Tulisan ini saya tulis karena pernah membaca dan mendengar ada beberapa tempat sulok yang selesai sulok disana atau hanya mengambil tarekat terus melakukan zikir sir yang dianjurkan seseorang akan sakti atau akan sembuh atau lainnya kadar hajat manusia.
Perbedaan SULOK Tasawuf dan SULOK Kebatinan, Sulok Tasawuf untuk mendekatkan diri kepada Allah (Taqarub ilallah), Sulok Kebatinan untuk mendapatkan kesaktian dengan dalih taqarub.
Maka dalam sulok tasawuf sang Mursyid tidak akan menyebutkan sesuatu yang lain dari hanya tujuan taqarub ilallah.
Zikir-zikir sir atau jihar yang dilaksanakan dalam sulok hanya bertujuan menumdukkan sifat-sifat buruk yang ada dalam tubuh manusia, sehingga manusia tersebut akan lebih dhahir sifat-sifat hasanah dan ini tentunya ia makin ikhlas kepada Allah.
Orang yang sudah taqarub ilallah boleh saja sakti boleh saja tidak, karena tidak ada maksud untuk sakti, sehingga saat sulok-sulok dilakukan tidak ada embel-embel atau ucapan yang keluar bahwa dengan sulok seseorang akan sakti, tapi berharap dengan ma'rifah yang diilhamkan kepadanya ia semakin ikhlas atas kadha Allah dan senantiasa husnuldhan kepada Allah, ia makin sadar kalau dirinya merupakan hamba yang hina dan Allah lah tuhan yang megah.
Karena kalau hanya sakti, maka Iblis itu lebih sakti tapi ia tidak tasawuf, bahkan ia ingkar kepada Allah, sombong dan angkuh.
Jadi sunguh tidak baik kalau ada tempat sulok yang memgembel-embel kepada orang lain dengan kata "yok sulok disana, kita akan begini dan begitu" agar jamaah jadi rame.
Sulok itu si salek yang akan mencari mursyid untuk menjadi guru rohaninya bukan ada sekelompok tim yang terjun kelapangan untuk merayu dan mengajak orang-orang untuk ikut sulok tempatnya dengan janji-janji manis (laksana kampanye politik) dan akhirnya ia katakan "datang saja nanti kamu akan rasakan sendiri kelebihan itu (amrun kharij).
Maka, siapa pun yang membaca tulisan ini semoga menjadi pertimbangan, saat ada ajakan-ajakan sulok pada tempat tertentu dengan bisiskan-bisikan tertentu.
Kalau ingin sakti (secara adat) maka belajarlah beladiri tanpa mesti kita beri umbul-umbul tasawuf untuk kesaktian (selama praktek belajar itu tidak bertentangan dengan syariat). Sama seperti seseorang ingin kenyang, maka makanlah.
Nama boleh saja sama, yaitu SULOK, tapi maksud berbeda.
0 komentar:
Post a Comment