Sunday, July 12, 2020

Medsos, Perjalanan Terjauh Ku

Tulisan ini menceritakan sedikit tentang jalan kehidupan yang sedang aku jalani, jalan yang begitu berliku menurut sebagian orang dan begitu nyaman bagi yang dapat menikmati.

Sekitar September 2017, awal aku mengenal rumah sakit dan terus dirawat inap selama seminggu disana, ketika itu aku memilih rumah sakit Aron Pemko Lhokseumawe.

Kita bercerita tidak sejak 2017, karena ketika itu walau sudah mulai sakit-sakit tapi masih bisa kemana-mana, masih bisa bawa motor sendiri, nongkrong diwarung kopi (walau jarang) dan intinya masih kemana-manalah.

Namun kita mulai bercerita sekitar seminggu sebelum ramadhan 1440 H, yaitu 5 Mei 2019.

Karena sejak 2017 sudah merasakan sakit dan putus total dari olah raga, biasanya dulu setiap sore dan pagi kala libur kerja main badminton, maka sekitar beberapa bulan sebelum ramadhan mecoba berolah raga dayung sepeda. Hari ke hari itu biasa saja, sehingga tibalah pada saat sekitar seminggu lagi sebelum ramadhan 1440 H (2019).

Ketika itu pagi hari sekitar jam 07.00 WIB, dengan memakai kostum olah raga dan ku dayunglah sepeda, namin yang terjadi diluar harapanku, sekitar baru perjalanan 700 meter dari pesantren (kebetulan saya sampai sekarang masih tinggal dipesantren) tiba-tiba datanglah pusing yang sangat dasyat, sehingga saya terjatuh dari sepeda, dan anehnya pusing itu tak mau reda-reda sehingga dengan bersusah payah pulang kepesantren.

Maka sejak itulah saya mulai tidak bisa lagi nyetir motor sendirian, walau pernah coba sekali-kali mencoba, namun tetap saja masih gagal.

Media Sosial, Khabar Tentang Kehidupan

Sejak itulah, walau silaturrahmi tidak putus total, tapi realitanya saya tidak bisa kemana-mana sendirian, kalau mau pergi tetap harus ada yang boncengi kalau sanggup, kadang pun tak sanggup ya dirumah saja.

Maka sejak itulah saya coba menghibur diri dengan berbagai media sosial, termasuk youtube, sedangkan kalau facebook, instagram sudah lama bermedsos.

Dengan youtubelah saya membuat banyak content-content agama sebagai penghibur diri dan agar orang tau bahwa saya masih hidup dan semoga menjadi amal jariyah kelak ketika kembali kepada Allah.

Facebook dan Instagram juga menjadi media silaturrahmi bagi saya ketika langkah tidak bisa digerakkan kemana-mana,  juga dengan facebook saya dapat berkreasi kemana pun walau hanya lewat pandangan.

Postingan-postingan sahabat medsos tentang makan bersama keluarga dan kolega, tempat-tempat rekreasi yang baru atau lama yang diposting teman-teman saya nikmati seolah saya juga hadir disitu.

Walau hanya lewat pandangan saya dapat merasakan apa yang mereka rasakan disana, mandi, bersenda, pokoknya bahagia dech....inilah salah satu manfaat media sosial.

Cuma sedihnya hanyalah ketika mengingat keluarga, istri dan anak.

Sudah hampir 2 tahun tidak pernah lagi pergi bersama keluarga, berboncengan dengan anak istri, rekreasi bersama anak istri, kami nafsi-nafsi 😭😭😭😭

Istri kemana-mana sendiri dan hanya ditemani anak-anak dan tentunya tidak pernah kemana-mana, hanya pesantren dan rumah mamaknya. 😭😭😭😭😭

Dalam hati kecil, ingin rasanya seperti dulu, bersama anak dan istri kemana pun, walau hanya sebatas mandi di laut.

Inilah yang membuat saya sedih, kadang malamnya hanya bisa manangis sambir curhat dalam lantunan doa kepada Allah Swt.

Semoga 2020 ini merupakan tahun terakhir dalam keadaan sakit dan semoga Allah masih menghendaki kesembuhan kepada hamba.

الهى انت مقصودى ورضاك مطلوبى اعطينى محبتك و معرفتك

Ttd. Joel Buloh
(Zulkifli,S.Pd.I,M.Pd)

0 komentar:

Post a Comment