yaitu kemerdekaan yang bermakna lawan dari perbudakan dan kemerdekaan yang bermakna kemampuan seseorang untuk mengatur dirinya sendiri dan urusannya sesuka hatinya tanpa ada tekanan, (Maqasid al syari’ah al Islamiyah).

Namun, Ibnu ‘Asyur mengelompokkan merdeka dalam beberapa kelompok, yaitu kebebasan untuk berkeyakinan, kebebasan berpendapat dan bersuara, kebebasan untuk mengajar dan belajar, serta kebebasan dalam berwirausaha.

Merdeka yang melekat pada diri orang Islam tentunya berbeda dengan merdeka yang melekat pada diri non muslim, karena merdeka dalam diri orang Islam adalah merdeka yang tidak bersifat mutlak, namun berada dalam balutan syariat, syariatlah yang memerdekakan seorang muslim. Sedangkan merdeka yang melakat pada non muslim, mereka senantiasa mengartikan dengan kebebasan bersifat mutlak, tanpa berada dalam aturan, selama jiwanya mau melakukan maka ia bebas untuk melakukannya.

Di dalam Islam, seorang muslim yang terbalut dalam syariat bukan berarti ia dipaksa, dijajah atau dibudakkan secara dhalim, namun lebih kepada makna bahwa ia diatur agar lebih mulia dan itu bersifat fitrah bagi setiap muslim.

Ketika seekor binatang peliharaan dilepas begitu saja, memang seolah ia sedang menikmati kemerdekaannya, namun pada hakikatnya ia sedang berada dalam resiko yang sangat besar, yaitu keselamatannya yang disebabkan oleh dirinya sendiri atau ancaman dari manusia yang merasa dirugikan oleh binatang tersebut. Namun ketika seekor biatang diikat atau dikurung di dalam kendang, hakikatnya ia sedang menikmati kenikmatan yang datang kepada dirinya, makanan tidak perlu ia cari sendiri bahkan ia dijaga dengan baik.

Begitulah merdekanya seorang mukmin dalam balutan syariat, ia sedang dijaga marwahnya, keturunannya dan bangsanya, sehingga semua kedhaliman yang terjadi pada dirinya, keluarganya, hartanya dan orang lain mesti ia tinggalkan dan menjadi muslim yang taat.

“Dia (Allah) menyuruh mereka pada yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, dan membebaskan beban-beban serta belenggu-belenggu yang ada pada mereka”, (Q. S Al A’raf: 157).

Fakhruddin Ar Razi di dalam kitabnya Tafsir al Kabir menyatakan bahwa: “Islam datang dengan kemudahan dan keringanan, Islam mengangkat segala ikatan yang menghalangi manusia dari kebebasan berfikir dan berkeyakinan. Karena itu, sesungguhnya Rasulullah Saw disebut sebagai Rahmat yang membebaskan akal dari kebodohan”.

Lahirnya Kemerdekaan Dalam Diri Seseorang

Makna merdeka dalam Islam tidak bersifat absolut, tatapi tetap di dalam norma-norma agama, maka untuk lahirnya kemerdekaan pada diri seseorang itu tidak terlepas dari ilmu. Ilmu untuk mengenal diri seseorang sebagai makhluk ciptaan Allah Swt, ilmu untuk mengenal Allah sebagai Khaliqnya, ilmu untuk mengetahui tata cara beribadah, tata cara bermasyarakat, tata cara amar ma’ruf dan nahi munkar, serta ilmu untuk mengetahui hakikat dirinya diciptakan oleh Allah Swt.

Hal yang sangat mustahil ketika seseorang mengatakan bahwa dirinya sebagai makhluk yang merdeka, namun ia tidak pernah menuntut ilmu agama. Bagaimana ia tahu bahwa dirinya begitu sempurna Allah ciptakan, sedangkan ia tidak mengenal dirinya dan tidak mengenal tuhannya. Yang ada dalam dirinya adalah rasa kekurangan dan ketidak adilan atas apa yang sedang ia alami sekarang. 

“Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya". (Q. S at Tin: 4).

Untuk melahirkan kemerdekaan pada diri seseorang, ia mesti menutut ilmu fardhu ‘ain, yaitu ilmu tauhid untuk mengenal Allah dan membersihkan imannya dari keruh keraguan, ilmu fiqih agar ia tahu bagaimana beribadah dengan baik, tahu bagaimana menjadi hamba yang taat dan tau batas-batas yang tidak boleh ia lewati, serta ilmu tasawuf untuk menjaga kualitas amalannya dalam setiap ibadahnya.

Dengan tidak memiliki ilmu agama, seseorang tidak akan tahu bahwa ia seorang yang merdeka yang diciptakan oleh Allah untuk menikmati kemerdekaan itu suatu saat. Yang ada dalam fikirannya adalah ia sedang di kekang di dunia ini. 

"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”, (Q. S al Isra: 70).

Hakikat dari Merdeka adalah Merdeka

Sebagai manusia yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka selayaknya kita mempersiapkan diri di dunia ini untuk mendapatkan kemerdekaan yang hakiki kelak, yaitu merdeka dari apa neraka.

Merdeka dari api neraka merupakan bagian dari sa’adah (husnul khatimah) ketika kembali kepada Allah, dan ini merupakan impian setiap orang yang beriman atau bahkan pelaku maksiat sekali pun.

“Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan husnul khatimah dan janganlah engkau akhiri hidup kami dengan su’ul khatimah”.

Meninggal dalam keadaan husnul khatimah merupakan impian dan asa setiap manusia, karena dengan demikian akan mendapatkan nikmat yang abadi di dalam surga.

Surga merupakan suatu tempat yang penuh kenikmatan yang Allah sediakan bagi orang mukmin yang bertaqwa kepada Allah. Taqwa adalah melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan Nya.

Orang-orang yang beramal shaleh dan meninggalkan kemaksiatan merupakan bagian dari ketaqwaan. Ini merupakan nilai tertinggi dalam keimanan seseorang, karena iman itu adakalanya naik dan adakalanya turun.

“Perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga adalah Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik”, (Hadits)’.

Inilah merdeka adalah merdeka yang sebenarnya, ketika kita termasuk dalam orang yang beramal shalih di dunia, mati dalam keadaan husnul khatimah, terlepas dari fitnah dan azab kubur, mengambil buku amalan catatan dengan tangan kanan ketika dibangkitkan dan dimasukkan kedalam surga.

Thursday, July 3, 2025

Relawan Literasi TBM Al Alif Malikussaleh Mengikuti Lokakarya Literasi Digital


Aceh Utara: Dalam rangka meningkatkan kemampuan digitalisasi bagi Pegiat Literasi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Utara mengadakan Lokakarya Literasi Digital, Rabu, 2 Juli 2025.

Lokakarya Literasi Digital tersebut dilaksanakan selama 2 hari, yaitu Rabu dan Kamis, tanggal 2-3 Juli 2025 di aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Utara.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Al Alif Malikussaleh mengirim 2 orang Relawan Litetasi yaitu Amna Marisa Nova dan Risla Ulfa Sari.

Relawan Literasi dari Perpustakaan Desa dan Taman Bacaan Masyarakat yang mengikuti Lokakarya Literasi Digital berjumlah 44 peserta.

Selain unsur relawan Literasi, Lokakarya ini juga diikuti oleh unsur siswa, mahasiswa, cendikiawan dan pejabat publik.

Founder TBM Al Alif Malikussaleh, Tgk. Joel Buloh berharap dengan adanya relawan literasi yang dikirim, setelah selesai lokakarya mampu menjadi pelopor literasi, sehingga literasi membumi di desa Lhok Jok dan sekitarnya.

Terima kasih kepada Perpustakaan Kabupaten Aceh Utara yang telah mengundang TBM Al Alif Malikussaleh sebagai salah satu TBM di Aceh Utara yang mengambil andil dalam Lokakarya Literasi Digital tahun 2025.

Monday, June 30, 2025

TBM Al Alif Malikussaleh Terima Hibah 1000 Bacaan Bermutu dan 1 Rak Dari Perpusnas RI


Aceh Utara: Dalam rangka meningkatkan Literasi bagi masyarakat, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Al Alif Malikussaleh gampong Lhok Jok Kec. Kuta Makmur Kab. Aceh Utara terima 1000 bacaan bermutu dan 1 rak buku dari Perpusnas RI, Senin, 30 Juni 2025.

Hibah 1000 Bacaan Bermutu dari Perpustakaan Nasional RI merupakan salah satu program dari Perpusnas RI untuk peningakatan literasi tahun 2025 bagi seluruh lapisan masyarakat.

Di Aceh sendiri terpilih 77 Perpustakaan Desa dan Taman Bacaan Masyarakat penerima hibah bacaan bermutu tersebut.

TBM Al Alif Malikussaleh gampong Lhok Jok Kec. Kuta Makmur Kab. Aceh Utara dengan founder Tgk. Zulkifli, S.Pd.I, M.Pd (Tgk. Joel Buloh) adalah salah satu TBM di Aceh Utara penerimaan hibah 1000  bacaan bermutu dan 1 rak buku.

Tgk. Joel Buloh mengucap terima kasih kepada ibu Sri Fujianti selaku PIC dinas yang menjabat sebagai Kasi Layanan, Otomatis dan Kerja Perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Utara, juga terima kasih kepada Perpustakaan Nasional RI yang telah memilih TBM kami sebagai salah satu TBM penerima hibah 1000 bacaan bermutu dan terima kasih kepada teman literasi saudara Muhammad Ichsan selaku founder Rumah Baca Rangkang Pustaka  Nisam yang telah memberikan informasi kepada kami. Semoga dengan adanya bacaan bermutu tersebut, kami dapat memotivasi anak-anak untuk gemar membaca di balik tantangan android yang makin menjamur sekarang ini, pungkas Tgk. Joel Buloh.

Tentang kapan gerakan literasi ini digerakkan kembali, Tgk. Joel Buloh mengatakan akan mengadakan diskusi dengan relawan, karena tanpa relawan gerakan literasi ini tidak akan berjalan dan berkembang, karena Tgk. Joel Buloh juga termasuk orang yang sibuk, pagi dari jam 07.30 sampai dengan jam 15.00 mengajar di madrasah, sore dan malam mengajar di tempat pengajian, beliau juga pimpinan LPQ Al Alif Malikussaleh gampong setempat.

Sunday, June 29, 2025

Saat Mau Berangkat dan Saat Dalam Mobil

 








Saturday, June 28, 2025

Ibda Kitab Bajuri Kelas 1 Tahin 2025 Part 2