Friday, October 25, 2024

Ulama Nahwu Menguji Ulama Fiqh


Suatu waktu, Al-Kisa’i hendak menunjukkan kepada khalayak ramai akan pentingnya ilmu Nahwu yang ia kaji selama ini. Terlebih kepada Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Grand Qadhi waktu itu, Imam Abu Yusuf. 


Tibalah waktu ketika Al-Kisa’i memutuskan untuk mendatangi Sang Khalifah di istana. 


“Wahai Amirul Mukminin, apakah Anda mengizinkan saya untuk menguji Abu Yusuf perilah masalah fikih?” 


Khalifah tentu sangat heran dengan pertanyaan yang barusan didengarnya. Seorang ahli Nahwu berani menanyai atau menguji Grand Qadhi di bidang yang digelutinya, yaitu Fikih. 


“Apakah Anda hendak menguji Abu Yusuf dalam bidang Fikih? Ini sesuatu yang aneh bagiku, bidang Anda Nahwu, sedangkan yang Anda ingin uji telah lama menggeluti bidang Fikih. Bahkan Anda pun tahu siapa Abu Yusuf ini. Beliau adalah murid terbaik dari Imam Besar Abu Hanifah. Bagaimana mungkin Anda berani seperti itu?” 


“Iya, saya tahu, Tuan. Tidak menjadi masalah.” 


(Di riwayat yang lain, Imam Al-Kisa’i punya keyakinan kuat: siapapun yang telah mutabahhir (berpengetahuan mendalam) di bidang Nahwu, maka ia pun akan mampu mengerti dengan sangat baik di bidang Fikih.) 


“Kalau begitu, silahkan.” 


Dari sinilah terjadi percakapan yang menarik antara Al-Kisa’i dan Abu Yusuf—rahimahumallah. 


“Wahai Abu Yusuf, apa yang terjadi jika ada seorang laki-laki yang berkata kepada istrinya:

 أنت طالق إن دخلت الدار (menggunakan in). 


Dan orang yang lain mengatakan ke istrinya:

أنت طالق أن دخلت الدار (menggunakan an). 


Perempuan manakah yang terkena hukum talak/cerai?” 


Abu Yusuf menjawab, “Kesemuanya tertalak, baik dengan redaksi an ataupun in.” 


“Anda salah, Abu Yusuf.” Abu Yusuf tertegun dengan balasan Al-Kisa’i. 


Al-Kisa’i lalu menerangkan, “Istri yang kepadanya diucapkan

 أنت طالق أن دخلت (menggunakan an)

inilah yang tertalak, Karena dengan menggunakan redaksi ini, si suami berarti memberikan informasi atas kejadian yang telah lewat. Yaitu kamu tertalak, karena telah masuk rumah. An di sini disebut sebagai An Masdariyyah yang bisa menasabkan fi’il mudhori’. Maka an beserta fi’il yang dimasukinya, baik madhi atau mudhori’ bisa ditakwil menjadi mashdar, dijarkan dengan lam, sehingga menjadi

 انت طالق لدخولك الدار (kamu tertalak karena memasuki rumah).

Dialah yang tertalak.” 


Ia melanjutkan, “Adapun yang mengucapkan

 أنت طالق إن دخلت الدار (menggunakan in)

maka in di sini adalah In Syarthiyyah, dan syarat itu akan jatuh setelah kejadian, berarti perempuannya belum memasuki rumah. Maka belum tertalak.” 


Kemudian Imam Al-Kisa’i melanjutkan pertanyaan yang kedua: 


“Jika ada seorang bertanya kepadamu,

 أنا قاتلٌ غلامَك (dengan tanwin) 


dan yang lainnya bertanya,

 أنا قاتلُ غلامِك (dengan idhofah) 


Manakah yang musti diadili?” 


Abu Yusuf dengan tegas menjawab: 


“Keduanya diadili, karena membunuh orang yang dilarang untuk dibunuh.” 


“Anda salah lagi, Abu Yusuf.” 


Abu Yusuf semakin dibuat bingung. 


“Bagaimana saya bisa salah, Al-Kisa’i?” 


“Yang mengucapkan أنا قاتلُ غلامِك  (dengan idhofah), berarti ia memberikan informasi kalau ia melaporkan dirinya telah membunuh seseorang. Dan inilah yang diadili. Tapi yang mengucapkan أنا قاتلٌ (dengan tanwin), ia memiliki makna mustaqbal, masa yang belum terjadi. Seperti yang difirmankan Allah dalam surat Al-Kahfi ولا تقولن لشيء إني فاعلٌ ذلك غدا (Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi). Jadi pembunuhan belum terjadi. Dan ini belum bisa diadili.”

Dari kejadian ini, Abu Yusuf benar-benar mendapatkan pelajaran yang luar biasa mengenai urgensi Ilmu Nahwu. Sejak itu, dia memutuskan diri untuk berguru kepada Imam Al-Kisa’i. Dan dari sini juga, Abu Yusuf mulai sadar, ternyata seseorang tidak akan mampu berfatwa sebelum ia benar-benar mengerti betul seluk-beluk Bahasa Arab, termasuk di dalamnya adalah Ilmu Nahwu. 


Kisah ini diceritakan oleh guru kami Syekh Hasan Utsman hafidzahullah Sabtu kemarin saat Dars Kitab At-Tuhfah As-Saniyyah.


✍🏻 manqul

Tuesday, October 22, 2024

Bentuk Asal Air, Pohon dan Binatang Buas Saat Pertama di Ciptakan

 اول ما خلق الله المياه كانت كلها حلوة وكان الشجر لا شوك فيه وكانت الوحوش تجتمع بالانسان وتءنس به فلما قتل قابيل هابيل ملحت المياه الا ما قل ونبت الشوك وهربت الوحوش من الانسان

Awal Allah mencipatakan air semuanya dengan rasa manis, pohon pertama sekali diciptakan tidak ada yang berduri dan binatang buas bergaul dengan manusia dan saling menyayangi.

Maka manakala Qabil membunuh Habil, air menjadi asin kecuali hanya sedikit yang tawas, pohon telah tumbuh duri dan binatang buas menjadi lari dari pada manusia.

Bajuri, jilid 1, hal 231

Monday, September 30, 2024

Sandi Dalam Pramuka

 










Wednesday, September 11, 2024

Siapa Orang Pertama Yang Merayakan Maulid Nabi Saw?

 


Yg paling pertama merayakan maulid Nabi adalah kakek beliau, Abdul Muthallib. Saat Nabi lahir, saking senangnya, Abdul Muthallib langsung menyembelih unta dan kambing sangat banyak, sehingga seluruh penduduk Mekkah dapat bagian memakannya.


Tasyakkuran ini bukan hanya sehari, tapi 3 hari!!..


Dan yg diberi makan bukan hanya manusia, tapi hewan-hewan dan burung juga dapat bagian.


Diceritakan oleh Imam Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwwat

Monday, September 2, 2024

Polemik Kitab Muharrar Imam Rafi'i

 


Polemik Kitab Muharrar Imam Rafi'i


Nama utuh bagi kitab Muharar adalah "Al-Muharrar Fi Furu' al-Syafi'iyyah” demikian kesaksian dalam pengantar kitab Muharrar yang disungguhkan oleh imam Rafi'i sebagai karyanya. 


Dari namanya, Muharrar memang bermuka mukhtasar (Ringkasan). Tapi, apakah setiap kitab yang formatnya Mukhtasar adalah hasil ringkasan dari kitab lain? Tidak mudah untuk memastikan ini. Yang pasti ulama berbeda pendapat terkait Muharrar, setidaknya ada tiga pendapat yang berkembang. 


Satu: 

Muharrar adalah ringkasan dari kitab lain yaitu al-Wajiz. Atas dasar ini, maka imam Rafi'i menelurkan tiga karyanya lewat kitab al-Wajiz yaitu, dua format syarahan (Syarh Kabir dan Syarh Saghir), satu berbentuk ringkasan; Muharrar. 


Diantara ulama berpendapat demikian adalah al-Bujairimi dalam Hasyiyyah-nya atas Minhaj Al-Thullab dan Syekh Sulaiman al-Jamal dalam Hasyiyyah-nya, Hasyiyyah Jaml 'ala Minhaj.  


Adapun kitab kitab al-Wajīz adalah ringkasan dari kitab al-Wasīt. Sedangkan al-Wasīt ringkasan al-Basīt. Ketiga-tiganya adalah karya imam Ghazalī. Al-Basit adalah kitab yang diringkas oleh imam al-Ghazali dari kitab Nihayah al-Matlab karya Imam Haramaian. 


Oleh karena ini, sebagian fuqaha' menamakan kitab Muharrar dengan al-Uum, karena bermuara ke sana. Jika ditarik lebih ke atas, kitab Nihayah al-Matlab adalah Syarh Mukhtasar Muzani. Sadangkan Mukhtasar Muzani adalah Ringkasan dari kitab al-Uum Imam Syafi'i. Pendapat pertama ini dianggap kuat oleh para Muhaqqiq


Dua: 

Muharrar adalah kitab independen. Ia bukan kitab ringkasan dari kitab lain. Oleh karena ini, Ibn Hajr al-Haitami menegaskan dalam Tuhfah al-Muhtaj bahwa Muharrar disebut Mukhtasar karena minin lafaznya atau ringkas, bukan karena ia hasil ringkasan dari kitab lain.  


Tiga: 

Muharrar adalah ringkasan dari kitab al-Khulasah karya Imam Ghazali. Diantara ulama yang mengatakan ini adalah Syekh Abdullah Ibn Husain Balqih (w. 1266 H) yang kemudian didukung oleh Wahbah Zuhaili.  


----


Terlepas dari silang pendapat di atas, yang pasti jika ditelusuri lebih lanjut, kandungan kitab Muharrar baik sisi pahatan kata maupun substansi yang disajikan punya titik singgung erat dengan kitab al-Wajiz dan al-Khulasah. 


Meski demikian, tetap daja butuh data akurat untuk mengatakan Muharrar adalah ringkasan al-Wajiz atau al-Khulasah. Tak cukup sekedar cocoklogi. Pasalnya, al-Rafi'i tidak pernah menegaskan bahwa Muharrar adalah ringkasan dari salah satu dari keduanya. 


Belajar dari beberapa karya imam Rafi'i, hampir setiap kitab yang beliau tulis tak pernah lupa secara tegas menyebut ia dalam format apa dan dari mana ia berasal. al-Aziz sabagai contohnya (Syarh terhadap kitab al-Wajiz imam Ghazali). Tapi faktanya? Muharrar tidak demikian!


Selain itu tidak ada pen-Syarh Muharrar yang terang menyebut bahwa Muharrar adalah ringkasan terhadap al-Wajiz atau al-Khulasah.


Semoga bermanfaat

Besambung.

Jika makmum masbuq mendapati imam sedang ruku':

 


Jika makmum masbuq mendapati imam sedang ruku':


1. Jika bisa ikut ruku' sama imam dengan thuma'ninah, maka dianggap dapat satu rakaat.


2. Jika gerakan ruku' makmum berbarengan dengan gerakan berdirinya imam untuk i'tidal maka makmum tidak dapat satu rakaat bersama imam, nanti harus disempurnakan setelah salam.


3. Jika makmum ragu apakah dapat thuma'ninah saat ruku' bersama imam atau tidak, maka tidak dianggap dapat satu rakaat, nanti ia sempurnakan setelah salam plus sujud sahwi, karena ada kemungkinan adanya penambahan rakaat.

Saturday, May 25, 2024

Wali Nikah Bagi Wanita Bila Tidak Memiliki (Ghaib) Wali Asal

 Urutan wali nikah

وأولى الولاة الأب ثم الجد أبو الأب ثم الأخ للأب والأم ثم الأخ للأب ثم ابن الأخ للأب والأم ثم ابن الأخ للأب ثم العم ثم ابنه على هذا الترتيب فإذا عدمت العصبات فالمولى المعتق ثم عصباته ثم الحاكم

Wali yang utama adalah: 1. Ayah. 2. Kakek ( Bapaknya ayah ) 3. Saudara laki laki seayah seibu 4. Saudara laki laki se ayah saja; 5. Anak laki laki saudara laki laki se ayah se ibu 6. Anak laki laki saudara laki laki se ayah saja; 7. Paman ( saudara ayah ) 8. Anak paman ( saudara ayah ). Apabila urutan wali diatas tidak ada semua maka 9. tuan yang memerdekannya. Kemudian bila tidak ada semua mulai nomor 1 sampai 9 maka ahli waris asobahnya nomor 9. 10. Hakim


Ghaib Wali Asal

وإن غاب الولي إلى مسافة تقصر فيها الصلاة زوجها السلطان ولم يكن لمن بعده من الأولياء أن يزوج لأن ولاية الغائب باقية ولهذا لو زوجها في مكانه صح العقد وإنما تعذر من جهته فقام السلطان مقامه كما لو حضر وامتنع من تزويجها 

Artinya: “Bila wali pergi dalam jarak yang memperbolehkan mengqashar shalat maka penguasa mengawinkan (menjadi wali hakim, pen.) mempelai perempuan. Para wali yang berada pada urutan setelah wali tersebut tidak berhak mengawinkan, dikarenakan masih tetapnya hak perwalian wali yang pergi itu. Karenanya bila si wali mengawinkan mempelai perempuan di tempatnya maka sah akadnya. Namun ia berhalangan, maka penguasa menempati posisinya sebagaimana bila ia hadir namun tercegah untuk mengawinkan.” (As-Syairazi, Al-Muhadzdzab, Beirut: Darul Fikr, 2005, Juz. II, h. 52)

Wednesday, May 22, 2024

Tgk. Joel Buloh Guru MTsN 6 Aceh Utara Penulis 10 Buku Bergabung Ke PGRI

Dalam rangka meningkatkan literasi dalam dunia pendidikan, Tgk. Joel Buloh guru MTsN 6 Aceh Utara yang juga penulis 10 buku bergabung ke PGRI, Selasa, 21 Mei 2024.


Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merupakan merupakan salah satu organisasi di Indonesia yang anggotanya berprofesi sebagai guru. 


Dengan bergabungnya dalam organisasi PGRI ini semoga Tgk. Joel Buloh dapat berkarya lebih banyak lagi dalam dunia literasi dan tentunya ini menjadi motivasi tersendiri untuk lebih berkembangnya PGRI khususnya di Kuta Makmur dan Aceh Utara dan tentunya untuk Aceh.


Tgk. Joel Buloh juga merupakan salah seorang penerima piagam penghargaan dari Kakankemenag Aceh Utara sebagai penulis buku Kementerian Agama Aceh Utara.


Adapun 10 buku yang sudah Tgk. Joel  Buloh terbitkan baik secara kelompok dan individu adalah 8 buku dengan penulis solo dan 2 buku dengan penulis kelompok, yaitu:


1. Islam dan Dinamika Demokrasi, tahun terbit 2014, penulis Joel Buloh, penerbit Bandar Publishing Banda Aceh.

2. Panduan Pembelajaran Informatika/Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK untuk MTs/SMP Kelas VII, tahun terbit 2020, penulis Zulkifli, S.Pd.I,M.Pd, penerbit Rumoh Cetak Banda Aceh.

3. Panduan Pembelajaran Informatika/Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK untuk MTs/SMP Kelas VIII, tahun terbit 2020, penulis Zulkifli, S.Pd.I,M.Pd, penerbit Rumoh Cetak Banda Aceh.

4. Panduan Pembelajaran Informatika/Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK untuk MTs/SMP Kelas IX, tahun terbit 2020, penulis Zulkifli, S.Pd.I,M.Pd, penerbit Rumoh Cetak Banda Aceh.

5. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunagrahita, tahun terbit 2020, penulis Zulkifli, S.Pd.I, M.Pd, penerbit Rumoh Cetak Banda Aceh.

6. Ide Membangun Bangsa Dengan Menulis, tahun terbit 2021, penulis Zulkifli, S.Pd.I, M.Pd, penerbit Bandar Publishing Banda Aceh.

7. Problematika Fiqhiyah dan Solusinya, tahun terbit 2022, penulis Zulkifli, S.Pd.I, M.Pd, penerbit Pale Media Prima Yogyakarta.

8. Informatika untuk MTs/SMP, tahun terbit 2023, penulis Zulkifli, S.Pd.I, M.Pd, penerbit Bandar Publishing Banda Aceh.

9. Negeri Sering Kering, Ide Membangun Demokrasi, tahun terbit 2014, penulis Siswa SDAU Angkatan IV, pwnerbit Bandar Publishing.

10. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, tahun terbit 2017, penulis Mahasiswa Pascasarjana Jurusan PAI Angkatan I IAIN Lhokseumawe, penerbit Moeslem Education Lhokseumawe.


Sedangkan untuk kado tahun 2024 ini, beliau sedang menulis buku yang berjudul Pendidikan Dasar Aqidah Ahlisunnah Waljamaah, dan harapan penuh kepada suluruh anggota PGRI dan seluruh penggiat literasi untuk mendoakan semoga cepat selesai dan selesai sesuai target.

Monday, May 13, 2024

Terjemahan Jarumiyah

 TERJEMAH MATAN AJRUMIYAH TERLENGKAP BERIKUT PENJELASANNYA


(silahkan share untuk berbagi ilmu jariyah)


بسم الله الرحمن الرحيم


Segala Puji Bagi Allah Yang Menurunkan Al-Qur'an dengan Bahasa Arab. Shalawat serta Salam semoga Tercurah-limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw paling utamanya makhluq yang berbicara dan berbahasa arab. Dan juga kepada keluarganya, para shahabatnya dan para tabi'in dan taabi'it taabi'iin bi ihsaanin ilaa yaumiddin


Dan semoga Allah mengangkat kita bersama-sama mereka didalam rumah akhirat yang tentram tanpa belenggu rasa kelu dan kesah. Aamiiin.

 


Amma Ba'd :


Pengarang kitab Ibnu Aajurruumi Muhammad bin Muhammad bin Dawud As-Shanhaji Alfaasiy (627-723 H. / 1273-1323 M.) berkata :


Semoga Allah Merahmatinya dan semoga kami mendatapkan Ilmu yang Manfa'at berkat Ilmu-ilmunya. Aamiin.

_____________________________________________________________

أنواع الكلام


Macam-macam Kalam


الكلام هو اللفظ المركب المفيد بالوضع .


Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh Ash Shanhajy) rahimahullah :


Al kalam (kalimat) adalah Lafadz yang tersusun yang berfaedah dengan bahasa arab


وأقسامه ثلاثة : اسم ، وفعل ، وحرف جاء لمعنى


Penyusun kalam itu ada tiga : kalimat Isim, fi’il, dan kalimat huruf yang memiliki arti


فالاسم يعرف : بالخفض ، والتنوين ، ودخول الألف واللام ، وحروف الخفض وهي : من وإلى وعن وعلى وفي ورب والباء والكاف واللام وحروف القسم وهي : الواو والباء والتاء


1. Kalimat isim itu dapat dikenali dengan keberadaan  khafadh, tanwin, dan kemasukan alif dan lam. 


Huruf khafadh itu adalah :


مِنْ (dari)

إِلَى(ke)

عَنْ (dari)

عَلَى(di atas)

فِي (di)

رُبَّ (jarang)

بِ (dengan)

كَ (seperti)

لِ (untuk) 


Isim dapat dikenali juga dengan huruf qasam (sumpah) yaitu :


و ب ت

waw ba dan ta


والفعل يعرف بقد والسين و (سوف) وتاء التأنيث الساكنة


2. Kalimat fi'il itu dikenali dengan keberadaan:


قَدْ = sungguh/terkadang

سَ = akan

سَوْفَ = akan

تَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ = 

ta' ta’nits yang mati


والحرف مالا يصلح معه دليل الاسم ولا دليل الفعل 


3. Kalimat Huruf itu adalah sesuatu yang tidak memiliki ciri-ciri isim dan fi’il

_____________________________________________________________

باب الإعراب


BAB I'ROB (perubahan ahir kalimat)


الإعراب هو تغيير أواخر الكلم لاختلاف العوامل الداخلة عليها لفظاً أو تقديراً


I’rab adalah berubahnya akhir kata karena perbedaan amil-amil yang masuk padanya baik secara lafadz atau taqdir (perkiraan)


وأقسامه أربعة : رفع ونصب وخفض وجزم


Pembagian i’rab itu ada empat:


Rafa’

Nashab

Khofadh /Jar

Jazm.


فللأسماء من ذلك الرفع والنصب والخفض ولا جزم فيها


Setiap isim itu bisa dibaca rafa’, nashab, khafad akan tetapi tidak bisa terbaca jazm


وللأفعال من ذلك الرفع والنصب والجزم ولا خفض فيها .


Setiap fi’il itu bisa dibaca rafa’, nashab, jazm akan tetapi dibaca khafadh.

_____________________________________________________________

باب معرفة علامات الإعراب


BAB MENGENAL TANDA-TANDA I’RAB

_____________________________________________________________

TANDA ROFA'


للرفع أربع علامات : الضمة والواو والألف والنون


Rafa’ memiliki  empat tanda:


1. Dhammah

2. Huruf Waw

3. Huruf Alif

4. Huruf Nun


فأما الضمة فتكون علامة للرفع في أربعة مواضع : الاسم المفرد وجمع التكسير وجمع المؤنث السالم والفعل المضارع الذي لم يتصل بآخره شيء


Dlammah menjadi tanda rafa’ pada empat tempat :


1. Isim Mufrad,

2. Jama’ taktsir

3. Jama’ muannas salim, 4. dan Fiil mudhari’ yang tidak bersambung di akhirnya dengan sesuatu


وأما الواو فتكون علامة للرفع في موضعين : في جمع المذكر السالم وفي الأسماء الخمسة وهي : أبوك وأخوك وحموك وفوك وذو مال


Huruf Waw menjadi tanda rafa’ pada  dua tempat :


1. Jama’ mudzakkar salim

2. dan isim-isim yang lima yaitu


أَبُوكَ, وَأَخُوكَ, وَحَمُوكَ, وَفُوكَ, وَذُو مَالٍ


Artinya : Bapak mu, saudara laki-laki mu , ipar mu, mulut mu, pemilik harta


وأما الألف فتكون علامة للرفع في تثنية الأسماء خاصة


Huruf Alif menjadi tanda rafa’ hanya tertentu pada isim tatsniyyah 


وأما النون فتكون علامة للرفع في الفعل المضارع إذا اتصل به ضمير التثنية أو ضمير جمع أو ضمير المؤنثة المخاطبة


Huruf Nun menjadi tanda rafa’ fi’il mudhari yang bersambung dengan:


1. dhamir tatsniyah,

2. dhamir jama’

3. dan dlamir muannats mukhatabah

_____________________________________________________________

TANDA NASHAB


وللنصب خمس علامات : الفتحة والألف والكسرة والياء وحذف النون


B. Nashab memiliki  lima tanda:


1. Fathah

2. Huruf alif

3. kasrah

4. Huruf Ya

5. Hadhfun nuun (membuang nun)

 

فأما الفتحة فتكون علامة للنصب في ثلاثة مواضع في الاسم المفرد وجمع التكسير والفعل المضارع إذا دخل عليه ناصب ولم يتصل بآخره شيء


Fathah menjadi tanda nashab pada tiga tempat :


1. Pada Isim Mufrad

2. Jama’ taksir

3. dan fi’il Mudhari apabila dimasuki amil yang menashobkan dan tidak huruf terakhir nya tidak bersambung dengan sesuatu


وأما الألف فتكون علامة للنصب في الأسماء الخمسة نحو : رأيت أباك وأخاك وما أشبه ذلك


Huruf Alif menjadi tanda bagi nashab pada isim-isim yang lima contohnya :


رَأَيْتُ أَبَاكَ وَأَخَاك 


Artinya : aku melihat bapakmu dan saudaramu) dan apa-apa yang menyerupai contoh ini.


وأما الكسرة فتكون علامة للنصب في جمع المؤنث السالم


Kasrah menjadi tanda nashab pada jama’ muannats salim


Contoh :


رأيت المسلماتِ


Artinya : aku telah melihat ibu² muslimat itu


وأما الياء فتكون علامة للنصب في التثنية والجمع


Huruf Ya menjadi tanda nashab-nya isim tatsniyah 


رأيت الزيدَيْن


Artinya : aku telah melihat dua zaed


dan jama’ (mudzakkar salim)


رأيت المسلمِين


Artinya : aku telah melihat beberapa orang islam


وأما حذف النون فيكون علامة للنصب في الأفعال الخمسة التي رفعها بثبوت النون


Hadzfunnuun (membuang huruf nun), menjadi tanda nashabnya af'alul khomsah (fi’il-fi’il yang lima) yang ketika rafa’nya dengan tetap nun.


Contoh :


يقومون

تقومون

يقومان

تقومان

 

_____________________________________________________________

TANDA JAR


وللخفض ثلاث علامات : الكسرة والياء والفتحة


Khafadl memiliki  3 tanda:   


1. Kasrah

2. Huruf Ya

3. Fathah


فأما الكسرة فتكون علامة للخفض في ثلاثة مواضع : في الاسم المفرد المنصرف وجمع التكسير المنصرف وجمع المؤنث السالم


Kasrah menjadi tanda khafadh pada tiga tempat :


1. Isim Mufrad yang menerima tanwin


مررت بزيد


2. jama’ taksir yang menerima tanwin


مررت بالرجال


3. dan jama’ muannats salim


مررت بالمسلمات


وأما الياء فتكون علامة للخفض في ثلاثة مواضع : في الأسماء الخمسة وفي التثنية والجمع


Huruf ya menjadi tanda khafadh pada tiga tempat :


1. Pada isim-isim yang lima (al asmaul khamsah)

2. Isim Tatsniyah

3. dan jama’


Contoh Asmaul khomsah :


مررت بأبيك


Artinya : Aku lewat bertemu dengan ayahmu


Contoh isim tatsniyah :


مررت بالزيدين


Artinya : Aku lewat bertemu dengan dua zaed


Contoh jamak mudzakkar salim :


مررت بالمسلمِيْنَ


Artinya : aku lewat bertemu orang-orang islam


وأما الفتحة فتكون علامة للخفض في الاسم الذي لا ينصرف


Fathah menjadi tanda khafadh pada isim-isim yang tidak menerima tanwin (isim ghairu munsharif)


Contoh :


مررت بابراهيمَ


Artinya : aku lewat bertemu dengan ibrohim


اعتكفت في مساجدَ


Artinya : Aku i'tikaf di beberapa masjid

_____________________________________________________________

TANDA JAZM


وللجزم علامتان : السكون والحذف


Jazm memiliki  2 tanda:


1. Sukun

2. Al hadzfu (membuang)


فأما السكون فيكون علامة للجزم في الفعل المضارع الصحيح الآخر


Sukun menjadi tanda jazm pada fi’il yang huruf akhirnya berupa huruf shoheh (tidak berupa huruf illat)


وأما الحذف فيكون علامة للجزم في الفعل المضارع المعتل الآخر وفي الأفعال الخمسة التي رفعها بثبات النون


1. (Pembuangan) Al hadzfu menjadi tanda jazm pada fi’il mudhari mu’tal akhir (huruf ahirnya berupa hurif illat) 


Contoh : 


لم يدع اصله لم يدعو


2. dan pada af'alul khomsah (fi’il-fi’il yang lima) ketika rafa’nya dengan tetap nun.


Contoh :


لم يقوما اصله يقومان

_____________________________________________________________

فَصْلٌ اَلْمُعْرَبَاتُ


Fashl (pasal), Kata-kata yang di i'rabi


الْمُعْرَبَاتُ قِسْمَانِ قِسْمٌ يُعْرَبُ بِالْحَرَكَاتِ . وَقِسْمٌ يُعْرَبُ بالْحُرُوفِ


Kata yang di- i’rab itu ada dua:


1. Kata yang di-i’rab dengan harkat (baris)

2. Kata yang di-i’rab dengan huruf.


فَالَّذِي يُعْرَبُ بالْحَرَكَاتِ أَرْبَعَةُ أَنْوَاعٍ : الاِسْمُ الْمُفْرَدُ ، وَجَمْعُ التَّكْسِيرِ ، وَجَمْع الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ ، وَالْفِعْلُ الْمُضَارِعُ الَّذِي لَمْ يَتَّصِلْ بآخِرِهِ شَيْءٌ


Kata yang di-i’rab dengan harokat atau baris itu ada empat macam :


1. Isim Mufrad

2. Jama’ taktsir

3. Jama’ muannats salim

4. dan Fi’il Mudhari’ yang huruf terahirnya  tidak bersambung sesuatu


وكلُّها . تُرفَع بالضَّمَّة وتُنصَب بالفتحة ، وتُخفَض بالكسرة ، وتُجزَم بالسكون.


Semua kata itu dirafa’kan dengan dhammah, dinashabkan dengan fathah, dan dijazmkan dengan sukun 


وخرج عن ذلك ثلاثة أشياء : جمع المؤنث السالم يُنصب بالكسرة ، والاسمُ الذي لا ينصرف يخفض بالفتحة ، والفعل المضارع المعتلُّ الآخر يُجْزَم بحذف آخره


Kecuali untuk tiga kondisi :


1. Jama’ muannats salim dinashabkan dengan kasrah


2. Isim ghairu munsharif dikhafadhkan dengan fathah


3. Fi’il mudhari’ mu’tal akhir dijazmkan dengan membuang akhirnya

 

والذي يعرب بالحروف أربعة أنواع : التثنية وجمع المذكر السالم ، والأسماء الخمسة ، والأفعال الخمسة ، وهي : يفعلان ، وتفعلان ، ويفعلون ، وتفعلون ، وتفعلين


Kata yang di i’rab dengan huruf itu ada empat macam :


1. Isim Tatsniyah

2. Jama’ mudzakkar salim

3. Asmaul khomsah

4. dan Af'alul khomsah

yaitu :


يَفْعَلَانِ، وَتَفْعَلَانِ، وَيَفْعَلُونَ، وَتَفْعَلُونَ، وَتَفْعَلِينَ

 

فأما التثنية فترفع بالألف وتنصب وتخفض بالياء


Isim tatsniyah : tanda rofa'nya dengan huruf alif, tanda nashob dan jernya dengan huruf ya 


وأما جمع المذكر السالم فيرفع بالواو وينصب ويخفض بالياء


Jama’ mudzakkar salim : tanda rofa'nya memakai huruf wawu, tanda nashob dan jernya memakai huruf ya 


أما الأسماء الخمسة فترفع بالواو وتنصب بالألف ، وتخفض بالياء


Isim-isim yang lima: tanda rofa'nya memakai huruf wawa, nashabnya memakai huruf alif, dan khafadhnya memakai huruf ya.


وأما الأفعال الخمسة فترفع بالنون وتنصب وتجزم بحذفها


Fi’il-fi’il yang lima: tanda rofa'nya memakai huruf nun, tanda nashab dan jazmnya memakai tanda pembuangan huruf nun.

_____________________________________________________________

باب الأفعال


BAB AF'AAL (bebrapa kata Kerja)


الأفعال ثلاثة : ماضٍ ومضارع وأمر نحو : ضرب ويضرب واضرب .


Fi’il itu ada tiga :

1. Fiil Madhi

2. Fiil Mudhari’

3. Fiil Amr


Contohnya :


 ضَرَبَ = Fiil madli

 يَضْرِبُ = Fi'il mudlori

اِضْرِبْ = Fi'il amar


فالماضي مفتوح الآخر أبداً .


Fiil madhi itu hukumnya selalu dibaca fathah hurif terahirnya


والأمر مجزوم أبداً .


Fiil amar selalu dibaca jazm huruf terakhir nya


والمضارع ما كان في أوله إحدى الزوائد الأربع التي يجمعها قولك (أنيت) وهو مرفوع أبداً حتى يدخل عليه ناصب أو جازم .


Fiil mudhari’ adalah fiil yang di awalnya terdapat salah satu dari huruf tambahan yang empat yang terkumpul dalam perkataan


 أَنَيْتُ

1. hamzah

2. nun

3. ya

4. dan ta)


Fiil mudhari’ itu selalu dibaca rafa’ kecuali apabila ada amil (huruf) nashab atau jazm yang masuk padanya.

_____________________________________________________________

فالنواصب عشرة وهي :


AMIL-AMIL YANG MENASHOBKAN FI'IL MUDLORI' ITU ADA 10 :


أنْ و لن و إذن وكي و لام كي و لام الجحود و حتى و الجواب بالفاء و الواو و أو .


أَنْ = bahwa

لَنْ = tak akan

إِذَنْ = jadi, kalau begitu

كَيْ = supaya


لَامُ كَيْ =


Lam dengan makna supaya


لَامُ اَلْجُحُودِ = 


Lam dengan makna pengingkaran


حَتَّى = sehingga


الْجَوَابُ بِالْفَاءِ الْوَاوِ و أَوْ


Kalimat jawab dengan fa, wa, dan aw


والجوازم ثمانية عشر وهي :

_____________________________________________________________

AMIL-AMIL YANG MENJAZEMKAN FI'IL MUDLORI' ITU ADA 18 :


لم ، ولما ، و ألمْ ، وألمَّا ، ولام الأمر والدعاء ، و ( لا ) في النهي والدعاء ، وإن ، وما ومهما ، وإذ ، وإذما ، وأي ، ومتى ، وأين ، وأيان ، وأنَّى ، وحيثما ، وكيفما ، وإذاً في الشعر خاصة .


 

لَمْ = tidak

لَمَّا = belum

أَلَمْ = tidakkah

أَلَمَّا = belumkah


لَامُ اَلْأَمْرِ وَالدُّعَاءِ =


Lam untuk perintah dan permohonan


 لَا فِي اَلنَّهْيِ وَالدُّعَاءِ =


Laa untuk larangan dan permohonan


إِنْ = jika

مَا = apa

مَنْ = siapa

مَهْمَا = apapun

إِذْمَا = kalau

أَيٌّ = mana, sesuatu apa

مَتَى = kapan

أَيْنَ = dimana

أَيَّانَ = kapan

أَنَّى= bagaimana

حَيْثُمَا = dimanapun

كَيْفَمَا =bagaimanapun

إِذًا فِي اَلشِّعْرِ خاصة


dan Huruf Idzan (yang memiliki makna jikalau itu difungsikan hanya dalam kalam syair

_____________________________________________________________

باب مرفوعات الأسماء


BAB ISIM-ISIM YANG DIBACA ROFA'


المرفوعات سبعة وهي : الفاعل ، والمفعول الذي لم يسم فاعله ، والمبتدأ ، وخبره واسم كان وأخواتها وخبر إن وأخواتها والتابع للمرفوع وهو أربعة أشياء : النعت والعطف والتوكيد والبدل


Isim-isim yang dibaca rafa’ itu ada tujuh :


1. Isim Faa’il

2. Isim Maf’ul yang tidak disebut failnya (naaibul fa’il)

3. Mubtada

4. khabarnya mubtada

5. Isim Kaana dan saudara-saudaranya

6. khabar inna dan saudara-saudaranya

7.  Attabi' lilmarfu' (pengikut lafadz yang dibaca rafa’) yaitu ada empat : 


a. Na’at

b. ‘athaf

c. taukid

d. dan badal

_____________________________________________________________

باب الفاعل


BAB FA'IL (Pelaku)


الفاعل هو : الاسم المرفوع المذكور قبله فعله .


Faa’il (pelaku) termasuk isim yang dibaca rafa’ yang disebut setelah fi’il (perbuatan)nya. 


وهو على قسمين : ظاهر ومضمر .


Dan fa’il itu ada dua jenis :


1. Faa’il isim dhahir

2. Faa’il isim dlamir


فالظاهر نحو قولك : قام زيد ويقوم زيد وقام الزيدان ويقوم الزيدان وقام الزيدون ويقوم الزيدون وقام الرجال ويقوم الرجال وقامت هند ، وتقوم هند ، وقامت الهندان ، وتقوم الهندان ، وقامت الهندات ، وتقوم الهندات ، وتقوم الهنود ، وقام أخوك ، ويقوم أخوك ، وقام غلامي ، ويقوم غلامي ، وام أشبه ذلك .


Faa’il isim dzhahir itu contohnya seperti:


قَامَ زَيْدٌ


Artinya : Zaid telah berdiri


وَيَقُومُ زَيْدٌ


Artinya : Zaid sedang berdiri


وَقَامَ الزَّيْدَانِ


Artinya : Dua orang (bernama) Zaid telah berdiri


وَيَقُومُ الزَّيْدَانِ


Artinya : Dua orang (bernama) Zaid sedang berdiri


وَقَامَ الزَّيْدُونَ


Artinya : Orang-orang (bernama) Zaid telah berdiri


وَيَقُومُ الزَّيْدُونَ


Artinya : orang-orang (bernama) Zaid sedang berdiri

 

وَقَامَ اَلرِّجَالُ


Artinya : para laki-laki telah berdiri


وَيَقُومُ اَلرِّجَالُ


Artinya : para laki-laki sedang berdiri


وَقَامَتْ هِنْدٌ


Artinya : hindun telah berdiri


وَقَامَتْ اَلْهِنْدُ


Artinya : hindun sedang berdiri


وَقَامَتْ الْهِنْدَانِ


Artinya : du orang (bernama) Hindun telah berdiri


وَتَقُومُ الْهِنْدَانِ


Artinya : dua orang (bernama) Hindun sedang berdiri


وَقَامَتْ الْهِنْدَاتُ


Artinya : orang-orang bernama hindun telah berdiri


وَتَقُومُ الْهِنْدَاتُ


Artinya : orang-orang bernama hindun sedang berdiri


وَقَامَتْ اَلْهُنُودُ


Artinya : beberapa orang bernama hindun telah berdiri


وَتَقُومُ اَلْهُنُودُ


Artinya : beberapa orang bernama hindun sedang berdiri


 وَقَامَ أَخُوكَ


Artinya : saudara laki-laki mu telah berdiri


وَيَقُومُ أَخُوكَ


Artinya : saudara laki-laki mu sedang berdiri


وَقَامَ غُلَامِي


Artinya : budak ku telah berdiri


وَيَقُومُ غُلَامِي


Artinya : Budak ku sedang berdiri 


والمضمر اثنا عشر ، نحو قولك : ضربت ، وضربنا ، وضربتَ ، وضربتِ ، وضربتما وضربتم ، وضربتن ، وضرب ، وضربتْ ، وضربا ، وضربوا ، وضربن 


 FAA'IL ISIM DLOMIR ITU ADA 12 :


ضَرَبْتُ

وَضَرَبْنَا

وَضَرَبْتَ

وَضَرَبْتِ

وَضَرَبْتُمَا

وَضَرَبْتُمْ

وَضَرَبْتُنَّ

وَضَرَبَ

وَضَرَبَتْ

وَضَرَبَا

وَضَرَبُوا

وضَرَبْنَ


Maknanya ialah :


1. aku telah memukul

2. kami telah memukul

3.  kamu (lk) telah memukul

4. kamu (pr) telah memukul

5. kalian berdua telah memukul

6. kalian (lk) telah memukul

7. kalian (pr) telah memukul

8. dia (lk) telah memukul

9. dia (pr) telah memukul

10. mereka berdua telah memukul

11. mereka (lk) telah memukul

12. mereka (pr) telah memukul)

_____________________________________________________________

باب المفعول الذي لم يسم فاعله


BAB MAF'UL YANG FA'ILNYA TIDAK DISEBUTKAN (NAAIBUL FA'IL)


وهو : الاسم ،المرفوع ،الذي لم يذكر معه فاعله


Mabni maf'ul atau Naaibul faa’il adalah isim yang dibaca rafa’ yang faa’ilnya tidak disebutkan


فإن كان الفعل ماضيا ضم أوله وكسر ما قبل آخره 


Mabni maf'ul fi’il madii ialah fi'il yang huruf pertamanya dibaca dhammah dan sebelum huruf terakhir dibaca kasrah


وإن كان مضارعا ضم أوله وفتح ما قبل آخره .


Mabni maf'ul fi’il mudlari’ialah fi'il yang huruf pertamanya dibaca dhammah dan sebelum huruf terakhir dibaca fathah.


وهو قسمين : ظاهر ،ومضمر.


MABNI MAF'UL atau Naa’ibul faa’il itu ada dua :


1. Naaibul faa’il isim dhahir

2. Naaibul faa’il isim dlamir.


فالظاهر نحو قولك ضرب زيد ويضرب زيد واكرم عمرو و يكرم عمرو .


MABNI MAF'UL ISIM DHOHIR


Contohnya :


ضُرِبَ زَيْدٌ


Artinya  : Zaid telah dipukul


وَيُضْرَبُ زَيْد


Artinya : Zaid sedang dipukul


وَأُكْرِمَ عَمْرٌو


Artinya : Amr telah dimuliakan


وَيُكْرَمُ عَمْرٌو


Artinya : ‘Amr sedang dimuliakan


والمضمر نحو قولك (ضربت) وضربنا ، وضربت ، وضربت ، وضربتما ، وضربتم ، وضربتن ، وضرب ، وضربت ، وضربا ، وضربوا ، وضربن .


MABNI MAF'UL ISIM DLOMIR ADA 12 


contohnya :


ضُرِبْتُ

وَضُرِبْنَا

وَضُرِبْتَ

وَضُرِبْتِ

وَضُرِبْتُمَا

وَضُرِبْتُمْ

وَضُرِبْتُنَّ

وَضُرِبَ

وَضُرِبَتْ

وَضُرِبَا

وَضُرِبُوا

وضُرِبْنَ


Maknanya :


• aku telah dipukul

• kami telah dipukul

• kamu (lk) telah dipukul, • kamu (lk) telah dipukul, , • kalian berdua telah dipukul

• kalian (lk) telah dipukul, • kalian (pr) telah dipukul, • dia (lk) telah dipukul

• dia (pr) telah dipukul

• mereka berdua telah dipukul

• mereka (lk) telah dipukul

• mereka (pr) telah dipukul)

_____________________________________________________________

باب المبتدأ والخبر


BAB MUBTADA' DAN KHOBAR


المبتدأ : هو الاسم المرفوع العاري عن العوامل اللفظية .


Mubtada adalah isim yang dirafa’kan yang terbebas dari amil-amil lafadzh


و الخبر : هو الاسم المرفوع المسند إليه, نحو قولك زيد قائمٌ  و الزيدان قائمان و الزيدون قائمون 


Khobar adalah isim yang dirafa’kan yang disandarkan kepada mubtada’. 


Contohnya:


زَيْدٌ قَائِمٌ


Artinya : Zaid berdiri


وَالزَّيْدَانِ قَائِمَانِ


Artinya : Dua orang bernama zaid berdiri


وَالزَّيْدُونَ قَائِمُونَ


 Artinya : Beberapa orang bernama zaed adalah orang yang berdiri


والمبتدأ قسمان : ظاهر و مضمر 


Mubtada itu ada dua jenis :


1. Mubtada isim dhahir

2. Mubtada isim dlamir


فالظاهر ما تقدم ذكره 


Mubtada isim ddahir itu sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya (seperti contoh di atas)


والمضمر اثنا عشر , وهي : أنا , ونحن ، وأنت , وأنتِ , وأنتما , وأنتم , وأنتن , وهو , وهي , وهما , وهم , وهن ,


Sedangkan Mubtada isim dhamir itu ada dua belas :


أَنَا

وَنَحْنُ

وَأَنْتَ

وَأَنْتِ

وَأَنْتُمَا

وَأَنْتُمْ

وَأَنْتُنَّ

وَهوَ

وهِيَ

وَهُمَا

وَهُمْ

وَهُنَّ


Maknanya :


saya

kami

kamu (lk)

kamu (pr)

kalian berdua

kalian (lk)

kalian (pr)

dia (lk)

dia (pr)

mereka berdua

mereka (lk)

mereka (pr)


نحو قولك أنا قائم و نحن قائمون وما أشبه ذلك .


Contohnya :


أَنَا قَائِمٌ وَنَحْنُ قَائِمُوْنَ


Artinya : saya berdiri , kami berdiri 


Dan contoh lain yang serupa 


و الخبر قسمان :مفرد و غير مفرد .


Khabar itu ada dua jenis :

1. Khabar mufrad

2. Khabar ghair mufrad


فالمفرد نحو زيد قائم 


Khabar mufrad itu


Contohnya :


زَيْدٌ قَائِمٌ


Zaid adalah orang yang berdiri


وغير المفرد أربعة أشياء : الجار و المجرور , و الظرف , و الفعل مع فاعله , و المبتدأ مع خبره , نحو قولك : زيد في الدار , وزيد عندك , وزيد قام أبوه , و زيد جاريته ذاهبة 


Sedangkan khabar ghair mufrad itu ada empat :


1. Jar dan majrur

2. dharaf

3. fi’il beserta faa’ilnya

4. Mubtada beserta khabarnya.


Contohnya:


زَيْدٌ فِى الدَّارِ 


Artinya : Zaid ada di dalam rumah itu


وَزَيْدٌ عِنْدَكَ 


Artinya : Zaid ada di sisi mu


وَزَيْدٌ قَامَ اَبُوْهُ 


Artinya : Zaid itu bapaknya telah berdiri 


وَزَيْدٌ جَارِيَتُهُ ذَاهِبَةٌ


Artinya : Zaid itu yang amat gadisnya pergi

_____________________________________________________________

باب العوامل الداخلة على المبتدأ و الخبر


BAB AMIL-AMIL YANG MASUK KEPADA MUBTADA' DAN KHOBAR


وهي ثلاثة أشياء : كان و أخواتها , و إن وأخواتها , وظننت و أخواتها.


Amil-amil yang masuk kepada mubtada dan khabar itu ada tiga macam :


1. Kaana dan semisalnya

2. Innna dan semisalnya

3. Dzhanna (dzhanantu) dan semisalnya 

4. Kaana dan saudara²nya 


فأما كان و أخواتها , فإنها ترفع الاسم , وتنصب الخبر


Kaana dan saudara-saudaranya itu merafa’kan isimnya (mubtada) dan menashabkan khabarnya.


وهي : كان وأمسى , وأضحى , و ظل , و بات , و صار , و ليس , و مازال , و ما انفك , و ما فتئ , و ما برح , و ما دام 


 


kaana dan suadara-saudaranya adalah :


كَان


Memiliki makna : Ada atau terjadi 


أَمْسَى


Memiliki makna :  memasuki waktu sore


أَصْبَحَ 


Memiliki makna : memasuki waktu pagi


 أَضْحَى


Memiliki makna : memasuki waktu dhuha

 

ظَلَّ 


Memiliki makna : pada waktu siang


بَاتَ 


Memiliki makna : pada waktu malam


صَارَ = menjadi

لَيْسَ = tidak

مَا زَالَ = senantiasa

مَا اِنْفَكَّ = senantiasa

مَا فَتِئَ = senantiasa

مَا بَرِحَ = senantiasa

مَا دَامَ = senantiasa


و ما تصرف منها نحو : كان و يكون , و كن , و أصبح , و يصبح , و أصبح , تقول : كان زيد قائماً , و ليس عمر شاخصا و ما أشبه ذلك .


Termasuk juga tashrif (perubahan kata) dari kata-kata di atas, seperti :َ


 كَانَ, وَيَكُونُ, وَكُنْ


Artinya : telah terjadi, sedang terjadi, jadilah !


وَأَصْبَحَ وَيُصْبِحُ وَأَصْبِحْ

 

Arttinya : Telah memasuki waktu pagi, sedang memasuki waktu shubuh, masukilah waktu shubuh!


Contohnya : 


كَانَ زَيْدٌ قَائِمًا


Artinya : Zaid telah berdiri


وَلَيْسَ عَمْرٌو شَاخِصًا


‘Amr bukanlah orang yang menampakkan diri


Dan contoh lain yang serupa dengan contoh-contoh ini


أما إن و أخواتها فإنها تنصب الاسم و ترفع الخبر


Inna dan saudara²nya itu menashabkan mubtada dan merafa’kan khabar


وهي إن،وأن ،ولكن ، وكأن ، وليت ، ولعل ،تقول :إن زيدا قائم ، وليت عمرا شاخص ، وما أشبه ذلك


Inna dan saudara-saudaranya adalah :


إِنَّ (sesungguhnya)

أَنَّ (sesungguhnya)

لَكِنَّ (akan tetapi)

كَأَنَّ (seakan-akan)

لَيْتَ (andai)

لَعَلَّ(agar, supaya)


contohnya :


إِنَّ زَيْدًا قَائِمٌ


Artinya : sesungguhnya Zaid berdiri


وَلَيْتَ عَمْرًا شَاخِصٌ


Artinya : Andai ‘Amr pergi

Dan contoh lain yang serupa.


ومعنى إن وأن للتوكيد ، ولكن للاستدراك ، وكأن للتشبيه ، وليت للتمني ، ولعل للترجي والتوقع.


Makna-makna yang dimiliki adalah :


 إِنَّ و أَنَّ 


Memiliki makna untuk taukid (pengokohan)


لَكِنَّ


Memiliki makna istidraak (mempertentangkan)


كَأَنَّ


Memiliki makna tasybih (penyerupaan)


لَيْتَ


Memiliki makna tamanniy (pengandaian/pengharapan pada hal yang sulit dicapai


لَعَلَّ


Memiliki makna tarajiy (Pengharapan pada hal yang mudah atau mungkin bisa tercapai) 

dan tawaqqu’ (ketakutan dari nasib buruk).


وأما ظننت وأخواتها فإنها تنصب المبتدأ والخبر على أنهما مفعولان لها


Dhanantu (dhanna) dan saudara-saudaranya itu menashabkan mubtada dan khabar karena keduanya itu (mubtada dan khabar) adalah maf’ul bagi dhanna dan saudara-saudaranya


وهي : ظننت , وحسبت , وخلت , وزعمت , ورأيت , وعلمت , ووجدت , واتخذت , وجعلت , وسمعت ؛ تقول : ظننت زيداً قائما , ورأيت عمراً شاخصا , وما أشبه ذلك .


 

Dhanantu dan saudara-saudaranya itu :


ظَنَنْتُ 


Artinya : saya telah menyangka


وَحَسِبْتُ


Artinya : saya telah mengira


وَخِلْتُ


Artinya : saya telah membayangkan


وَزَعَمْتُ


Artinya : saya telah menduga


وَرَأَيْتُ


Artinya : saya telah melihat


وَعَلِمْتُ


Artinya : saya telah mengetahui

 

وَوَجَدْتُ


Artinya : saya telah menemukan


وَاتَّخَذْتُ


Artinya : saya telah mendapatkan


وَجَعَلْتُ


Artinya : saya telah menjadikan


وَسَمِعْتُ 


Artinya : saya telah mendengar


Contohnya :


ظَنَنْتُ زَيْدًا مُنْطَلِقًا


Artinya : Aku telah menyangka Zaid pergi


وَخلت عَمْرًا شاخصًا 

 

Artinya : Aku menduga ‘Amr adalah orang yang nampak


dan contoh lain yang menyerupainya.

_____________________________________________________________

باب النعت


BAB NAAT (sifat)


النعت : تابع للمنعوت في رفعه و نصبه و خفضه , وتعريفه وتنكيره ؛ قام زيد العاقل , ورأيت زيدا العاقل , ومررت بزيد العاقل .


Na’at (sifat) itu mengikuti yang disifati pada keadaan rafa’, nashab, khafad, ma’rifat, dan nakirahnya. 


Contohnya : 


قَامَ زَيْدٌ اَلْعَاقِلُ


Artinya : zaid yang berakal telah berdiri


 وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْعَاقِلَ


Artinya : aku melihat zaid yang berakal


وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ اَلْعَاقِلِ. 


Artinya : aku berjalan bersama zaid yang berakal


والمعرفة خمسة أشياء : الاسم المضمر نحو : أنا و أنت, و الاسم العلم نحو : زيد و مكة , و الاسم المبهم نحو : هذا وهذه وهؤلاء والاسم الذي فيه الألف واللام نحو : الرجل والغلام , وما أضيف إلى واحد من هذه الأربعة .


Ma’rifat (kata khusus) itu ada lima :


1. Isim Dlamir (kata ganti)


contohnya :


أَنَا (saya) 

أَنْتَ (kamu)


2. Isim Alam (nama) contohnya :


زَيْدٍ


zaed 


مكة


(mekkah)


3. Isim Mubham


contohnya :

 

هَذَا

(ini, mudzakkar)


هَذِهِ


(ini, muanats) 


هَؤُلَاءِ


(ini, banyak) 


4. Isim yang terdapat alif lam (al), 


contohnya :


اَلرَّجُلُ


(laki-laki)  


dan


الْغُلَامُ


(anak muda/pembantu) 


5. isim yang di idlafahkan kepada salah satu dari keempat isim ma’rifat ini 


1. isim Dhamir,

2. isim alam

3. Isim mubham,

4. dan isim yang terdapat alif lam


والنكرة : كل اسم شائع في جنسه لا يختص به واحد دون آخر ,وتقريبه : كل ما صلح دخول الألف و اللام عليه , نحو الرجل و الفرس .


Nakirah (kata umum) adalah setiap isim yang tersebar (beraneka ragam) pada jenisnya ,tidak tertentu pada sesuatupun.


Ringkasnya, nakirah adalah setiap isim yang dapat menerima alif lam


contohnya :


اَلرَّجُلُ


(laki-laki)

 

الْغُلَامُ


dan (anak muda)

_____________________________________________________________

باب العطف


BAB ATHOF (kata sambung)


و حروف العطف عشرة , وهي : الواو , والفاء , وثم , وأو , وأم , وإما ، وبل , ولا ,ولكن , وحتى في بعض المواضع .


Huruf ‘athaf ada sepuluh yaitu :


وَ (dan)

فَ (maka)

ثُمَّ (kemudian)

أَوْ (atau)

أَمْ (ataukah)

إِمَّا (adakalanya)

بَلْ (bahkan)

لَا (tidak)

لَكِنْ(akan tetapi)


حَتَّى فِي بَعْضِ اَلْمَوَاضِعِ


Hatta (Sehingga) pada sebagian tempat


فإن عطفت على مرفوع رفعت , أو على منصوب نصبت , أو على مخفوض خفضت , أو على مجزوم جزمت , تقول : قام زيد وعمرو , ورأيت زيدا و عمرا , ومررت بزيد وعمرو , وزيد لم يقم ولم يقعد.


Jika kamu athafkan (menyambungkan) kepada lafadz yang dibaca rafa’ maka kamu harus membaca rafa’ lafadz yang anda athofkan , atau kepada lafadz yang dibaca nashob maka anda  harus membaca nashob lafadz yang anda athofkan , atau kepada lafadz yang dibaca jer maka anda  harus membaca jer lafadz yang anda athofkan , atau kepada lafadz yang dibaca jazm maka anda  harus membaca  jazm lafadz yang anda athofkan


Contohnya :


قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو


Artinya : Zaid dan ‘Amr telah berdiri


وَرَأَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا


Artinya : Aku melihat Zaid dan ‘Amr


وَمَرَرْتُ بِزَيْدٍ وَعَمْرٍو


Artinya : Aku berjalan bersama Zaid dan ‘Amr


وَزَيْدٌ لَمْ يَقُمْ وَلَمْ يَقْعُدْ


Artinya : Zaid sedang tidak berdiri, tidak pula duduk

_____________________________________________________________

باب التوكيد


BAB TAUKID (Penegasan atau Penguatan)


التوكيد : تابع للمؤكد في رفعه ونصبه وخفضه وتعريفه وتنكيره


Taukid itu mengikuti yang diperkuat 


Dalam keadaan rafa’nya, nashab-nya, khafadh-nya, dan ma’rifah-Nakirahnya.


ويكون بألفاظ معلومة, وهي : النفس , والعين , وكل , وأجمع


Taukid itu telah tertentu lafadzh-lafazhnya, yaitu :


اَلنَّفْسُ, وَالْعَيْنُ, وَكُلُّ, وَأَجْمَعُ


(diri, diri, setiap, seluruh)


وتوابع أجمع , وهي : أكتع , وأبتع , وأبصع , تقول : قام زيد نفسه , ورأيت القوم كلهم , ومررت بالقوم أجمعين 


Dan yang mengikuti ajma’u yaitu ada 3 yaitu  :


أَكْتَعُ, وَأَبْتَعُ, وَأَبْصَعُ


Semuanya bermakna seluruh


Contohnya :


قَامَ زَيْدٌ نَفْسُهُ


Artinya : Zaed , ia sendiri telah berdiri


وَرَأَيْتُ اَلْقَوْمَ كُلَّهُمْ


Artinya : Saya melihat kaum itu seluruhnya


وَمَرَرْتُ بِالْقَوْمِ أَجْمَعِينَ


Artinya : aku lewat bertemu kaum itu seluruhnya

_____________________________________________________________

باب البدل


BAB BADAL (pengganti)


إذا أبدل اسم أو فعل من فعل تبعه في جميع إعرابه 


Apabila di-badal-kan (diganti) isim dengan isim atau fi’il dengan fi’il maka badal (kata ganti) nya mengikuti kata yang diganti pada seluruh i’rabnya


وهو على أربعة أقسام : بدل الشيء من الشيء , وبدل البعض من الكل , وبدل الاشتمال , وبدل الغلط


Badal itu ada empat :


١. بَدَلُ اَلشَّيْءِ مِنْ اَلشَّيْء

٢. بَدَلُ اَلْبَعْضِ مِنْ اَلْكُلِّ

٣. بَدَلُ اَلِاشْتِمَالِ

٤. وَبَدَلُ اَلْغَلَطِ


1. Badal Syai' min Syai'

2. Badal Ba'dh min Kull

3. Badal Isytimal

4. Badal Ghalath


نحو قولك : قام زيد أخوك ,وأكلت الرغيف ثلثه , ونفعني زيد علمه , ورأيت زيداً الفرس  أردت أن تقول الفرس فغلطت فأبدلت زيداً منه .


 


Contohnya:


قَامَ زَيْدٌ أَخُوكَ


Artinya : Zaed telah berdiri , saudaramu itu


وَأَكَلْتُ اَلرَّغِيفَ ثُلُثَهُ


Artinya : aku telah makan roti yakni sepertiganya


وَنَفَعَنِي زَيْدٌ عِلْمُهُ


Artinya : Zaed telah bermanfaat bagiku , ilmunya


وَرَأَيْتُ زَيْدًا اَلْفَرَسَ


Artinya : Aku melihat Zaid, (maaf) maksudnya kuda


Sebetulnya yang ingin kau ucapkan adalah “Aku melihat kuda”, akan tetapi kamu salah ucap dan kamu ganti dengan “Aku melihat Zaid”

_____________________________________________________________

باب منصوبات الأسماء


BAB ISIM-ISIM YANG DINASHOBKAN 

المنصوبات خمسة عشر : وهي المفعول به والمصدر وظرف المكان والزمان والحال والتمييز والمستثنى واسم لا والمنادى والمفعول من أجله والمفعول معه وخبر كان وأخواتها واسم إن وأخواتها .


والتابع للمنصوب وهو أربعة أشياء : النعت والعطف والتوكيد والبدل .


Isim-isim yang dinashabkan itu ada lima belas :


1. Maf’ul bih

2. Mashdar

3. Dharaf zaman

4. Dharaf makan

5. Hal

6. Tamyiz

7. Mustatsna

8. Isim Laa

9. Munada

10. Maf’ul min ajlih

11. Maf’ul ma’ah

12. Khabar kaana

13. Isim inna

14. khabar dari isim yang semisal  kaana dan isim dari isim yang semisal  inna

15. Pengikut dari yang di-nashab-kan, yaitu ada empat :


a. na’at

b. ‘athaf

c. taukid

d. dan badal

_____________________________________________________________

باب المفعول به


BAB MAF'UL BIH (objek)


وهو : الاسم المنصوب الذي يقع عليه الفعل نحو قولك : ضربت زيداً وركبت الفرس .


Maf’ul bih ialah isim yang dibaca nashob yang menjadi sasaran (obyek) perbuatan


Contohnya :


ضَرَبْتُ زَيْدًا


Artinya : Aku telah memukul Zaid


وَرَكِبْتُ اَلْفَرَسَ 


 Artinya : Aku telah menunggangi kuda


وهو قسمان : ظاهر ومضمر .


Maf’ul bih itu ada dua jenis:


Maf’ul bih dhahir dan

maf’ul bih dlamir.


فالظاهر ما تقدم ذكره ، والمضمر قسمان : متصل ومنفصل .


Maf’ul bih dzahir telah dijelaskan sebelumnya (pada contoh di atas), 


Sedangkan maf’ul bih dlamir itu terbagi menjadi dua :


Muttashil (bersambung)

Munfashil (terpisah)


فالمتصل اثنا عشر وهي : ضربني وضربنا وضربك وضربكما وضربكم وضربكن وضربه وضربها وضربهما وضربهم وضربهن .


Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas, yaitu :


ضَرَبَنِي 


Artinya : Dia (lk) telah memukul aku


وَضَرَبَنَا 


Artinya : Dia (lk) telah memukul kami


وَضَرَبَكَ


Artinya : Dia (lk) telah memukul kamu (lk)


وَضَرَبَكِ


Artinya : Dia (lk) telah memukul kamu (pr)


وَضَرَبَكُمَا


Artinya : Dia (lk) telah memukul kalian berdua


وَضَرَبَكُمْ 


Artinya : Dia (lk) telah memukul kalian (lk)


وَضَرَبَكُنَّ 


Artinya : Dia (lk) telah memukul kalian (pr)


وَضَرَبَهُ


Artinya : Dia (lk) telah memukulnya (lk)


وَضَرَبَهَا 


Artinya : Dia (lk) telah memukulnya (pr)


 وَضَرَبَهُمَا 


Artinya : Dia (lk) telah memukul mereka berdua


وَضَرَبَهُمْ 


Artinya : Dia (lk) telah memukul mereka (lk)


وَضَرَبَهُنَّ


Artinya : Dia (lk) telah memukul mereka (pr)


والمنفصل اثنا عشر وهي : إياي وإيانا وإياك وإياكما وإياكم وإياكن وإياه وإياها وإياهما وإياهم وإياهن


Maf’ul bih dhamir munfashil ada dua belas, yaitu:


إِيَّايَ

وَإِيَّانَا

وَإِيَّاكَ

وَإِيَّاكِ

وَإِيَّاكُمَا

وَإِيَّاكُمْ

وَإِيَّاكُنَ

وَإِيَّاهُ

وَإِيَّاهَا

وَإِيَّاهُمَا

وَإِيَّاهُمْ

وَإِيَّاهُنَّ.

_____________________________________________________________

باب المصدر


BAB MASHDAR


المصدر هو : الاسم المنصوب الذي يجئ ثالثا في تصريف الفعل نحو : ضرب يضرب ضربا.


Mashdar adalah isim yang di-nashab-kan yang menempati tempat ketiga dalam tashrif fi’il. 


Contohnya : 


ضَرَبَ يَضْرِبُ ضَرْبًا


Artinya : telah memukul – sedang memukul – pukulan

_____________________________________________________________

باب المفعول المطلق


BAB MAF'UL MUTHLAQ


وهو قسمان : لفظي ومعنوي


Maf'ul Muthlaq/Mashdar terbagi dua :


1. Lafdzhy

2. Ma’nawy


 فإن وافق لفظه لفظ فعله فهو لفظي نحو : قتلته قتلا


MASHDAR LAFDZI


Jika lafazdh mashdarnya sama dengan lafadzh fi’ilnya maka itu termasuk mashdar lafdzhy 


contohnya : 


قَتَلْتُهُ قَتْلًا 


Artinya : aku benar-benar membunuhnya


 وإن وافق معنى فعله دون لفظه فهو معنوي نحو : جلست قعوداً , وقمت وقوفاً , وما أشبه ذلك .


MASHDAR MAKNAWI


Jika yang sama maknanya saja  tetapi lafadznya tidak sama, maka itu adalah mashdar ma’nawy. 


Contohnya :


 جَلَسْتُ قُعُودًا


Artinya : aku benar-benar duduk


وقمت وُقُوفًا


Artinya : aku benar-benar berdiri

_____________________________________________________________

باب ظرف الزمان و ظرف المكان


BAB DHOROF ZAMA (keterangan waktu) dan DHOROF MAKAN (keterangan tempat)


ظرف الزمان هو : اسم الزمان المنصوب بتقدير (في) نحو اليوم والليلة وغدوة وبكرة وسحرا وغدا وعتمة وصباحا ومساء وأبدا وأمدا وحينما .وما أشبه ذلك .


Dharaf zaman itu adalah isim zaman yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada, di). 


Contoh dharaf zaman :


اَلْيَوْمِ pada hari ini

اللَّيْلَةِ pada malam ini

غَدْوَةً pagi hari

بُكْرَةً waktu pagi

سَحَرًا waktu mendekati subuh

غَدًا besok

عَتَمَةً Waktu isya'

صَبَاحًا waktu pagi

مَسَاءً waktu sore

أَبَدًا أَمَدًا selamanya

حِينًا ketika


Dan lafadz-lafadz yang menyerupainya


وظرف المكان هو : اسم المكان المنصوب بتقدير (في) نحو : أمام وخلف وقدّام ووراء وفوق وتحت وعند وإزاء وحذاء وتلقاء وثم وهنا . وما أشبه ذلك .


Dharaf makan adalah isim makan yang dinashabkan dengan taqdir maknanya fi (pada, di).


Contohnya:


أَمَامَ didepan

خَلْفَ dibelakang

قُدَّامَ didepan

وَرَاءَ dibelakang

فَوْقَ diatas

تَحْتَ dibawah

عِنْدَ disisi

مَعَ bersama

إِزَاءَ dihadapan

حِذَاءَ didekat

تِلْقَاءَ dihadapan

ثَمَّ disana

هُنَا disini


Penulis : https://m.facebook.com/27700112


WhatsApp ://wa.me/6285331111119

_____________________________________________________________

باب الحال


BAB HAL (Keterangan Kondisi)


الحال هو : الاسم المنصوب المفسر لما أنبهم من الهيئات


Haal termasuk isim yang dinashabkan yang menjelaskan tata cara atau keadaan  yang sebelumnya samar.


 نحو : جاء زيد راكباً و  ركبت الفرس مسرجاً و لقيت عبد الله راكبا وما أشبه ذلك.


Contohnya :


جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا


Artinya : Zaid telah datang dengan berkendaraan


وَرَكِبْتُ اَلْفَرَسَ مُسْرَجًا


Artinya : aku menunggangi kuda yang berpelana


وَلَقِيتُ عَبْدَ اَللَّهِ رَاكِبًا


Artinya : Aku menjumpai ‘Abdullah sedang berkendaraan


ولا يكون إلا نكرة ولا يكون إلا بعد تمام الكلام ولا يكون صاحبها إلا معرفة .


Haal itu harus nakirah dan haal itu hanya terjadi setelah kalimat nya sempurna dan shahibul haal itu pasti ma’rifat

_____________________________________________________________

باب التمييز


BAB TAMYIZ (Keterangan dzat/benda)


 

التمييز هو : الاسم المنصوب المفسر لما أنبهم من الذوات


Tamyiz termasuk isim yang dinashabkan yang menjelaskan dzat (benda) yang sebelumnya samar


 نحو قولك : تصبب زيد عرقا  و تفقأ بكر شحما وطاب محمد نفسا و اشتريت عشرين كتابا وملكت تسعين نعجة وزيد أكرم منك أبا  و أجمل منك وجها.


Contohnya :


تَصَبَّبَ زَيْدٌ عَرَقًا


Artinya : keringat zaid bercucuran


وَتَفَقَّأَ بَكْرٌ شَحْمًا


Artinya : bakar penuh lemaknya


وَطَابَ مُحَمَّدٌ نَفْسًا


Artinya : Muhammad baik hatinya


وَاِشْتَرَيْتُ عِشْرِينَ غُلَامًا


Artinya : aku telah membeli 20 budak laki-laki


 وَمَلَكْتُ تِسْعِينَ نَعْجَةً


Artinya : aku memiliki 90 ekor kambing


وَزَيْدٌ أَكْرَمُ مِنْكَ أَبًا وَأَجْمَلُ مِنْكَ وَجْهًا


Artinya : Zaed lebih mulya daripada kamu ayahnya dan lebih tampan daripada kamu wajahnya


ولا يكون إلا نكرة ولا يكون إلا بعد تمام الكلام .


Tamyiz itu harus nakirah dan tamyiz hanya terjadi setelah kalimat nya sempurna

_____________________________________________________________

باب الاستثناء


BAB ISTITSNA' (pengecualian)


وحرف الاستثناء ثمانية وهي : إلا وغير وسِوى وسُوى وسواء وخلا وعدا وحاشا .


Huruf istitsna itu ada delapan, yiatu :


إِلَّا, غَيْرُ, سِوَى, سُوَى, سَوَاءٌ, خَلَا, عَدَا, حَاشَا  


semuanya bermakna kecuali/selain


فالمستثنى بإلا ينصب إذا كان الكلام تاما موجبا نحو : قال القوم إلا زيدا و خرج الناس إلا عمرا


Maka mustatsna (kalimat yang di istitsnakan) dengan huruf illaa dinashabkan jika kalamnya taam mujab


Contohnya  :


قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا زَيْدًا


Artinya : Semua orang selain Zaid telah berdiri


وَخَرَجَ اَلنَّاسُ إِلَّا عَمْرًا


Artinya : Semua orang selain ‘Amr telah keluar


وإن كان الكلام منفيا تاما جاز فيه البدل و النصب على الاستثناء نحو ما قام القوم إلا زيدٌ وإلا زيدا


Jika kalamnya manfiy taam, maka boleh menjadikannya badal atau menashabkannya


karena istitsna


contohnya :


مَا قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا زَيْدٌ

وَ مَا قَامَ اَلْقَوْمُ إِلَّا زَيْدًا


keduanya bermakna sama, semua orang selain Zaid tidak berdiri


 وإن كان الكلام ناقصا كان على حسب العوامل نحو : ما قام إلا زيدٌ  و ما ضربت إلا زيداً و ما مررت إلا بزيد .


Jika kalamnya naaqish (kurang), maka i’rabnya sesuai dengan amil-amilnya,. 


Contohnya:


مَا قَامَ إِلَّا زَيْدٌ


• Tidak berdiri kecuali Zaid


وَمَا ضَرَبْتُ إِلَّا زَيْدًا


• Tidaklah aku pukul kecuali Zaid


وَمَا مَرَرْتُ إِلَّا بِزَيْدٍ


• tidak lah aku berjalan kecuali bersama zaid


والمستثنى بسِوى وسُوى وسواء وغير مجرور لاغير .


Mustatsna dengan kata siwaa, suwaa, sawaa-u dan ghairu maka dijarkan (selamanya) tanpa kecuali.


والمستثنى بخلا وعدا وحاشا يجوز نصبه وجره نحو : قام القوم خلا زيداً , وزيد  و عدا عمرا و عمرو و حاشا بكراً و بكرٍ .


Mustatsna dengan kata khalaa, ‘adaa, dan haasyaa maka boleh kita menashabkannya atau menjarkannya.


Contohnya :


قَامَ اَلْقَوْمُ خَلَا زَيْدًا

وَ قَامَ اَلْقَوْمُ خَلَا زَيْدٍ


قَامَ اَلْقَوْمُ عَدَا عَمْرًا

وَ قَامَ اَلْقَوْمُ عَدَاعَمْرٍو


قَامَ اَلْقَوْمُ حَاشَا زيدا 

و قَامَ اَلْقَوْمُ حَاشَا َبَكْرٍ


Artinya : Semua orang berdiri kecuali Zaid, ‘Amr, dan Bakr

_____________________________________________________________

بَابُ لَا


BAB LAA (penafian)


اِعْلَمْ أَنَّ لَا تَنْصِبُ اَلنَّكِرَاتِ بِغَيْرِ تَنْوِينٍ إِذَا بَاشَرَتْ اَلنَّكِرَةَ وَلَمْ تَتَكَرَّرْ “لَا” نَحْوَ “لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ”


فَإِنْ لَمْ تُبَاشِرْهَا وَجَبَ اَلرَّفْعُ وَوَجَبَ تَكْرَارُ “لَا” نَحْوَ لَا فِي اَلدَّارِ رَجُلٌ وَلَا اِمْرَأَةٌ”


فَإِنْ تَكَرَّرَتْ لَا جَازَ إِعْمَالُهَا وَإِلْغَاؤُهَا, فَإِنْ شِئْتَ قُلْتُ “لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةَ  فَإِنْ شِئْتَ قُلْتُ “لَا رَجُلٌ فِي اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةٌ”.


Ketahuilah!!! Bahwa apabila laa (laa Nafiah, Laa penafian) bertemu langsung dengan isim nakirah maka laamenashabkan isim nakirah dengan tanpa tanwin dan laa tidak berulang-ulang.


Contohnya:


لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ


Artinya : tidak ada seorang pria di dalam rumah


Jika laa tidak bertemu langsung dengan nakirah maka laa wajib diulang-ulang.


Contohnya :


لَا فِي اَلدَّارِ رَجُلٌ وَلَا اِمْرَأَةٌ


Artinya : Tidak ada seorang pria di dalam rumah, tidak pula wanita


Jika laa berulang-ulang (juga bertemu langsung dengan nakirah), maka boleh mengamalkannya (menjadikan laa sebagai amil yang menashabkan) atau menyia-nyiakannya. Maka jika kamu suka, kamu katakan :


لَا رَجُلَ فِي اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةَ


Artinya : Tidak ada seorang pria di dalam rumah, tidak pula wanita


Dan jika kamu suka, kamu katakan :


لَا رَجُلٌ فِي اَلدَّارِ وَلَا اِمْرَأَةٌ


Artinya : Tidak ada seorang pria di dalam rumah, tidak pula wanita 

_____________________________________________________________

بَابُ اَلْمُنَادَى


BAB MUNADA (Kata yang dipanggil)


اَلْمُنَادَى خَمْسَةُ أَنْوَاعٍ : المفرد اَلْعَلَمُ, وَالنَّكِرَةُ اَلْمَقْصُودَةُ, وَالنَّكِرَةُ غَيْرُ اَلْمَقْصُودَةِ, وَالْمُضَافُ, وَالشَّبِيهُ بِالْمُضَافِ


فَأَمَّا اَلْمُفْرَدُ اَلْعَلَمُ وَالنَّكِرَةُ اَلْمَقْصُودَةُ فَيُبْنَيَانِ عَلَى اَلضَّمِّ مِنْ غَيْرِ تَنْوِينٍ, نَحْوَ يَا زَيْدُ وَيَا رَجُلُ


وَالثَّلَاثَةُ اَلْبَاقِيَةُ مَنْصُوبَةٌ لَا غَيْرُ.


Munada itu ada lima yaitu :


١.المفرد اَلْعَلَمُ 

٢. النَّكِرَةُ اَلْمَقْصُودَةُ

٣. النَّكِرَةُ غَيْرُ اَلْمَقْصُودَةِ

٤. الْمُضَافُ

٥. الشَّبِيهُ بِالْمُضَافِ


1. nama-nama

2. nakirah yang termaksud

3.nakirah yang tidak termaksud

4. Mudhaf

5. yang menyerupai mudhaf


Adapun mufrad ‘alam dan nakirah maqsudah maka ia dimabnikan atas dhammah dengan tanpa tanwin 


contohnya :


يَا زَيْدُ وَيَا رَجُل


Artinya : wahai Zaid Wahai seorang pria


Dan tiga munada sisanya itu tidak lain dinashabkan.


_____________________________________________________________


بَابُ اَلْمَفْعُولِ مِنْ أَجْلِهِ


BAB MAF'UL MIN AJLIH (Alasan)


وَهُوَ اَلِاسْمُ اَلْمَنْصُوبُ, اَلَّذِي يُذْكَرُ بَيَانًا لِسَبَبِ وُقُوعِ اَلْفِعْلِ, نَحْوَ قَوْلِكَ “قَامَ زَيْدٌ إِجْلَالًا لِعَمْرٍو” وَ”قَصَدْتُكَ اِبْتِغَاءَ مَعْرُوفِكَ”.


Maf’ul min ajlih termasuk  isim  yang dinashabkan yang disebut untuk menjelaskan sebab-sebab terjadinya suatu perbuatan. 


Contohnya :


قَامَ زَيْدٌ إِجْلَالًا لِعَمْرٍو وَقَصَدْتُكَ اِبْتِغَاءَ مَعْرُوفِكَ.


Artinya : Zaid telah berdiri untuk memuliakan ‘Amr, Aku mendekatimu karena mengharapkan kebaikanmu

_____________________________________________________________

بَابُ اَلْمَفْعُولِ مَعَهُ


BAB MAF'UL MA'AH (bersama obyek)


وَهُوَ اَلِاسْمُ اَلْمَنْصُوبُ, اَلَّذِي يُذْكَرُ لِبَيَانِ مَنْ فُعِلَ مَعَهُ اَلْفِعْلُ, نَحْوَ قَوْلِكَ “جَاءَ اَلْأَمِيرُ وَالْجَيْشَ” وَ”اِسْتَوَى اَلْمَاءُ وَالْخَشَبَةَ”.


وأما خَبَرُ “كَانَ” وَأَخَوَاتِهَا, وَاسْمُ “إِنَّ” وَأَخَوَاتِهَا, فَقَدْ تَقَدَّمَ ذِكْرُهُمَا فِي اَلْمَرْفُوعَاتِ, وَكَذَلِكَ اَلتَّوَابِعُ; فَقَدْ تَقَدَّمَتْ هُنَاكَ.


Maf’ul ma’ah termasuk isim yang dinashabkan yang disebut untuk menjelaskan penyertaan seseorang atau sesuatu dalam suatu perbuatan. 


Contohnya :


جَاءَ اَلْأَمِيرُ وَالْجَيْشَ


Artinya : Seorang pemimpin telah datang bersama tentaranya


وَاِسْتَوَى اَلْمَاءُ وَالْخَشَبَةَ


Artinya : Air mengalir bersama kayu)


Adapun pembahasan tentang “khabar kaana” dan “saudara-saudara kaana” dan “isim inna” dan “saudara-saudara inna”  


Maka sungguh telah diberikan penjelasannya pada bab isim-isim yang di-rafa’a-kan begitu juga dengan pembahasan kata pengikut yang di-nashab-kan Seperti

 

na’at

‘athaf

taukid

badal

telah dijelaskan disana.


_____________________________________________________________


بَابُ مَخْفُوضَاتِ الْأَسْمَاءِ


BAB-BAB ISIM YANG DI KHOFADLKAN(dijarkan)


 

اَلْمَخْفُوضَاتُ ثَلَاثَةُ أَنْوَاعٍ مَخْفُوضٌ بِالْحَرْفِ, وَمَخْفُوضٌ بِالْإِضَافَةِ, وَتَابِعٌ لِلْمَخْفُوضِ


فَأَمَّا اَلْمَخْفُوضُ بِالْحَرْفِ فَهُوَ مَا يَخْتَصُّ بِمِنْ, وَإِلَى, وَعَنْ, وَعَلَى, وَفِي, وَرُبَّ, وَالْبَاءِ, وَالْكَافِ, وَاللَّامِ, وَبِحُرُوفِ اَلْقَسَمِ, وَهِيَ اَلْوَاوُ, وَالْبَاءُ, وَالتَّاءُ, وَبِوَاوِ رُبَّ, وَبِمُذْ, وَمُنْذُ.


وَأَمَّا مَا يُخْفَضُ بِالْإِضَافَةِ, فَنَحْوُ قَوْلِكَ غُلَامُ زَيْدٍ وَهُوَ عَلَى قِسْمَيْنِ مَا يُقَدَّرُ بِاللَّامِ, وَمَا يُقَدَّرُ بِمِنْ; فَاَلَّذِي يُقَدَّرُ بِاللَّامِ نَحْوُ غُلَامُ زَيْدٍ وَاَلَّذِي يُقَدَّرُ بِمِنْ, نَحْوُ ثَوْبُ خَزٍّ وَبَابُ سَاجٍ وَخَاتَمُ حَدِيدٍ .


والله اعلم با الصواب


Isim-isim yang dikhafadhkan itu ada tiga bagian :


1. Dikhafadhkan dengan huruf khafadh

2. Dikhafadhkan dengan idhafah

3. Dikhafadhkan karena mengikuti yang sebelumnya


Adapun yang dijarkan dengan huruf khafadh yaitu apa-apa yang dijarkan dengan huruf :


مِنْ(dari)

إِلَى(ke)

عَنْ (dari)

عَلَى(di atas)

فِي (di)

رُبَّ (jarang)

بِ (dengan)

كَ (seperti)

لِ (untuk)


dan dengan huruf sumpah yaitu:


اَلْوَاوُ, الْبَاءُ, التَّاءُِ


(ketiganya bermakna sumpah: demi)


dan dengan:


مُذْ sejak

وَمُنْذُ sejak


Adapun yang dijarkan dengan idhafah maka contohnya : 


غُلَامُ زَيْدٍ


(pembantu Zaid)


Dan yang dijarkan dengan idhafah itu ada dua


• pertama yang di-taqdir-kan dengan lam 

• dan kedua yang di-taqdir-kan dengan min.


Maka yang di-taqdir-kan dengan lam (bagi, kepunyaan) 


Contohnya :

غُلَامُ زَيْدٍ


Artinya : pembantu (milik) Zaid


Dan yang di-taqdir-kan dengan min (dari) 


contohnya :

ثَوْبُ خَزٍّ


Artinya : Baju (dari) sutera


بَابُ سَاجٍ


Artinya : pintu (dari) kayu jati

خَاتَمُ حَدِيدٍ


Artinya : Cincin (dari) besi

Sunday, May 5, 2024

Sirah Ringkas Abu Bakar Siddiq


Beliau adalah orang yang pertama masuk Islam (beriman dengan Rasulullah) dari kalangan lelaki.

Setelah Rasulullah wafat, sebagian orang Arab kembali murtad, maka Abu Bakar memerangi mereka sehingga banyak yang kembali masuk Islam.

Kemudian Abu bakar mengirim para tentara untuk membebaskan Farisi dan Syam.

Abu Bakar meninggal di Madinah pada tahun 13 Hijrah saat umur beliau 63 tahun.

Masa kekhalifahan beliau adalah 2 tahun 3 bulan dan 9 hari.

('Aqidatul Islamiyah, h. 15)